[TAMAT] Tiba-tiba 7 orang dari keluarga Handoko meninggal dunia selang dua hari sekali. Ketuju itu semua laki-laki dan dimakamkan berjejer dimakam keluarga.
Dewi salah satu anak perempuan dikeluarga Handoko, sangat teramat penasaran dengan kejadian ini. Semua keluarganya diam seribu bahasa, seolah-olah semua ini takdir Tuhan. Disitulah awal Dewi akan mencari tahu masalah demi masalah dikeluarga ini.
Ikuti terus kisahnya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembangunan Pertama
Seminggu Kemudian_
Pagi hari yang cerah, terlihat ruang makan sudah siap untuk sarapan bersama, para pembantu sudah menyiapkan hidangan spesial. Mama dan Dewi sudah duduk berdekatan dimeja makan, sebelum makan harus menunggu kedatangan Jose. Jose lekas turun tangga dengan tampilannya yang begitu berwibawa dengan setelan jas kerja, membawa koper isi berkas dan wajah semringah. Nampak hati ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu.
Jose sampai dikursi meja makannya lekas duduk dan menyapa Mama dan Dewi.
"Baik. Anak-anak Mama sudah disini semua. Mari kita berdoa namun harus dari anak pertama laki-laki Mama. Jose kau pimpin doa ya." Ucap Mama, lalu menatap lekat wajah Jose.
"Ok. Mari kita berdoa bersama." Lalu Jose memandu doa makan bersama.
Setelah selesai doa, makan bersama dimulai tanpa kata-kata apapun.
Setelah selesai Makan, Jose pamit pada Mama dan Dewi untuk berangkat ke kantor. Sementara Dewi pamit ke kamarnya untuk mengerjakan proyek penting bisnis online-nya yang sudah berkembang. Sementara Mama mencoba melanjutkan mencari angin segar ditaman rumah.
-
Jose dalam perjalan ke kantor, ia duduk dikursi belakang. Saat itulah lamunan mulai hinggap dalam dirinya. Ia beberapa hari ini merasa baik-baik saja, merasa tidak ada yang menghubungi dari nomor sekte itu. Mengecek email diponselnya juga tidak ada yang masuk. Jose merasa heran dan merasa ambisinya soal komplek itu mulai turun.
"Pak Jose melamun saja, ada apa Pak?" Tanya Agus sopirnya.
Jose tersadar dari lamunannya dan menjawab "tidak ada apa-apa Gus." Ekspresi wajah Jose biasa saja.
"Ok Pak." Agus kembali fokus menyetir mobil dengan laju yang lumayan cepat.
Sesampainya dikantor Jose disambut oleh Asistennya. Belum juga keluar dari mobilnya sudah diinformasikan oleh Asistennya untuk segera berangkat menuju ke Bekas Komplek muara air untuk meresmikan pembangunan tiang pertama. Jose menyuruh Asistenya masuk ke mobil.
Mobil kembali berjalan menuju ke proyek Mall.
Sesampainya di proyek pembangunan, terlihat gapura sudah dirobohkan, tanah komplek sudah dibersihkan, para pekerja bangunan sudah mulai menyusun dan mengecor. Mobil Jose parkir dipinggir jalan dekat pembangunan proyek, Jose dan Asistennya keluar dari mobil, lalu melangkah bersama menuju ke pusat proyek.
Sepanjang perjalanan mata Jose tak hentinya menatap kearah pekerja. Banyak dari mereka masih muda dan penuh semangat demi uang. Terlihat juga diujung jalan masuk proyek sudah terlihat para mandor dan investor berkumpul menunggu kedatangan Jose, saat Jose sudah sampai disambut begitu meriah.
Sang MC mulai menyapa dan menyuruh untuk mendekati sebuah batu lumayan besar dengan berat 5 kilo untuk ditanam disebuah lubang, tanda ini untuk menandakan pembangunan dimulai. Jose lekas angkat batu itu dengan tenaga kuat, menaruh ke dalam lubang dan para pekerja mulai mengecor batu itu.
Sontak semua orang bertepuk tangan atas pembukaan proyek ini. Saat acara itu sudah selesai semua pekerja mandor mulai berkerja.
Jose dan Asistennya kini sibuk berbincang dengan para investor. Mereka sangat senang dan menyanjung Jose yang hebat, sama hebatseperti Ayahnya dulu.
-
Dewi duduk dimeja kerjanya, menatap laptop untuk mengerjakan laporan penting. Saat itu tiba-tiba otaknya mengingat Jose yang tidak merasakan efek dari gelang itu. Dewi mulai bertanya-tanya, sebenarya ada apa ini. Lekas Dewi menghubungi Paman.
