Raina cantika gadis berusia 23 tahun harus menerima kenyataan jika adiknya sebelum meninggal telah memilihkannya seorang calon suami.
Namun tanpa Raina ketahui jika calon suaminya itu adalah seorang mafia yang pernah di tolong oleh adiknya.
Akankah Raina menerima laki-laki itu untuk menjadi suaminya?
Apakah Raina dapat bahagia bersama laki-laki yang tidak dia kenal?
Ikuti kisah mereka selanjutnya, ya!
Jangan lupa untuk follow, like dan komentarnya!
Terima kasih 🙏 💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Pertemuan Fero dan Andreas
Di kediaman Fero...
"Apa kamu sudah menemui mereka semalam, Lucas?" Fero duduk di kursi kebesarannya, dengan menatap tajam ke arah Lucas yang berdiri menghadap, ke arahnya.
Lucas mengangguk pelan. "Sudah tuan. Dan mereka meminta bantuan kita, untuk melenyapkan seseorang." jawabnya tegas.
Fero tersenyum miring. "Siapa, yang ingin mereka habisi?"
"Di dalam amplop ini, ada foto target kita. Dan Tuan Andreas meminta kita, untuk segera melenyapkan target kita secepatnya." jawab Lucas lagi, sambil memberikan amplop cokelat berukuran sedang.
Fero pun mengambilnya. "Apa alasan mereka, ingin melenyapkannya?" tanyanya, sambil membuka amplop itu.
"Tentang harta warisan. Mereka sedang saling memperebutkan harta peninggalan, orang tuanya. Dan yang saling memperebutkan, tidak lain adalah Tuan Andreas dan anaknya." papar Lucas memberitahu.
Fero tersenyum miring. dia tidak menyangka, jika saat ini masih ada seorang ayah dan anak saling memperebutkan harta.
Fero pun segera membuka amplop itu, dan melihat foto yang kini sedang dia pegang.
"Raina...!" pekik Fero terkejut.
Fero pun kini menatap Lucas, dan meminta penjelasan tentang hal ini.
"Siapa sebenarnya mereka? Kenapa mereka ingin melenyapkan, Raina?" tanya fero, dengan perasaan marah.
Lucas yang baru tahu tentang target kliennya pun, ikut terkejut. sebab semalam Andreas tidak membicarakan hal itu. bahkan Andreas meminta Lucas, untuk memberikan foto Raina langsung pada fero.
"Maaf tuan. Semalam Tuan Andreas, tidak memberitahu jika targetnya adalah nona Raina. Dan dia hanya bilang, jika data-data targetnya ada di amplop itu."
Fero kembali melihat isi amplop itu. dia pun menemukan selembar kertas, yang berisikan data-data tentang Raina.
"Raina... Arsenio...? Sejak kapan, mereka menikah? Ini tidak mungkin!"
Fero dengan kasar, melemparkan kertas itu. dia terlihat syok, jika ternyata Raina adalah istri dari Arsenio.
Lucas yang penasaran pun, melihat kertas itu. dia juga ikut terkejut saat mengetahui, jika wanita yang di cintai tuannya itu telah menjadi istri dari Arsenio.
"Ini tidak mungkin! Aku yakin, semua ini pasti salah!" ucap fero frustasi.
Lucas segera menghampiri Fero. "Tenang lah, Tuan. Sebaiknya kita atur pertemuan kembali, dengan Tuan Andreas. Dengan begitu, kita bisa mencari tahu yang sebenarnya." ujarnya menenangkan.
Fero yang marah pun, seketika terdiam. dia pun akhirnya menyetujui, ucapan Lucas.
"Baiklah, sekarang juga atur waktu pertemuan ku dengan, dia. Aku ingin memastikan, jika semua ini salah." balas fero, tegas
Lucas mengangguk paham. dia segera mengatur waktu pertemuan Fero, dengan Andreas.
"Jika semua ini benar. Maka bersiaplah, Arsenio! Aku akan menghancurkan, mu!" ucap fero penuh penekanan.
Fero sedikit menyesal, karena tidak menemui Tuan Andreas pada kemarin malam. sebab dia merasa, jika kliennya itu tidak penting baginya.
Namun kini, Fero dapat sedikit mengetahui tentang alasan Raina yang tinggal di rumah, Arsenio.
"Aku akan membawa mu kembali ke rumah ini, Raina. Kamu hanya milik ku... dan akan selalu menjadi, milik ku!" gumam Fero, penuh penekanan.
(Di Restoran)
Terlihat Andreas dan Joana, sedang menunggu kedatangan Fero. mereka terlihat tidak sabar, untuk bertemu dengan orang yang akan melenyapkan Raina.
"Selamat pagi, Tuan Andreas." Fero yang baru saja datang, terlihat menyapa dengan nada dinginnya.
Andreas segera berdiri dan memasang senyuman. dia pun sedikit terkejut, dengan penampilan Fero yang memakai sebelah penutup mata.
"Selamat pagi Tuan.... "
"Fero." sambung Fero, dengan nada dingin.
Andreas tersenyum tipis, melihat sikap dingin Fero. seketika dia teringat pada Arsenio, yang selalu bersikap seperti itu kepadanya.
"Silahkan duduk, Tuan fero." ucap Andreas, mempersilahkan fero untuk duduk di kursi, yang sudah di sediakan.
Fero pun duduk dan menatap tajam Andreas.
"Apa, hubungan Anda dengan Raina?"
Andreas yang baru saja mendudukkan bokongnya, seketika terdiam. dia menatap Fero, dengan penuh kebingungan.
