NovelToon NovelToon
Di Nikahi Mafia Pilihan Adikku

Di Nikahi Mafia Pilihan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Raina cantika gadis berusia 23 tahun harus menerima kenyataan jika adiknya sebelum meninggal telah memilihkannya seorang calon suami.
Namun tanpa Raina ketahui jika calon suaminya itu adalah seorang mafia yang pernah di tolong oleh adiknya.
Akankah Raina menerima laki-laki itu untuk menjadi suaminya?
Apakah Raina dapat bahagia bersama laki-laki yang tidak dia kenal?
Ikuti kisah mereka selanjutnya, ya!
Jangan lupa untuk follow, like dan komentarnya!
Terima kasih 🙏 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Datang ke kantor arsenio 2

Raina membulatkan mata, ketika mendengar perintah arsenio. dia memastikan, jika dirinya tidak salah dengar.

"Kenapa kamu diam? Duduklah." titah arsenio dingin.

Arsenio merutuki dirinya sendiri, karena sudah mengucapkan hal yang dapat membuat raina salah paham.

Raina masuk ke dalam ruangan arsenio. dia duduk di sofa, dan menyimpan kotak makannya di atas meja.

Arsenio mengikuti langkah Raina, dan duduk di kursi yang berseberangan. dia tidak langsung memakan makanannya, melainkan malah bekerja dengan laptopnya.

Raina mendesah kesal, melihat sikap arsenio. dia pun membuka kotak makannya dan beranjak dari duduknya, untuk menghampiri arsenio.

Arsenio yang menatap fokus laptopnya mengalihkan tatapannya, pada Raina. dia pun menatap Raina, yang kini duduk di sampingnya.

"Mau apa kamu?" tanya arsenio dingin.

"Aku mengantarkan makanan ini, untuk kamu makan! Jadi makanlah." jawab raina tegas.

Arsenio tersenyum sinis, mendengar jawab Raina. untuk pertama kalinya, ada seseorang yang berani bersikap seperti itu kepadanya. sebab sikap Raina, mengingatkan arsenio pada kakeknya.

Raina menggeram kesal, sebab arsenio hanya diam saja. dia kesal melihat suaminya, yang malah melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Buka mulut mu." titah Raina, tegas.

Arsenio menatap tajam Raina, yang menyodorkan sendok berisi makanan. dia sama sekali tidak berniat, untuk makan saat ini.

Raina yang terlanjur kesal pun, mendekati arsenio dan mencengkram rahangnya.

"A..." ucap Raina, memberi instruksi pada arsenio, supaya membuka mulutnya.

Arsenio seketika tersentak, mendapatkan perlakuan dari Raina. reflek arsenio pun, membuka mulutnya dan menerima suapan dari Raina.

Raina menatap arsenio, yang belum juga mengunyah makanannya. tanpa sengaja tatapan mereka pun bertemu, dengan jarak yang begitu dekat.

Seketika suasana di antara mereka menjadi canggung. arsenio yang sedikit salah tingkah, langsung mengunyah makanannya dan segera mengalihkan pandangannya.

Hal sama pun di rasakan oleh Raina. entah kenapa, dia tiba-tiba saja berani bersikap pada arsenio seperti itu.

Raina memalingkan wajahnya dan merutuki dirinya sendiri.

Suasana di antara mereka, menjadi sepi. Raina dan arsenio kini saling diam, tanpa sepatah kata pun.

"Maaf, aku sudah lancang pada, mu." Raina yang tidak tahan dengan keadaan seperti itu, segera membuka suaranya. dia berharap, arsenio tidak marah kepadanya.

"Berikan makanan itu pada, ku. Aku bisa sendiri!" balas arsenio, dengan nada datarnya.

Raina menatap arsenio, yang tampak marah. dia pun segera memberikan wadah bekal, yang sedang di pegangnya.

"Kembali ke tempat duduk, mu! Dan jangan bicara apapun, selama aku makan!" papar arsenio, memberikan peringatan.

