Suami Pilihan Mama

"Apa aku kurang menggoda buat, Mas?" tanya Rayna dengan berbisik pada Alvin.

"Lebih baik kamu turun dari pangkuanku sebelum kamu menyesal," ucap Alvin yang menahan pinggang Rayna agar tidak terjatuh.

"Menyesal kenapa? kamu suamiku bukan, jadi untuk apa aku menyesal?" tanya Rayna yang berada di pangkuan Alvin.

'Mas, ini aku udah di pangkuan kamu loh masa kamu belum tergoda juga, kamu ini normal apa gimana sih. Masa aku harus lebih agresif, ayo Mas kamu cepet tergoda, aku udah malu ini. Awas aja kalau sampai kamu gak tergoda sama aku, aku pastikan aku bakal marah sama kamu satu minggu, aku udah nahan buat gak malu, tapi kamu malah diam aja,'

Rayna pun mendekat wajahnya hendak menci*m bibir Alvin, namun Alvin justru menoleh kesamping hingga membuat bibir Rayna menci*m pipi Alvin dan tentu saja hal itu mengejutkan bagi Rayna.

Namun, Rayna tak habis akal, ia justru semakin mendekat pada Alvin lalu menangkup wajah Alvin hingga akhirnya wajah Alvin saat ini berada di hadapannya dan dengan cepat Rayna mengecup bibir Alvin berkali-kali, hanya mengecup saja karena Rayna masih belum terbiasa untuk lebih karena itu Rayna menggoda Alvin supaya Alvin yang memulainya terlebih dahulu dan jika Alvin hanya diam saja maka usaha yang dilakukan Rayna akan sia-sia saat ini.

Melihat Alvin yang hanya diam, Rayna pun menghentikan kecupannya, lalu hendak turun dari pangkuan Alvin. Namun, pinggangnya di tahan oleh Alvin.

"Kamu yang memulai semua ini dan kamu tidak bisa mundur lagi, aku sudah peringatkan kamu, jadi jangan sampai menyesal," ucap Alvin.

Belum sempat Rayna membalasnya, tiba-tiba Alvin menci*m Rayna secara brutal bahkan ci*man Alvin tersebut semakin lama semakin menuntut. Rayna tentu saja kewalahan karena Alvin begitu rakus melahap bibirnya sampai-sampai Alvin mengigit bibir bawah Rayna dan mau tidak mau Rayna membuka mulutnya dan hal itu mempermudahkan Alvin untuk menc*mbunya.

Tangan Alvin tentunya tak diam saja, setelah melihat Rayna yang membalas ci*mannya, tangan Alvin pun langsung masuk ke dalam baju Rayna dan mengusap lembut punggung polos itu hingga Rayna merasa sesuatu yang berbeda dari biasanya dan tanpa terasa Rayna mengeluarkan suara des**** di sela-sela ci*mannya bersama Alvin. Kegiatan mereka tentunya berlanjut dimana Alvin membuka baju Rayna hingga menyisakan br* pada tubuh Rayna, Alvin beralih pada leher Rayna dan diberikan tanda kepemilikan oleh Alvin, setelah itu Alvin pun membaringkan tubuh Rayna di kasur dan menjelajahi kembali keher Rayna hingga setelah puas Alvin pun mengecup puncak d*** Rayna lalu dengan perlahan Alvin membuka pengait br* tersebut.

Rayna pun menutup tubuh bagian atasnya, "Kamu sendiri yang memulainya dan kamu tidak bisa menghentikannya," ucap Alvin dan melepaskan bajunya lalu menjauhkan tangan Rayna dan mulai bermain disana.

Akhirnya penyatuan pun terjadi, ini adalah pertama kalinya bagi mereka, Rayna merasakan sakit yang luar biasa, namun lama kelamaan ia pun milai menikmatinya karena Alvin benar-benar melakukannya dengan lembut dan membuat Rayna nyaman selama penyatuan tersebut. Mereka melakukannya cukup lama hingga hari menjelang malam, lebih tepatnya Alvin yang terus menggempur Rayna bahkan setelah 3 kali pelepasan, Rayna sudah tidak kuat dan begitu lemah. Namun, tenaga Alvin justru tidak ada habisnya hingga beberapa kali pelepasan, Alvin terus meminta, Alvin benar-benar mendominasi kegiatan mereka ink hingga akhirnya ia merasa puas dan merebahkan tubuhnya disamping Rayna.

