NovelToon NovelToon
Love Delayed Mas Santri

Love Delayed Mas Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Pemain Terhebat / Romansa / Kontras Takdir / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

Sekuel Sincere Love My Husband.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.

"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.

Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.

Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.

Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 20 : Dia Kembali Lagi

..."Terkadang kita bahagia akan sebuah hal kecil. Namun dengan cepat, bahagia itu bisa saja hilang begitu saja oleh waktu, dan keadaan yang tidak sejalan dengan tempat dan posisi yang kita hadapi."...

...~~~...

Keesokan harinya, Mahen sudah siap dengan pakaian sopan yang biasanya ia pakai di rumah, karena sekarang tempatnya berbeda. Jika saja di pesantren kakeknya yang di Bandung itu, ia harus menggunakan pakaian sopan rapih, dengan sarung, peci, serta baju koko yang harus dikenakan setiap hari. Akan tetapi, jika di rumah Mahen menggunakan baju kemeja, dengan celana jens yang tidak ketat, sehingga membuat tampilannya tetap sopan.

Mahen mulai menuruni anak tangga dengan penampilan yang sudah rapih dan bersih. Hal itu, mampu menarik perhatian semua orang di dalam sana. Di mana, kedua orang tua Mahen tengah menyantap sarapan paginya di meja makan bersama anak kedua mereka, yaitu Humaira yang sekarang sudah menginjak sekolah menengah atas.

"Mahen, pagi-pagi begini kamu sudah rapih begitu. Emangnya mau ke mana?" tanya Umma Arumi sembari melihat kepada sang putra yang menghampiri meja makan dengan pakaian sopan dan wangi.

"Ini Umma, Mahen mau jemput Azura di rumah Paman Ibrahim. Azura ingin ke rumah Umma katanya, makanya pagi-pagi Mahen sudah bersiap." Mahen menjawab sembari menduduki kursi meja makan yang kosong.

"Oh, Azura mau ke sini? Bagus dong, Umma juga mau ketemu sama gadis kecil yang nakal itu, sudah lama dia tidak datang ke sini. Tapi sebelum itu, kamu harus serapan dulu Mahen! Umma sudah masakan makanan kesukaan kamu," ucap Umma Arumi sembari tersenyum kepada Mahen.

"Terimakasih, Umma. Ini juga Mahen mau sarapan kok," jawab Mahen dengan membalas senyuman dari Umma Arumi.

"Iya Kakak, makan dulu. Humaira mau ikut Kak Mahen juga ke rumah Paman, sekalian mau kangen-kangenan dulu sama Kak Mahen," ucap Humaira di sela-sela menyantap makanannya.

"Oke, nanti Kakak bawa Adek, tapi harus ada izin dulu dari Umma sama Baba," kata Mahen dengan mengusap kepala adiknya yang sekarang menggunakan hijab seperti Umma Arumi.

"Siap Kak, nanti Humaira izin sama Umma dan Baba dulu dan pastinya diizinin," ucap Humaira dengan cengengesan.

"Kamu ini bisa aja, Dek." Mahen hanya bisa tersenyum dan melihat keceriaan dari Humaira, sang adik yang selalu membuat semua orang ceria.

"Pada perhatian ni sama Mahen, sama Baba nya enggak diperhatikan ni ya?" ujar Baba Alaska yang sedikit cemburu melihat semua orang di sana yang terlalu memperhatikan Mahen terus.

"Aduh, Baba cemburu ni ceritanya ya? Enggak di lupain kok, sini Umma suapin ya?" sahut Umma Arumi yang begitu paham akan suaminya itu.

"Nah gitu dong, Baba juga harus dikasih perhatian bukan Mahen aja," seru Baba Alaska yang tersenyum, karena dikasih suapan oleh sang istri tercinta.

"Iya Baba. Makan yang kenyang ya? Tapi harus gantian, oke?" ucap Umma Arumi malah berkata seperti itu.

"Yah, Umma ini maunya gitu. Ya udah, sini Baba suapin juga. Aaaa," balas Baba Alaska sembari mengarahkan nasi kepada sang istri.

"Emmm, terimakasih Baba." Umma Arumi mengunyah makanan yang disuapkan oleh Baba Alaska sembari tersenyum bahagia.

"Cie, Umma sama Baba makin romantis ni, yee" ucap Humaira yang selalu melihat keromantisan kedua orangtuanya setiap hari, karena Alaska selalu bisa menyempatkan waktunya khusus untuk kelurga kecilnya sendiri.

"Iya dong, harus romantis terus walupun sudah punya anak dua," sahut Baba Alaska dengan melirik sang istri.

"Haha, Baba bisa aja." Semua orang tertawa, setelah Humaira menjawab dan mendengar penuturan dari Baba Alaska.

Mahen yang melihat keharmonisan kelurganya, seakan ikut bahagia melihat orangtuanya yang selalu dekat dan romantis. Terlebih lagi, kasih sayang di dalam kelurga kecil itu tidak pernah redup, walupun ditimpa banyak masalah sebelumnya.

