Yan Chen yang unik, memiliki roh Wajan dan di putuskan tunangan, tapi siapa yang menyangka ia bukan pemuda biasa.
dari wajah lucu dan sering bersikap bodoh, mencuri perhatian, memiliki rasa yang besar di dalamnya.
dengan itu, satu persatu perubahan mengejutkan semua orang dan pandangan tentangnya semakin baik dan lebih baik.
saya berharap bisa konsisten menulisnya.
selamat membaca, jangan lupa Like, komentar dan favoritnya, supaya penulis tahu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Made Budiarsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengejaran
Para ketua yang menonton juga terkejut.
Itu terus bertambah. Dua ratus, tiga ratus dan berhenti di lima ratusan.
“L-lima ratusan hewan buas! Ba-bagaimana mungkin!!”
Semua orang tercengang dan jika bisa, kepala mereka seperti meledak. Ini sebuah sejarah, seseorang dapat membunuh hewan buas begitu banyaknya dan tidak ada orang jenius yang dapat melakukannya. Jika Tang Mei jenius, maka Yan Chen di sebut dewa jenius, dan bahkan itu dilakukan dalam satu hari!
Jumlah hewan buas di lapisan pertama berjumlah tidak lebih dari seribu dan Yan Chen menghabiskan setengahnya, itu bukan sesuatu yang mudah dan membuat para ketua kaget seperti leher mereka tercekik, dan di saat bersamaan juga marah. Hewan-hewan itu jelas peliharaan Sekte dan sekarang setengahnya sudah habis. Dan mereka juga tidak menyangka setengahnya dapat di bunuh oleh orang yang berada di puncak alam dasar.
“Bocah ini benar-benar keterlaluan!!”
Mengepalkan tangannya dan urat-urat nadinya terlihat, ketua pertama berusaha menahan amarahnya. Kemudian melanjutkan, “Dia pasti menggunakan racun atau cara curang untuk melakukannya. Saat dia kembali aku akan menghukumnya.”
Ketua kedua tertawa kemudian menghela nafas. “Ais, bocah ini benar-benar mengejutkan. Siapa yang menyangka orang yang mencetak sejarah memiliki roh wajan?”
Ketua ke-tiga mengerut keningnya beberapa saat kemudian berkata serius, “Dia ahli racun atau sejenisnya. Tidak mungkin orang sepertinya dapat mengalahkan begitu banyak hewan buas dalam sekejap mata. Dia pasti curang, seharusnya kita tidak membiarkan membawa obat-obatan dalam ujian ini.”
“Alkemis, ini keuntungan alkimia. Hahaha, benar-benar bocah kurang ngajar.”
Tidak lama kemudian awan-awan hitam muncul di langit dan petir menggelegar.
Ketika itu semua orang memandang ke Langit.
Tiba-tiba muncul celah lebar sepanjang dua meter.
Dari sana terlihat ribuan bintang-bintang yang bercahaya. Di dalamnya seperti luar angkasa yang indah.
Seorang pria paru baya muncul dengan ekspresi tegas. Wajahnya meski terlihat pucat, itu mampu memberikan kesan yang sangat kuat dan misterius. Aura yang di pancarkannya kuat dan di penuhi keilahian. Ia seperti dewa dan orang-orang dapat tunduk kepadanya.
Mengenakan jubah hitam melengkapi penampilannya.
Ia memperhatikan peta beberapa saat.
Itu tidak lain ketua agung sekte daun jatuh!!
Semua orang yang melihatnya merasa takut, kagum dan juga menghormatinya.
“Hormat ketua agung.”
Semua orang secara serempak menunduk kepalanya dan memberi hormat.
Di Sekte, selain Grand master Chen, ketua agung yang telah mencapai alam Surgawi. Kemampuannya dapat mengguncang semesta dan keahlian alkimianya berada pada sepuluh tingkat orang besar di benua.
Ia terkenal dan dikagumi banyak orang.
Ketua agung tidak sering muncul. Ia berkultivasi tertutup dan rumor mengatakan ia akan segera mencapai alam dewa kemudian menjadi dewa itu sendiri, seperti Grand master Chen.
Dengan menjadi dewa, orang-orang bisa mencapai alam ilahi dan melihat dunia yang lebih besar.
Tidak ada kemarahan di wajah Ketua agung.
“Aku secara pribadi memilihnya dalam kompetisi di sekte cahaya langit.”
Tanpa berkata apa-apa lagi, ia menghilang dalam celah.
Semua orang tentu saja mempertanyakannya. Walaupun Yan Chen bisa membunuh lebih banyak hewan buas, itu tidak lain karena ramuan dan semua orang memiliki pemikiran yang sama. Kualifikasi apa yang dimilikinya bisa mewakili sekte dalam kompetisi?