Raina yang mengerti pun, mengangguk pelan. dia pun kembali ke sofanya, untuk menunggu arsenio menyelesaikan makannya.

Raina yang duduk berhadapan dengan arsenio, sesekali melihat ke arah arsenio yang sedang makan dengan begitu tenang. dipikir-pikir, arsenio terlihat sangat tampan dan juga berwibawa jika dalam keadaan tenang seperti ini.

"Jangan melihat ku seperti itu? Apa kamu tidak pernah, melihat orang sedang makan?"

"Uhuk... Uhuk...!" Seketika Raina tersedak, ketika tiba-tiba saja arsenio menegurnya. dia berusaha untuk tenang, supaya arsenio tidak merasa percaya diri. "Apa maksud mu?" tanya Raina.

Arsenio tersenyum miring. dia tidak menjawab pertanyaan Raina, dan memilih segera menghabiskan makanannya.

Raina menghela nafas kasar. dia benar-benar sudah terciduk, oleh suaminya sendiri. kini dia pun harus menahan rasa malu, di depan arsenio.

Di saat suasana kembali canggung, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Arsenio yang baru saja selesai dengan sarapannya, berseru pada orang di luar ruangannya untuk masuk.

"Maaf arsen, kita harus segera pergi. Klien sudah menunggu, di tempat biasa." Morgan masuk menghampiri arsenio, dan memberitahu maksud kedatangannya.

Arsenio melirik sekilas pada Raina, yang sedang memperhatikannya dengan Morgan. dia pun beranjak dari duduknya.

"Sarapan ku sudah, selesai. Sebaiknya, kamu segera pulang." ucapnya dingin.

Raina mengangguk pelan. "Baiklah." balasnya singkat.

Raina pun membereskan semuanya. setelah itu, dia pun pamit pergi pada arsenio dan juga Morgan.

Setelah Raina pergi ke luar. kini di ruangan itu hanya tinggal, arsenio dan juga Morgan.

Morgan tersenyum tipis, sambil menatap sekilas pada arsenio. "Sepertinya Raina, sangat perhatian sekali pada mu, arsen. Sampai-sampai dia rela, membawakan sarapan untuk mu, ke sini."

Arsenio menatap tajam Morgan, yang terang-terangan membicarakan sikap Raina kepadanya. hal itu pun membuat arsenio merasa tidak nyaman, dengan perkataan Morgan yang di tunjukkan kepadanya.

" Apa kamu, sudah bosan hidup?" tanya arsenio dingin.

Morgan seketika terdiam, mendengar perkataan arsenio. jika sudah melihat aura arsenio seperti itu, dia pun tidak berani lagi bercanda.

"Maaf arsen. Aku hanya bercanda saja."

Arsenio tidak membalas ucapan Morgan. dia segera bersiap, untuk pergi menemui kliennya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Maaf ya pak, jadi harus menunggu lama. Kita pulang sekarang." ucap Raina, saat masuk ke dalam mobil.

" Tidak apa-apa nona. Saya mengerti." balas sopir tersenyum.

Raina mengernyitkan dahi. "Memangnya, bapak mengerti apa?" tanyanya bingung.

Supir paruh baya itu, tersenyum kikuk. dia pikir Raina, akan peka dengan ucapannya.

"Tidak nona, saya hanya asal ucap saja."

Raina mengangguk pelan. dia tidak lagi, mempermasalahkan perkataan supir itu.

Mobil yang di tumpangi Raina, melaju meninggalkan halaman kantor arsenio. Tanpa Raina sadari, jika sejak tadi ada seseorang yang mengikutinya. dan dia tidak lain, adalah orang suruhannya fero.

"Nona, sepertinya ada yang mengikuti kita." ucap supir, menatap mobil asing yang memang sejak tadi mengikuti mereka.

Raina menatap supir. "Siapa, pak?" tanyanya heran.

"Saya kurang tahu Nona. Tapi saya baru menyadari, jika mobil itu dari awal kita pergi terlihat mengikuti kita."

Raina seketika sangat cemas. dia pun melihat ke arah belakang, yang memang terdapat sebuah mobil sedang mengikutinya.

