NovelToon NovelToon
Aletha Rachela

Aletha Rachela

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Delima putri

Masa lalu yang kelam mengubah hidup seorang ALETHA RACHELA menjadi seseorang yang berbanding terbalik dengan masa lalunya. Masalah yang selalu datang tanpa henti menimpa hidup nya, serta rahasia besar yang ia tutup tutup dari keluarganya, dan masalah percintaan yang tak seindah yang dia banyangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18:Mulai nyaman

disisi lain....

Aletha duduk bersila di atas kasurnya, matanya terpaku pada layar ponsel yang baru saja menerima pesan dari Angkasa. Ia merasa sedikit bingung, mencoba mencerna pesan yang baru saja masuk. Pesan itu datang dari Angkasa, seseorang yang selama ini dikenal dengan sifatnya yang dingin dan terkesan tidak peduli.

["Tha, ini gue, Angkasa. Besok pagi gue jemput ya, kita berangkat bareng."]

Aletha menatap pesan itu seakan ada yang ganjil. Ia membaca ulang beberapa kali, mencoba mencari tahu apakah ada yang salah atau jika ia mungkin salah baca. “Tiba-tiba banget,” gumamnya pelan, sambil mengetuk dagunya dengan jari, merenung sejenak. Matanya mengerut, bingung. “Dari mana dia bisa dapat nomor gue? Nadya, pasti kamu yang kasih,” desisnya tanpa sadar, meski tidak ada siapa pun di kamarnya.

Ia menatap layar ponselnya, berpikir keras. “Gue jawab apa, ya? Kalau gue nolak, nanti dia mikir gue sombong. Tapi kalau gue jawab iya, kesannya gue gampang banget,” pikirnya, gelisah. Ia mencoba untuk tetap tenang, namun pikirannya berkecamuk. Tiba-tiba, hatinya terasa sedikit berdebar. Ada rasa takut dan cemas bercampur, namun ada juga rasa penasaran yang menggoda.

Dengan ragu, Aletha meletakkan ponselnya di samping dan menyandarkan tubuh di dinding. Pikirannya melayang, menelusuri kemungkinan yang bisa terjadi. “Besok pagi bareng, ya? Kenapa dia bisa ngajak gue berangkat bareng?” Ia kembali membaca pesan itu lagi, merasakan sebuah perasaan yang sulit dijelaskan. Ada rasa penasaran yang menggelitik di dalam dirinya, namun di sisi lain, ia juga merasa sedikit cemas.

“Kenapa sekarang, ya? Biasanya dia nggak segitu perhatian sama orang,” pikirnya, mencoba mencari penjelasan. Ia teringat bagaimana selama ini Angkasa selalu terlihat cuek, bahkan kadang-kadang terkesan tidak peduli dengan orang lain, apalagi dengan dirinya. Tapi kenapa sekarang ia berubah? Ada apa sebenarnya?

Setelah beberapa saat berpikir, ia akhirnya mengetik balasan dengan tangan yang sedikit gemetar. Jarinya berhenti beberapa kali, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab tanpa terkesan terlalu terburu-buru atau terlalu dingin.

["Angkasa? Kok tiba-tiba banget? boleh deh, kalau kamu mau jemput, aku tunggu. Jangan telat."]

Setelah mengirim pesan itu, Aletha menarik napas dalam-dalam, meletakkan ponselnya kembali di atas meja samping tempat tidur. Ia menatap langit-langit kamar yang dihiasi dengan stiker fosfor berbentuk bintang-bintang kecil yang menyala dalam gelap.

“Kenapa gue jawab gitu, ya? Kenapa gue jadi setuju? Gue biasanya nggak gampang begitu,” gumamnya pada diri sendiri, merasakan perasaan yang campur aduk. Ia merasa bingung dengan dirinya sendiri, seperti ada yang menariknya untuk bersikap lebih terbuka, lebih percaya, tetapi juga ada keraguan yang menyelinap di dalam hati.

Tak lama, ponselnya bergetar. Notifikasi baru membuat hatinya kembali berdegup lebih cepat. Ia langsung meraih ponsel dan membaca pesan dari Angkasa yang muncul di layar.

["Siap, Tha. Gue nggak bakal telat. Sampai besok pagi."]

Pesan itu membuat Aletha tersenyum kecil, namun senyum itu terasa berbeda. Ada sedikit kegugupan yang mengendap di hatinya. “Dia serius banget, ya?” gumamnya, meski hatinya sedikit terasa lebih ringan. Ia merasa seperti ada yang berubah, meski baru sedikit, dalam cara Angkasa bersikap. Dulu, dia selalu terkesan dingin dan lebih memilih untuk tidak terlalu memperhatikan orang lain, tetapi sekarang, sikapnya mulai berbeda.

