Kehadiran sosok wanita cantik yang memasuki sebuah rumah mewah, tiba-tiba berubah menjadi teror yang sangat mengerikan bagi penghuninya dan beberapa pria yang tiba-tiba saja mati mengenaskan.
Sosok wanita cantik itu datang dengan membawa dendam kesumat pada pria tampan yang menghuni rumah mewah tersebut.
Siapakah sosok tersebut, ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Huru -Hara
Jojo mengemasi barang dagangan pemilik warung bakso. Meskipun tugasnya hanya mencuci piring, tetapi ia tidak berat tenaga, dan hal itu membuat pemilik warung sangat senang dengan sikap sang remaja.
Sudah beberapa hari ia tidak ikut kumpul lagi dipos ronda bersama rekan-rekannya, sebab mendapatkan pekerjaan dari kang bakso.
Hari sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan ia berpamitan pulang.
Dua bungkus bakso menjadi hadiah untuknya karena sikap remaja laki-laki yang sangat giat dalam bekerja.
Ia sangat girang hari ini. Sebab menjual hasil rongsokan dengan cukup lumayan, dan kini mendapat hadiah bakso pula, sungguh lengkap kebahagiaannya.
Wajah sang adik dan juga ibundanya sudah terbayang akan menyambutnya dengan sangat senang, itupun jika belum tertidur.
Jojo mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan yang cukup sedang, sebab jalanan berbatu. Peristiwa tentang kematian Darto tiba-tiba hadir dibenaknya, dan membuat ia sedikit menciut saat melintasi jalanan yang sepi tanpa rumah penduduk.
Ditempat berbeda, Sutini masih terjaga, meskipun sudah larut malam. Sedangkan Mahardika belum kembali pulang, ia mengatakan ada urusan diluar kota dan ia yang mengalami stroke hanya ditinggalkan berdua bersama wanita asing yang tidak jelas tersebut.
Sesaat ia merasakan suhu diruang kamarnya sangat panas dan hal itu membuat ia merasa gerah. Ingin rasanya ia memanggil Dayanti untuk menambah suhu pendingin ruangan, namun ia sendiri tidak tahu dimana harus menghubungi wanita tersebut, sebab untuk menggerakkan tangannya saja ia tak mampu.
Perlahan ia merasa mengantuk, meskipun keringat membasahi tubuhnya. Dalam mempertahankan kantuknya, ia melihat dengan samar seseorang yang berwujud lain dengan kedua mata menghitam dibagian manik dan juga bagian putihnya dengan sorot tajam dan mengerikan.
Sosok itu perlahan menghampiri Sutini yang terlihat sangat sulit untuk berteriak sebab lidahnya juga keluh.
Dalam hitungan detik, sosok itu melakukan penyatuan tubuh dan masuk kedalam raga Sutini yang mengalami stroke tersebut.
Seketika wanita membeliakkan kedua matanya, lalu beranjak bangkit dari ranjangnya dan keluar dar8 kamar serta menapaki anak tangga seperti tanpa masalah.
Ia terus berjalan menuju pintu depan, lalu keluar dari rumah, dan membuka pintu pagar tanpa disadari oleh security yang sedang berjaga.
Wanita berambut sebahu itu terus berjalan dan tidak menyadari apa yang sedang dilakukannya.
Sutini masih menggunakan pakaian tidur berbahan satin yang pastinya berupa pakaian dinas.
Langkahnya terlihat begitu ringan untuk menuju seseorang yang diinginkannya malam ini.
Suasana malam yang sepi karena orang-orang sudah terbuai dalam mimpinya masing-masing dan tidak menyadari jika ada seorang wanita yang berjalan seorang diri.
Saat berada disebuah perempatan, Sosok Sutini yang berjalan tanpa menoleh kearah manapun, membuat Jojo yang sedang melaju terpaksa mengerem mendadak.
"Astaghfirullah!" bocah itu beristighfar seketika saat ia hampir saja membuat seseorang celaka. Namun itu bukan salahnya, sebab wanita itu yang menyeberang jalan tanpa melihat kanan dan kiri dahulu.
Wanita bernama Sutini dengan wajah pucat itu menoleh ke arah Jojo, lalu melanjutkan perjalanannya.
Seketika Jojo tercengang, sebab merasa bingung mengapa wanita itu berjalan seorang diri ditengah malam dengan pakaian dinas yang seharuanya tidak dipakai.
Suti menuju arah Utara dan terus berjalan hingga menghilang dikegelapan malam.