"Apa jangan-jangan itu, tuan fero?" gumam Raina gusar.

Raina berusaha untuk tenang. dia pun, mencoba berpikir positif saja. siapa tahu, mobil itu memang kebetulan bertujuan sama dengannya.

Ckiiit...!

Mobil yang ditumpangi Raina, seketika berhenti mendadak. saat supirnya tidak sengaja hampir menabrak, seorang nenek-nenek.

"Ada apa, pak?" tanya Raina, mengusap dahinya yang terbentur ke kursi.

"Maaf Nona, atas kelalaian saya. Hampir saja, saya menabrak seorang nenek-nenek." jawab supir, penuh penyesalan.

Raina pun terkejut, dengan pengakuan sang supir. dia pun beranjak dari duduknya, dan segera keluar dari mobil untuk memastikan keadaan nenek itu.

"Nona jangan keluar! Biar saya saja, yang melihat keadaannya." Supir yang khawatir akan keselamatan Raina pun, sedikit berteriak untuk melarangnya keluar dari mobil.

Namun sayang, Raina sudah terlanjur keluar dari mobil dan mencoba menolong nenek itu.

Sopir pun tak tinggal diam. dia langsung ikut turun, dan menghampirinya.

"Nenek tidak apa-apa?" Raina mendekati nenek, yang terduduk di jalanan aspal.

Nenek itu pun tersenyum tipis. "Nenek tidak apa-apa, nak. Bisa tolong, bantu nenek berdiri?"

Raina mengangguk dan tersenyum. dia pun segera menolong nenek itu.

"Nek, maafkan kelalaian saya. Apa nenek terluka?" Supir pun ikut membantu nenek, yang mencoba untuk berdiri.

Nenek menghela nafas kasar. "Aku tidak apa-apa. Lain kali, berhati-hatilah saat berkendara." jawabnya tegas.

Sopir pun mengangguk pelan. "Baik nek. sekali lagi maafkan saya."

Nenek itu pun akhirnya, memaafkan sang sopir. dia pun pamit pergi pada Raina.

"Apa perlu aku antar, nek?" tanya Raina, yang tidak tega saat melihat nenek itu harus pulang sendirian.

Nenek tersenyum tipis. "Tidak perlu nak. nenek bisa pulang sendiri."

Raina pun tidak bisa memaksakan keinginannya. dia pun membiarkan nenek, untuk pulang sendirian.

Setelah memastikan kepergian nenek. Raina pun memutuskan untuk, kembali masuk ke dalam mobil. namun seketika Raina menghentikan langkahnya, saat tiba-tiba ada seseorang yang menodongkan senjata, ke arah punggungnya.

"Ikut dengan ku! Jika kamu berani melawan, maka saat ini juga kamu akan m4t!."

1
Putri Hardhita Kasih
lanjut,,,,
PengGeng EN SifHa
es balok mulai mencair
Lestari End
kereeen
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
wah wah siapa tu fero kah...
PengGeng EN SifHa
sangat rapi dalam setiap baitnya & mudah untuk dicerna
PengGeng EN SifHa
cerita yang sangat bagus & tertata rapi dalam setiap baitnya...lanjut thooooorrrr...selamat berpuasa🙏
mommy jay: Terima kasih atas supportnya 🙏💕.
total 1 replies
Indah Darma Indah
lanjut
PengGeng EN SifHa
lanjut thooooorrrr
PengGeng EN SifHa
lanjuuut thoooorrrr✊️✊️✊️
Uswatun Kasanah
lanjut Thor
Rosa Lina
tdk up sdh kha ni
Rosa Lina
mana sdh kelanjutan nya kka
Indah Darma Indah
lanjut
PengGeng EN SifHa
BENER² SI ADRENALIN. MAUJADI SI SARAS 008 KALI YA...BERGELANTUNGAN
Indah Darma Indah
lanjut
PengGeng EN SifHa
cerita yang ku tunggu tentang MAFIA💞
hai
baru mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!