"Tuan Fero, bisakah kita menikmati minuman ini dulu. Nanti akan saya beritahu tentang hubungan ku, dengan perempuan itu." balas Andreas, yang terlihat malas saat mendengar pertanyaan Fero.
Fero mengeraskan rahangnya. dia pun menatap tajam Andreas, yang tersenyum kepadanya.
Fero pun mau tidak mau, menuruti perkataan Andreas. kini dia duduk saling berhadapan dengan Andreas juga Joana.,
Mereka pun menikmati minuman, yang sudah di pesankan oleh Andreas. setelah itu, perbincangan di antara mereka pun di mulai.
"Aku ingin anda melenyapkan wanita yang bernama, Raina. Dia adalah penghalang bagi ku, untuk mendapatkan harta warisan peninggalan, ayah ku." ucap Andreas, membuka suara.
Fero pun mendengarkan penjelasan Andreas, tanpa ingin menyelanya. meskipun sebenarnya di dalam hati, Fero merasa kesal dan marah.
"Orang tua ku, memberikan hampir semua hartanya pada putra ku, Arsenio. Namun itu pun dengan syarat, Arsenio harus menikah dan juga mempunyai seorang keturunan. Dan aku sebagai pewaris satu-satunya, tidak terima dengan keputusan orang tua, ku. Sehingga aku meminta mu, untuk segera melenyapkan perempuan itu." sambung Andreas kembali.
Fero mengepalkan tangan. dia benar-benar marah, mendengar kenyataan tentang Raina. dia pun beranggapan, jika Raina hanya di jadikan alat oleh Arsenio untuk mendapatkan apa yang kini sedang diperebutkan nya.
"Apa anda tahu, kapan mereka menikah, Tuan Andreas?" tanya Fero, dengan nada dingin.
Andreas menggeleng pelan. "Tidak. Bahkan Arsenio tidak memberitahu ku, tentang pernikahannya. Tapi aku yakin, jika mereka sedang bersandiwara untuk memenuhi syarat itu." ujarnya memberitahu.
Fero terdiam. dia pun terlihat sedang berpikir, mengenai hubungan Arsenio dan Raina. setidaknya dari cerita Andreas, ada kesempatan baginya untuk merebut kembali, Raina.
"Baiklah. Aku akan segera, melenyapkan perempuan itu. Tapi aku meminta bantuan mu, untuk memancingnya keluar dari rumah, Arsenio." balas Fero, dingin.
"Tenang saja Tuan Fero, untuk hal itu kami berdua akan mengurusnya. Aku akan meminta Raina, untuk menemui kami berdua." Joana yang sejak tadi terdiam, kini membuka suaranya. dia benar-benar tidak sabar, melihat kehancuran Arsenio dan juga Raina.
Andreas yang berada di samping Joana, mengangguk setuju. dia sangat mendukung ucapan istrinya itu.
Fero tersenyum sinis, melihat kekompakan suami istri di depannya itu. dia pun ikut mengangguk, sebagai persetujuannya.
Andreas dan Joana tersenyum penuh arti. mereka pun sama-sama tidak sabar, untuk melihat Raina segera lenyap.
Setelah pertemuan bersama Fero selesai. Andreas dan Joana pun pamit, pada Fero. bahkan kepergian mereka, tidak luput dari perhatian Fero.
"Ikuti mereka. Dan pastikan, jika apa yang mereka katakan itu benar. Jika mereka berani menyentuh Raina, maka jangan segan untuk mematahkan tangannya." ucap Fero tegas.
Lucas yang paham pun mengangguk. dia pun segera pergi dari sana, untuk mengikuti Andreas dan juga Joana.
"Jika kamu benar-benar menikah dengan, Arsenio. Maka, aku juga akan mengambil mu secara paksa darinya, Raina. Kamu itu hanya milik ku... milik ku, Raina...." gumam Fero, penuh penekanan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Rumah Arsenio
"Selamat pagi nona." sapa dila, tersenyum saat melihat Raina yang baru saja turun, ke lantai bawah.
Raina tersenyum. "Selamat pagi dila." balasnya, dengan sedikit meringis.
Dila seketika mengernyitkan dahi, saat melihat cara berjalan Raina yang tidak biasa.
"Nona, apa anda baik-baik saja?" tanya dila, khawatir.
Dila pun segera menghampiri Raina, dan membantunya.
"Aku baik-baik saja, dila. Tadi, aku terpeleset dan jatuh di kamar mandi." jawabnya berbohong.
Raina merasa malu, jika harus jujur tentang apa yang sudah terjadi padanya, dan juga Arsenio. sehingga kini Raina pun, memilih berbohong untuk menjaga aibnya.
"Lain kali hati-hati, nona." Dila, menggeleng pelan dan tersenyum.
Raina tersenyum tipis. dia merasa bersalah, karena sudah berbohong pada Dila. namun dia melakukan semua itu, demi kebaikannya dan juga Arsenio.
"Ada apa ini?"
Suara bariton Arsenio, mengalihkan perhatian Raina dan juga Dila. mereka pun seketika terdiam, saat Arsenio menatap mereka dengan tajam.
"Maaf tuan. Saya hanya ingin menolong, Nona Raina. Sebab katanya tadi, Nona terjatuh di kamar mandi, sehingga membuat jalannya sedikit kesakitan." jawab Dila menjelaskan.
Raina membulatkan mata. dia tidak menyangka, jika Dila akan mengatakan hal itu pada Arsenio.
seru bgt ceritany
makin seru ceritanya
seru banget ceritanya 😁😍