Namun, meski ada rasa senang, ada juga perasaan cemas yang tidak bisa ia hindari. “Tapi kenapa ya? Selama ini, dia nggak pernah ngasih perhatian kayak gini ke gue,” pikirnya lagi, mencoba mengurai perasaan yang berkembang. Ia menatap ponselnya lebih lama, seperti berharap bisa menemukan jawaban yang memuaskan.

Pikirannya terus melayang, menelusuri kembali semua percakapan dengan Angkasa. Mereka memang pernah berbicara, tapi selalu di sekitar hal-hal yang biasa, nggak pernah terlalu mendalam. Bahkan saat mereka bersama dalam kelompok, Angkasa selalu tampak lebih tertutup dan menghindari perbincangan pribadi. Tetapi sekarang, tiba-tiba saja dia menghubunginya. Ada sesuatu yang aneh, tetapi juga menarik dalam sikapnya.

Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk dengan lembut. “Tha? Lagi ngapain, Dek?” Suara Bunda Dania terdengar dari luar. Aletha tersentak dan segera meletakkan ponselnya, berusaha untuk menyembunyikan rasa canggungnya.

“Masuk aja, Bunda,” jawab Aletha, berusaha terdengar santai meskipun ada sedikit kegelisahan di dalam hatinya.

Pintu terbuka perlahan dan Bunda Dania masuk dengan senyum lembut yang khas, selalu bisa membuat Aletha merasa tenang. Ibu itu duduk di sisi tempat tidur, mendekat dengan penuh perhatian. "Bunda dengar suara kamu ngomong sendiri tadi. Lagi mikirin apa, Dek?" tanyanya lembut, menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu.

Aletha terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia segera mencoba untuk tetap santai, meskipun jantungnya berdegup sedikit lebih cepat. "Nggak kok, Bunda. Cuma lagi chat sama temen aja," jawabnya sambil meletakkan ponsel di sampingnya dan berusaha untuk terlihat tenang.

Bunda Dania mengangkat alisnya, menatap Aletha dengan pandangan yang agak tajam, seolah-olah bisa membaca perasaan putrinya. “Teman? Teman biasa atau teman spesial?” godanya dengan senyum yang tidak bisa disembunyikan.

Aletha langsung salah tingkah. Ia menunduk dan meremas selimut di pangkuannya. "Ih, Bunda! Biasa aja kok," jawabnya dengan suara sedikit lebih cepat, mencoba untuk menghindar dari pandangan mata Bunda Dania. Wajahnya memerah, dan ia menundukkan kepala, merasa malu meskipun ia tahu bahwa Bunda Dania tidak akan menghakimi.

Bunda Dania tertawa kecil, menikmati kegugupan putrinya. "Bunda cuma bercanda kok. Tapi kamu kelihatan beda, loh. Ada yang bikin kamu senang?" tanyanya lembut, menatap Aletha dengan penuh kasih. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda dari cara putrinya itu bersikap.

Aletha terdiam, berusaha mencerna kata-kata Bunda Dania. "Mungkin ada, Bunda. Tapi aku nggak tahu apa itu. Cuma, rasanya… menyenangkan," jawabnya dengan suara pelan, namun ada sedikit keraguan di akhir kalimatnya.

Bunda Dania menatap putrinya dengan penuh kasih sayang. Ia menyentuh pipi Aletha dengan lembut, mengusapnya perlahan seperti menenangkan anak kecil. “Kalau memang menyenangkan, jaga baik-baik ya, Dek. Jangan biarkan siapa pun merusaknya, termasuk kamu sendiri,” nasihatnya dengan nada lembut namun penuh makna.

Aletha tersenyum kecil, merasa hangat dengan perhatian yang diberikan Bunda Dania. “Iya, Bunda. Makasih ya,” jawabnya dengan suara yang lebih tenang.

Bunda Dania tersenyum, mencium pipi Aletha dengan lembut. “Selalu ada untuk kamu, Dek. Jangan ragu kalau butuh bicara.” Setelah itu, Bunda Dania keluar dari kamar, meninggalkan Aletha dengan pikirannya sendiri.

Aletha kembali meraih ponselnya dengan hati yang lebih tenang. Ia membuka pesan terakhir dari Angkasa dan membacanya lagi, memperhatikan setiap kata dengan seksama. Senyum kecil kembali terulas di wajahnya. Meski semuanya masih baru dan penuh ketidakpastian, ada rasa hangat yang mengalir di dalam hatinya. “Besok…” gumamnya, menyadari bahwa sesuatu yang menarik mungkin sedang menunggunya.

Dengan perasaan yang sedikit lebih ringan, Aletha meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur, berbaring, dan menatap langit-langit kamar. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi besok, tapi untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa cerita baru sedang dimulai.

1
Febrianto Ajun
cerita ini bisa bikin saya menangis! Tapi juga sukses bikin saya tertawa geli beberapa kali.
Hitagi Senjougahara
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Dear_Dream
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!