Jojo mengusap kedua matanya, mencoba melihat kembali istri muda juragan Mahardika yang tadi dengan jelas ia lihat.
Ia tak lagi menemukan wanita itu, dan semakin bingung mengapa secepat itu pergi.
Bocah itu menggelengkan kepalanya. Tentu saja ia merasa bingung dengan apa yang sedang dialaminya.
Ia kembali melanjutkan perjalanannya, meskipun rasa penasaran masih bergelayut didalam benaknya, mengapa wanita itu berjalan ditengah malam.
*****
Sebuah rumah yang terbilang cukup besar dan berada dibagian tengah karena ini khusus bagian manager perkebunan yang memiliki jabatan tinggi.
Wanita itu terus berjalan dan saat tiba didepan pintu rumah yang sudah terkunci, ia mengetuknya dengan sangat lembut, bahkan tidak perduli pria yang ia tuju sat ini tidur bersama sang istri.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar suara ketukan yang begitu nyaring. Pria yang sudah berada dialam mimpi itu tersentak bangun saat mendengar ketukan yang tak biasa.
Karena rasa penasaran. Ia beranjak dari ranjangnya dan menuju pintu depan rumah.
Rumah permanen dengan gaya bangunan kuno yang berdiri kokoh itu menjadi tempat berteduhnya selama beberapa tabun ini.
Bahkan ia memiliki jabatan yang cukup bagus dalam karirnya.
Pria berusia empat puluh lima tahun itu membuka pintu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat sosok wanita cantik dan ia tidak pernah melihatnya hadir didepannya.
Purnomo, ya. Pria itu bernama Purnomo dan terkesiap memandang wanita cantik itu dengan tak berkedip.
"Maaf, sedang cari siapa ya, Mbak?" tanya pria itu dengan tatapan yang genit.
Sungguh ia tak memungkiri jika wanita dihadapannya begitu sangat cantik.
"Saya tersesat, Kang. Boleh menumpang?" sahutnya dengan nada manja.
Seketika Purnomo terkesiap. Bagaimana mungkin ia harus tega membiarkan wanita cantik itu sendirian diluaran.
Pria itu mengikuti naluri kelakiannya untuk gerak cepat menyelematkan sang wanita dari dinginnya malam.
"Oh, Masuklah," pria itu memberi jalan masuk dengan tatapan yang memindsi seluruh tubuh sang wanita. Purnomo segera menutup pintu.
Pria itu tiba-tiba merasakan hasrat yang tidak tertahankan saat sang wanita melintasinya dengan aroma Mawar yang dapat membangkitkan geloranya.
Tanpa canggung, ia mendekap wanita itu dari arah belakang, mencumbunya tanpa ampun, lalu menariknya ke sofa, lalu membaringkannya dengan paksa.
Ia melepaskan pakaian sang wanita, lalu mencumbunya dengan liar.
Seolah sedang kerasukan, ia memacu pergerakannya, dan saat sang pria sedang menuju puncaknya, wanita itu tersenyum menyeringai dengan memperlihatkan wajahnya yang memucat dan membuat Purnomo tersentak kaget.
"Hah, D-Dayanti!" pekiknya dengan tertahan saat melihat wajah wanita yang memperlihatkan wajahnya dengan gigi tarinya.
Tak hanya disitu, wajah itu berubah menjadi Sutini, lalu berubah kembali menjadi wanita lain dan kembali lagi menjadi Dayanti.
Purnomo berusaha mencabut senjatanya yang sudah tertanam diliang milik Sutini, namun tidak dapat dilepas, sebab lengket seperti ada perekatnya.
"Hah!" pria itu berusaha mencabutnya, namun tak juga terlepas. Hingga sosok wanita itu mengangkat kedua tangannya yang dipenuhi kuku meruncing dan membuat ia tersentak kaget ketika kedua tangan sang wanita merobek wajah pria tersebut dan hal yang paling mengerikan lagi, ia mencongkel mata sang pria hingga terlepas.
Pria itu berteriak, namun suaranya hanya teratahan ditenggorokan, hingga membuatnya merasakan sakit yang sangat luar biasa.
Wanita itu seolah tak puas dengan penderitaan korbannya. Ia memasukkan tangannya kedalam mulut sang pria hingga menembus kejantung, lalu menariknya keluar dengan paksa, hingga membuat kedua mata Purnomo membeliak menahan rasa sakit, hingga nyawanya pergi meninggalkan jasadnya.