Tidak mana dari itu, Mahen berpamitan kepada kedua orangtuanya setelah selesai makan, dan ia segera berangkat pergi ke rumah Ibrahim dan Safa, rumah kedua orangtuanya Azura.

"Ummi, Baba. Mahen pamit jemput Azura dulu ya sama Humaira?" ucap Mahen setelah mengalami tangan Umma Arumi dan Baba Alaska.

"Iya, Mahen. Kamu hati-hati di jalannya! Bawa Azura ke sini." Umma Arumi berpesan agar Mahan berhati-hati.

"Iya, Umma. Itu sudah pasti," jawab Mahen sembari berjalan bersama adiknya keluar rumah dan memasuki mobil milik Mahen yang sebelumnya pernah membeli mobil, sebelum ia memutuskan untuk masuk ke dalam Pesantren Darussalam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dua puluh menit kemudian, Mahen telah sampai di depan rumah Abi Ibrahim, dan segara menjemput gadis itu dari rumah kedua orangtuanya.

"Azura, kamu sudah siap? Langsung masuk ke dalam mobil saja ya?" ujar Mahen yang melihat Azura berdiri di halaman depan rumahnya bersama Abi Ibrahim dan Ummi Safa.

"Iya, A. Azura sudah siap. Ummi, Abi, Azura pamit dulu ya? Mau ke rumah Om Alaska sama A Mahen dan juga Humaira," ujar gadis itu sembari berpamitan kepada kedua orangtuanya dulu.

"Iya Azura, hati-hati di jalannya ya! Mahen tolong jaga Azura, oke? Jaga putri kita baik-baik dan sekalian antarkan pulang nantinya," sahut Umma Safa sembari mencium kening putrinya dulu sebelum pergi.

"Iya, Tante. Mahen akan jaga Azura dengan baik. Sekalian, Mahen mau pamit dulu bawa Azura. Paman, Tante. Assalamualaikum," ucap Mahen sembari menyalami tangan kedua orangtuanya Azura.

"Waalaikumsalam. Hati-hati di jalannya, Nak Mahen." Ummi Safa dan Abi Ibrahim berpesan kepada ponakannya itu.

"Siap, Paman, Tante." Humaira dan Mahen menjawab secara bersamaan, lalu ketiganya masuk ke dalam mobil milik Mahen.

Selama perjalanan menuju rumah Baba Alaska, Azura begitu bahagia karena akan menghabiskan banyak waktu bersama Mahen dan juga om, tantenya nantinya.

Sepanjang perjalanan, semua terlihat baik-baik saja. Namun, tiba-tiba saja seorang gadis melintas di depan mobil Mahen, tanpa melihat kondisi jalanan terlebih dahulu.

"Aaaaaa!" teriak wanita itu dengan menutup mukanya dan berteriak sekencang-kencangnya, setalah melihat ada mobil yang akan menabrak tubuhnya itu.

"Astaghfirullah, A Mahen hentikan!" tegas Azura dan Humaira yang reflek melihat wanita itu, dengan segara memberikan pengerahan kepada Mahen.

Cittttt!

Suara mobil tiba-tiba berhenti, tepat di depan wanita yang menyeberang jalan dengan tidak berhati-hati.

"Alhamdulillah. Kita lihat dulu kondisi wanita itu takutnya ada luka," ucap Mahen yang bernafas lega, karena bisa menghentikan mobilnya, dengan tanpa melukai wanita itu.

"Iya, A Mahen. Pasti wanita itu syok," kata Azura yang menyetujui ucapan dari Mahen beruasan.

"Ayo-ayo, kita segera keluar Kak Azura," ajak Humaira yang langsung membuka pintu mobil itu dengan cepat, setalah lebih dulu Mahen membuka pintu mobil.

Mahen yang nampak khawatir, langsung menghampiri gadis itu, dan menanyakan keadaannya.

"Maaf, apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang luka?" tanya Mahan dengan begitu hati-hati, karena takut menyakiti wanita itu.

Wanita itu tidak menjawab, ia malah membuka kedua tangannya dari wajah cantiknya itu sembari melihat kepada Mahen, sehingga terlihatlah wajah cantik di balik tubuh wanita itu.

Deg.

Mahen nampak terkejut, seketika melihat wajah wanita yang hampir saja ketabrak oleh mobilnya itu. Dan tiba-tiba saja, rasa sakit di dadanya itu kembali menyayat hatinya. Mana kala, melihat wajah cantik dari wanita tersebut.

"Ri--ma," ucap Mahen dengan sedikit terbata, sembari menahan rasa sakit di dadanya yang amat menyiksa dirinya itu.

.

.

.

Waduh kembali lagi gak tuh, wanita di masa lalunya Mahen? Hayo, penasaran kan? Makin seru ni. Ikuti terus kisah selanjutnya ya! Jangan sampai ketinggalan loh! Berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu ya! Buat Dek Author makin semangat loh nulisnya.

1
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
mampir kakk...
lanjut....
Seuntai Kata: Terimakasih banyak Kak, udah mampir. Semoga suka ya sama ceritanya. Ini sebentar lagi muncul bab barunya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!