"Ayo mandi dulu," bisik Alvin.

"Capek," ucap Rayna lemah.

"Aku mandiin," ucap Alvin.

"Malu," ucap Rayna.

"Aku udah ligat semua tubuh kamu, jadi gak usah malu," ucap Alvin lalu berdiri dan menggendong tubuh Rayna lalu masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut.

Dengan santainya Alvin menggendong Rayna dimana kedua tubuh mereka sama-sama polos tidak tertutup pakain apapun. tentunya Alvin tidak hanya memandikan Rayna, tapi Alvin juga melanjutkan kegiatannya di kamar mandi hingga beberapa kali pelepasan barulah Alvin memandikan Rayna dan setelah itu Alvin juga memakaikan baju Rayna dan merebahkan Rayna di kasur.

Alvin pun merebahkan tubuhnya disamping Rayna lalu ia memeluk Rayna yang sudah terlelap karena terlalu lelah. "Terimakasih," gumam Alvin dan mengecup kening Rayna.

Pagi harinya, Ratna terbangun dan merasakan berat pada perutanya lalu ia melihat ke samping dimana Alvin yang tidur dengan memeluk dirinya, setelah melihat Alvin. Rayna sadar apa yang kemarin mereka lakukan, Rayna tidak dapat menahan senyumnya dan wajahnya pun merah, Rayna perlahan melepaskan tangan Alvin, namun sayang Alvin justru menarik pinggang Rayna hingga semakin mendekat padanya lalu tak lama Alvin membuka matanya dan menatap lekat wajah Rayna.

"Mau kemana?" tanya Alvin dengan suara khas bangun tidurnya.

"A-aku mau ke kamar mandi," ucap Rayna yang begitu gugup dan diangguki Alvin.

Lalu Alvin pun berdiri dan menggendong Rayna sampai kamar mandi, "Mas, aku bisa sendiri kok," ucap Rayna.

"Bawahmu masih sakit, jadi biar aku bantu," ucap Alvin saat mereka sampai di dalam kamr mandi.

"Mas Alvin keluar dulu, aku mau pipis," ucap Rayna.

"Aku bantu," ucap Alvin.

"Gak usah, Mas Alvin keluar aja. Nanti kalau udah aku panggil Mas Alvin," ucap Rayna dan diangguki Alvin lalu Alvin pun keluar dari kamar mandi dan menunggu di depan kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Rayna merasakan sakit yang teramat pada bagian bawahnya, ia kembali mengingat bagaimana gagahnya Alvin saat melakukannya kemarin, Rayna semakin terpesona oleh Alvin apalagi dengan sikap lembut Alvin saat Rayna merasakan sakit begitu Alvin melakukan penyatuan kembali teringat jelas di kepala Rayna.

'Mas Alvin, aku gak mau kanu suka sama perempuan lain. Aku harus bisa dapatin hati kamu, aku gak mau perempuan lain ngelirik kamu,'

Alvin pun segera masuk ke dalam kamar mandi dan membantu Rayna saat Rayna memanggil dirinya dari dalam kamar mandi, Alvin kembali menggendong Rayna.

"Mas, gak kerja?" tanya Rayna saat Alvin menaruhnya di kasur.

"Ada Roy, biarkan dia yang mengurus semuanya, sekarang yang terpenting adalah kamu," ucap Alvin.

Rayna pun mengedarkan pandangannya dan melihat kasurnya yang terdapat bercak merah, dengan cepat Rayna menutup bercak merah tersebut, "Nanti, biar aku yang bawa sprei ke laundry kamu disini aja, kita pulang siang atau sorean nanti," ucap Alvin.

"Aku aja Mas yang cuci," ucap Alvin.

"Gak usah, nanti aku cuma cuci bagian darahnya terus sisanya aku taruh ke tempat laundry," ucap Alvin.

"Makasih, Mas," ucap Rayna yang malu.

"Kamu tidur dulu, aju ambilin makanan buat kamu," ucap Alvin.

"Biar aku aja Mas," ucap Rayna.

"Gak usah, aku aja," ucap Alvin lalu keluar.

"Nanti kalau Mama tau gimana?" gumam Rayna setelah Alvin keluar.

.

.

Bersambung..........