Jodohku

"Sumpah ini enak banget..." sambil mengunyah Rere menjawab pertanyaan Gilang, dengan mulut yang di penuhi dimsum. Rasa yang benar benar menurutnya enak telah membuat lidahnya seolah di manjakan. Bak konten kreator saja, ia mempraktikan berkomentar seperti sedang mukbang dengan dimsum tersebut.

"Ternyata mbak random juga ya. Haha...." Gilang sangat senang sekali. Selain di temani oleh Rere, dia juga bisa di buat tertawa oleh tingkahnya, yang sangat gokil hari ini. Biasanya, kalau ada cewek yang ia ajak makan, selalu saja bersikap jaim, gak makan banyaklah, lagi diet lah. Nggak seperti Rere yang apa adanya dan juga sederhana.

Menggemaskan sekali

Gumam gilang lalu mengambil minumanya dan menyeruputnya pelan. Pandanganya tak lepas dari Rere yang masih bertingkah konyol. Iseng iseng Rere mengambil ponselnya, dan menghidupkan vidionya. Lalu dengan celotehannya ia mulai bertingkah

"Kalau makan tuh, paling enak di suapin, rasanya tuh nikmat sekali, seperti saat kita masih kecil, yang di suapin mama kita...." celoteh Rere yang mengambil vidionya sendiri. Gilang memperhatikan tingkah mbak Rerenya. Membuatnya geleng geleng kepala dan tersenyum sendiri.

"Seperti ini nih, ayo aaakk...." kekonyolan Rere tak hanya itu, ia menyuapkan satu dimsum kepada Gilang. Membuatnya spontan kaget namun juga membuka mulutnya dan menerima suapan dari Rere.

"Nah, enak kan....?" tanya Rere yang masih memegang ponselnya dan menanyakan pendapat Gilang.

"E.....enak....."

Gilang menjawab dengan terbata. Laki laki itu kini sedang merasakan seperti meriang seluruh badanya. Tingkah Rere barusan yang membuat suhu tubuhnya berubah drastis. Bagi Rere itu hanya candaan atau kekonyolan. Sedikit pun Gilang tak merasa risih di suapi oleh Rere, malah ia merasa sangat senang sekali.

Di saat yang bersamaan, ada empat abg menghampiri meja mereka. Dua orang cewek dan dua orang cowok. Entah apa maksut dan tujuanya, yang jelas salah satu dari mereka bertanya kepada Rere.

"Sore kaka, maaf ganggu...." sapa salah seorang cewek. Lalu berdiri dekat dengan Rere.

"Sore juga adek adek, em ada apa ya...?" tanya Rere yang bingung dan menatap Gilang sekilas. Kedua mata Rere memberikan kode yang sekali tatap saja, Gilang sudah paham.

"Kenalin ka, saya Reva, saya liat kaka sedang mereview dimsum ini, Kaka seorang konten kreator ya....?" tanya cewek yang bernama Reva tersebut. Selama dia beetanya kepada Rere, matanya mencuri curi pandang kepada Gilang.

"Eh bukan dek, kaka bukan seorang konten kreator...." jawab Rere sambil melambaikan tanganya, kalau ia bukan seperti yang di katakan cewek tersebut. Gilang memperhatikan Rere.

Semakin di perhatikan, semakin manis saja.

Isi pikiran Gilang.

"Kalau masnya, bukan juga..?" tanya Reva gantian di tujukan kepada Gilang. Cantik sih cewek itu, tapi sedikitpun tak di lirik oleh Gilang. Pandanganya hanya fokus kepada Rere.

"Oh saya bukan juga..." jawabnya singkat dan sangat tenang sekali. Membuat siapa saja yang mengenalnya, ingiin jauh lebih mengenalnya.

"Em maaf nih ka, boleh nggak saya minta foto bareng kaka, soalnya kaka tampan sih...." tanya reva malu malu sambil menutup mulutnya yang tersenyum. Modus. Gilang sudah faham dan hafal modus cewe seperti Reva. Risih. Itu kata yang pas untuk mewakili perasaanya.

"Uuuuuu......" spontan teman temanya menyoraki. Gilang tersenyum datar melihat tingkah abg yang menurutnya agak mengganggu itu.