"Paman. Sudah seminggu ini Jose masih sama tingkah lakunya. Dia sekarang sudah meresmikan pembangunan dikompek muara air. Aku harus bagaimana?" Ungkap Dewi penuh dengan kebingungan.
"Sabarlah Nak, efeknya tidak langsung terlihat, tapi Paman yakin Jose sekarang sedang memikirkan banyak pertanyaan dalam dirinya. Tunggu saja ya." Jawab Paman diujung telepon.
"Baik Paman." Jawab Dewi.
Lalu obrolan Dewi dan Paman selesai.
Tak berselang lama. Telepon dari Jaya datang begitu saja. Dewi lalu mengangkatnya.
"Dewi apa kabar?" Tanya Jaya diujung telepon.
"Baik. Kamu sendiri dan keluarga bagaimana kabarnya." Tanya Dewi balik.
"Baik Juga. Aku mau kembalikan Mobilmu. Besok aku berangkat ke kota." Ungkap Jaya.
"Ok. Aku tunggu ya." Jawab Dewi.
"Kita ketemu dirumah Pamanmu." Ucap Jaya.
"Ok." Dewi lekas menyudahi obrolan itu.
Dewi yang mulai jenuh dan capek, ia menyeruput kopi buatannya tadi. Lalu tak sengaja ingin melihat CCTV, ia melihat CCTV dari hari dimana Mama dan dirinya melancarkan aksi mengambil ponsel Jose.
Saat pengecekan berlangsung, Dewi kaget melihat salah satu bukti rekaman yang mengarah ke Mama. Beginilah cerita didalam CCTV itu yang sebenarnya terjadi.
CCTV_
"Mama masuk ke dalam kamar Jose, terlihat Jose juga keluar dari kamar mandi dan bertemu Mama. Mama berbisik kepada Jose, sementara mata Jose melirik tajam ke arah CCTV seolah memberikan isyarat pada Dewi yang melihatnya. Saat Mama sudah selesai berbisik, Mama juga menatap lekat CCTV. Saat itulah Dewi melihat Mama dan Jose tersenyum ngeri.
Setelah itu, Mama memberikan ponsel itu ke Jose dan Jose memberikan sebuah ponsel kedua miliknya pada Mama.
Mama lekas berjalan keluar kamar Jose. Saat itulah Mama kembali waras."
Dewi melihat rekaman itu begitu panik, syok dan tak percaya. Rasanya ingin menangis, merasa Mama dan Kakaknya sudah bukan menjadi diri mereka. Pasti sekte itu sudah menguasai pikirannya.
Jadi apa yang diceritakan oleh Mama pada Dewi adalah manipulatif dan kebohongan. Sungguh mengerikan jika Dewi berada disini.
Saat itulah Dewi mulai menghentikan aktivitasnya dan mencoba menenangkan diri dari semua ini. Dewi harus cari bantuan ke Paman. Dewi harus pura-pura pergi untuk shopping agar tidak dicurigai Mamanya. Sekarang Dewi harus pergi ke rumah Paman.
Saat Dewi melangkah keluar kamar dan berjalan menuju ke lantai bawah, terlihat Mama sedang duduk diruang tamu, nampak sedang menikmati secangkir teh hangat dan kue.
Mama saat itu melihat Dewi "mau kemana Wi." Tanya Mama.
"Mau shopping Ma, udah lama nggak refreshing. Mama mau ikut nggak ke mall." Jawab basa-basi Dewi pada Mama.
"Capek Wi. Mama dirumah saja ya." Jawab Mama.
"Ok Ma." Jawab Dewi. Lalu Dewi mencium tangan kanan Mama dan pamit.
"Pulang jangan malam-malam ya Wi." Ucap sedikit teriak Mama.
Dewi yang akan keluar dari pintu masuk ruang tamu menjawab dengan nada keras "Ia Ma." Lalu keluar dengan perasaan terburu-buru.
Dewi tidak pakai mobil rumah. Ia memesan taxi untuk kerumah Paman.
-
Setelah kepergian Dewi, Mama yang duduk seorang diri mulai mengamati tingkah laku anak gadisnya. Mama merasa ada yang janggal, dalam hati Mama menebak apakah Dewi melihat CCTV sehingga merasa sedikit ada perubahan. Seketika ponsel Mama berdering dan diujung telepon ada sebuah suara dari Sekte. Seorang sekte itu mulai menghipnotis Mama, menyuruh Mama untuk mempengaruhi Jose.
Mama mendengar suara itu sejenak diam, matanya terlihat kosong.
Ada apa ini? Kenapa Mama bisa kena hipnotis dari ponsel itu, bukankah sekte itu hanya bisa berkomunikasi dengan anak turunan yang melanjutkan perjanjian itu.
*