Tetapi tidak ada yang berani menentang keputusan Ketua agung.
Jika berani, dalam jentiknya, orang-orang bisa menjadi abu.
Kebingungan pecah di antara semuanya. Long Yan yang ada di sana mengerutkan keningnya dan ekspresinya buruk. Ia mengepalkan tangannya erat-erat. Kualifikasi apa? Di bandingkan Roh wajan itu, Roh senjatanya jauh lebih kuat dan kualitasnya sedang. Ia seharusnya lebih layak mendapatkannya atau Tang Mei, setidaknya Qiao San yang lebih baik, mengapa Yan Chen?
******
Sementara itu, ledakan-ledakan hewan buas menciptakan kabut besar di hutan dan itu menarik perhatian semua orang untuk mendekat.
Asap-asap itu seperti asap kebakaran yang tanpa api.
Tidak lama kemudian ratusan cahaya bermunculan dan melayang-layang.
Yan Chen mengumpulkannya dan di telapak tangannya di penuhi kristal-kristal hewan buas yang bercahaya putih.
Ketika itu, ia merasa kehadiran seseorang dan menoleh.
Sebuah pedang melesat. Yan Chen melompat mundur.
Ketika ia melihat ke atas, Qiao San muncul. Ia mendengus dan menarik kembali pedangnya. Wajahnya di penuhi ketidak sukaan.
“Serahkan kristal itu! Kau curang, aku harus mengadilimu.”
Yan Chen mendengus. “Kau hanya menginginkannya. Jika kamu memiliki kekuatan, ambil saja!”
Qiao San mengertakkan giginya. Ia melesat mengayunkan pedangnya dan Yan Chen mengeluarkan wajannya. Ledakan besar terjadi ketika kedua senjata mereka berbenturan.
Kemudian Yan Chen melesat mundur dan darah keluar dari bibirnya.
Pedang dengan kualitas tinggi benar-benar sangat baik dan sekarang dengan dipadukan dengan teknik yang tepat, membuatnya semakin kuat.
Yan Chen sekarang hanya menggunakan satu tangannya dan dalam keadaan tidak siap. Ia dapat dikalahkan. Menyimpan kristal-kristalnya ia lalu memperhatikan Qiao San. Mempersiapkan salah satu pilnya.
Qiao San mendengus. Ia berseru dan mengeluarkan bilah-bilah pedang.
Bilah-bilah itu panjangnya dua meter melayang di udara dengan berpencar. Jika orang-orang awan yang melihatnya, jantung mereka akan terpacu sangat kuat dan merasa sesuatu antara hidup dan mati. Seluruhnya melesat dengan kecepatan tinggi dan suara nyaring seperti pedang yang di ayunkan.
“Berhenti!!”
Suara nyaring dan indah bergema. Yan Chen dan Qiao San terkejut.
Tiba-tiba bilah-bilah yang menuju Yan Chen melebur.
Sosok indah kemudian muncul di depan Yan Chen dengan pedang putihnya yang berkilauan.
Gaun merah kekuningannya menutupi seluruh tubuhnya yang indah. Kedua kakinya ada sepatu merah yang runcing dan elegan. Ia tidak gendut, juga tidak kurus. Buah dada sedikit besar yang membuatnya indah, sementara pinggangnya yang ramping menambah kecantikannya.
Di lehernya ada kalung perak yang bercahaya. Ada lambang bunga di ujungnya, menghiasi kulitnya yang tanpa celah, juga noda. Lembut, jenjang dan halus. Wajahnya oval dan bahkan lebih baik. Rambutnya di luruskan dan ada anyaman kecil yang melingkar di belakang rambutnya.
Di ujung kanannya ada bunga mawar merah segar yang sepertinya baru di petik.
Meski ia sedikit cemberut dan marah, kecantikannya tidak terbendung.
“Tang Mei, ini bukan urusanmu!” Seru Qiao San marah.
“Aku tidak peduli,” katakan acuh kemudian melirik ke belakang. “Aku tidak menolongmu karena keinginanku, tapi karena kebaikanmu. Sekarang pergilah!”
Yan Chen senang dan sedikit tersenyum. Ia mengeluarkan pedang terbangnya dan melesat ke langit. Ketika itu Tang Mei dan Qiao San terkejut. Yan Chen memiliki pedang terbang! Itu bukan sesuatu yang unik, tapi kecepatannya dan bagaimana ia mengendarainya, itu membuat mereka tercengang.
Kemudian Qiao San memegang pedangnya erat-erat. Ia mengambil ancang-ancang dan melesat ke depan.
Ledakan demi ledakan. Angin bertiup, suara pedang beradu dan pepohonan tumbang. Mereka bergerak cepat, mematikan dan tanpa belas kasihan.