"Boleh saja, tapi dengan satu syarat, harus sama mbak ini juga...." jelas Gilang menunjuk Rere. Ia tak mau kalau fotonya di ambil sendirian. Reva mengangguk. Niatnya mau berfoto berdua sama Gilang, gagal sudah. Sia sia siasatnya yang pura pura bertanya kepada Rere tadi.. Dengan berat hati, Reva setuju dengan ucapan Gilang. Tidak hanya Reva saja, ketiga temanya juga di ajak ikut serta.

Reva akan berdiri di dekat Gilang, namun Gilang menarik tangan Rere agar berdiri di samping kirinya. Rere memandang Gilang sekilas saat di tarik tanganya. Ia mengerti dan tidak berkata sepatah kata pun. Hanya senyum tipis yang mewakilinya. Sedang di samping kanan Gilang berdiri teman Reva yang cowok. Alhasil, Reva harus berada di samping Rere. Setelah meminta tolong kepada pelayan dimsum, dan mengambil beberapa jepretan, para abg itu pun pamit dari hadapan mereka.

"Ah sialan, mau foto berdua malah ngajakin cewek itu...." ujar Reva yang sudah menjauh dari meja Gilang. Dia cemberut sambil ngomel ngomel gak jelas.

"Lagian lu Re, nggak semua orang tuh welcome, ada juga yang introvert, seperti abang tadi, gue salut sama sikap abangnya, nggak gampang berinteraksi dengan sembarangan orang. Liat sendiri kan tadi, waktu lo mau berdiri di sampingnya, dengan gercep ia menarik tangan mbaknya tadi, dia gak mau ada gadis lain berdiri di dekatnya selain mbak tadi. Itu sih menurut insting gue...." jelas abg cewek temenya Reva.

"Salah lo juga Re, besok besok jangan kayak gitu lagi, jadi malu sendiri kan, sekarang malah dongkol kan....?" tambah temen cowoknya nggak mau ketinggalan.

"Ah udah udah, ayok makan...." jawab Reva dengan kesal. Lalu berbaur dengan pengunjung yang berlalu lalang mengunjungi mega mall tersebut.

Di tempat tadi, Rere dan Gilang sudah selesai makan dimsum. Perut kenyang. Itu yang di rasakan Rere saat ini. Bagaimana tidak, lima dimsum ukuran agak besar dan satu gelas cappucino milkshake telah bersemayam di dalam perutnya. Berdua mereka meninggalkan gerai dimsum. Rere mengikuti langkah kaki Gilang, akan ke mana selanjutnya bocil itu mengajaknya.

"Kita mau kemana lagi Lang....?" tanya Rere ketika mereka akan melewati marketnya. Gilang menujuk market yang sangat besar dan di penuhi dengan pengunjung.

"Mau belanja....?" tanya Rere lagi.

"Betul mbak, ayo temeni Gilang...." ajak Gilang dan dengan sengaja menggandeng tangan Rere. Rere terkejut saat tanganya bersatu dengan tangan Gilang. Begitu hangat dan sangat nyaman sekali. Ia melihat Gilang. Sebenarnya Gilang sadar, namun ia hanya pura pura. Kapan lagi bisa gandeng tangan mbak Rere, hihi.

Gilang memasuki market tersebut dan masih menggandeng tangan Rere.

"Romantisnya...." celetuk mbak mbak yang berpapasan dengan mereka saat akan mengambil troli.

"Eh maaf mbak..." ucap Gilang melepaskan tangan Rere. Namun dalam hatinya, ia sangat senang sekali.

"Iya Gilang, ga papa kok..." jawab Rere tersenyum tipis. Keduanya segera memasuki area perbelanjaan. Pertama tujuan Gilang adalah di area minuman. Banyak sekali berbagai minuman instant baik itu yang berbotol plastik, kaleng atau bentuk dus tertata dengan rapi memenuhi rak panjang sebagai media tempatnya. Rere berjalan di mengekori Gilang.

"Mbak jangan di belakang, sini...." Gilang menujuk di sampingnya. Rere menurut saja, karena ia merasa punya hutang.

"Tolong ambilin minuman itu dong mbak...." begitulah Gilang. Ia yang mendorong troli dan Rere di mintanya mengambilkan barang. Begitulah sampai keranjang terisi penuh dengan minuman camilan dan tak lupa buah juga. Rere berhenti saat melewati rak yang berisi berbagai macam mi instant.

"Bentar Lang...." Rere menghentikan langkah Gilang. Lalu ia melihat lihat mi varian dari korea.

Bersambung