Else, gadis yatim piatu yang mendapatkan pelecehan dan berusaha membela diri yang membuatnya harus mendekam di penjara.
Namun, Else mendapatkan penawaran jika ingin bebas dari tuntutan dan dihapus semua catatan hukumnya.
Else harus bersedia menjadi istri palsu dari anak tertua keluarga Duke.
Apakah Else akan menerima tawaran itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Ragu
Lagi-lagi Lowell menyalahkan semua masalah ini pada sang kakak.
"Aku sudah berkali-kali memperingatkanmu, Kak!" seru Lowell.
Kali ini Hugo tidak membela diri karena dia merasa bersalah sudah menghancurkan apa yang sudah sang ayah korbankan.
"Darah itu seharusnya rasanya manis sebagai pembatalan perjanjian tapi kenapa nona Laura merasa pahit?" Butler jadi bertanya-tanya.
"Apa bayi itu bukan darah Duke?"
Hugo memejamkan matanya karena situasinya semakin rumit.
"Lantas kenapa Else justru yang merasakan manis?" timpal Lowell tidak mengerti.
Lebih baik Hugo segera melepaskan Butler supaya dia bisa berbicara berdua dengan sang adik.
"Pergilah dan jangan katakan apapun pada ibuku!" perintah Hugo.
Butler ingin memikirkan masalah ini sendirian jadi dia pergi tanpa banyak kata.
Sekarang tersisa Hugo dan Lowell di ruang bawah tanah itu.
"Apa yang akan terjadi jika keluarga Duke melanggar syarat itu? Apa sang iblis akan meminta jiwa lagi?" lanjut Lowell bertanya-tanya.
"Dan pasti salah satu diantara Else atau Laura, bukan?"
Hugo juga berpikiran sama, dia sungguh tidak tahu masalahnya akan menjadi seperti ini.
"Menyalahkanku sekarang tidak akan membuat keadaan lebih baik jadi kita harus pikirkan bagaimana caranya agar iblis itu tidak meminta jiwa lagi," ucap Hugo kemudian.
Lowell hanya bisa mendengus kasar, dia pasti akan membuat perhitungan pada sang kakak kalau sampai Else kenapa-napa.
"Jika Else selamat nanti, lepaskan dia!" pinta Lowell seraya pergi.
Hugo sungguh ingin marah tapi dia lebih memilih marah pada dirinya sendiri.
Dia bergegas keluar dari ruang bawah tanah karena ingin memeriksa keadaan Else di kamar.
Rupanya perempuan itu tertidur karena Hugo yang tak kunjung kembali.
Else kelelahan sampai ketiduran.
Ada rasa bersalah luar biasa ketika melihat Else tertidur seperti itu. Kalau sampai Else menjadi tumbal pasti Hugo tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
*
*
Di kamar lain, Laura tampak baik-baik saja setelah meminum darah dari tuan Duke.
Mulai malam ini dia akan tinggal bersama suaminya.
"Sayang, minumlah vitaminmu dulu!" Riftan memberikan vitamin penuh perhatian pada sang istri.
"Terima kasih sayang," balas Laura seraya menerima vitamin hamil itu.
"Setelah ini tidurlah, ingat apa kata dokter kalau kau harus banyak istirahat," ucap Riftan.
Laura menganggukkan kepalanya patuh, dia tidak boleh banyak tingkah sampai dia melahirkan nanti.
Sebenarnya Riftan ingin tidur bersama sang istri karena mereka masih jadi pengantin baru.
Namun, seorang pelayan justru memanggil dan memintanya untuk menemui nyonya Claudia.
"Ada apa dengan ibu?" Riftan bergegas pergi ke kamar sang ibu untuk melihat keadaan perempuan yang melahirkannya itu.
Nyonya Claudia memang sudah menunggu Riftan sedari tadi.
"Ibu..." panggil Riftan ketika melihat sang ibu duduk di depan perapian.
"Duduklah!" pinta nyonya Claudia.
Riftan duduk di samping ibunya dan langsung merasakan kehangatan dari tungku di depannya.
"Apa ada masalah?" tanya Riftan kemudian.
"Tentu saja," jawab nyonya Claudia. Dia menatap putra keduanya dengan intens. "Apa kau yakin kalau bayi itu adalah anakmu?"
"Kenapa ibu tiba-tiba bertanya seperti itu?" Riftan tidak mengerti.
"Kami memang berbuat salah sampai Laura bisa hamil duluan tapi jangan meragukan bayi kami!"
"Jadi kau sangat yakin kalau itu adalah bayimu?" Nyonya Claudia kembali bertanya.
"Kalau sampai Laura berbohong, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada keluarga kita jadi kita harus melakukan tes DNA!"
Riftan tentu saja tidak setuju karena melakukan tes DNA saat bayi masih dalam kandungan sangat beresiko.
"Ibu sangat tahu kalau Laura hampir saja keguguran, bagaimana mungkin sekarang kita akan melakukan tes DNA?" tolak Riftan.
"Kalau memang ibu meragukan bayi kami lebih baik kami pergi dari mansion ini!"
kara apakah dia mau menerima ajakan menikah riftan ???
bawa ke tempat rukiah aja itu si Elsa..
😀😀😀❤❤❤❤
lanjut lagi thor
gol A, B, atau O
else mkin g wajar takut krna bayinya udah kena jiwa iblis