Zafa tidak pernah menyangka, hidupnya yang mulai tertata harus direcoki oleh seorang gadis tengil yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya.
"Jangan panggil aku, Star jika aku tidak bisa mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Ada Apa Denganmu?
Bertha dan Damian kini pergi ke kampus Star. Mereka berdua sangat berharap bisa bertemu dengan gadis itu.
"Kau yakin dia akan berangkat ke kampus?" tanya Bertha pada Damian.
"Aku juga tidak tahu, Bu. Aku juga hanya sedang mengandalkan keberuntungan. Anak buahku kehilangan jejaknya."
"Sekarang harus bagaimana? Apa sebaiknya kita bayar orang untuk membunuh Star?" kata Bertha sembari terus memperhatikan depan.
"Lalu setelah itu kita juga akan dibunuh oleh tuan Robert. Dia sudah memberikan separuh uang tanda jadi membeli Star," ucap Damian gusar.
Bertha terus merutuki Star yang notabene adalah cucu perempuan satu-satunya.
Cukup lama mereka menunggu. Namun, tak ada tanda-tanda keberadaan Star di kampus itu. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk ke apartemen. Segala cara akan mereka lakukan demi mendapatkan harta peninggalan Arabella.
Setibanya mereka di apartemen Star. Mereka mencoba menekan kode akses unit apartemen Star berkali-kali. Namun, selalu berakhir salah. Mereka juga menekan bell dan mengetuk pintu. Namun, sepertinya apartemen Star memang kosong.
Bertha mengumpat kesal. Dia benar-benar ingin membunuh Star sekarang juga.
*
*
*
Sementara itu, gadis yang dicari-cari oleh kedua orang itu ternyata sedang asik bersama mama Dian. Dia menanyakan semua hal tentang Zafa pada mamanya.
Dian tertawa saat Star memaksa ingin belajar bahasanya karena tak ingin terlihat bodoh di depan Zafa.
"Jadi, aku cin_ta kamu, it's mean I love you?" tanya Star sembari membawa sebuah buku catatan.
"Iya, Sayang." jawab Mama Dian dengan bahasa Inggris.
"Oh, i see."
"Namaku Starlight. Aku cinta kamu." Ulang Star menghapalkan kosakata yang diajarkan mama Dian."
"How about I'm hungry?"
"A_ku la_par," kata Dian setengah mengeja agar kekasih Zafa itu paham.
"La_par?" tanya Star mengulangi.
"Ya, lapar."
"How about I want to kiss you?"
"A_ku ingin men_ciummu," jawab Dian. Star mencatat semuanya. Dia senang sekali bisa mempelajari bahasa negara Zafa.
"Apa di Indonesia tempatnya bagus?" tanya Star dengan bahasa kesehariannya.
"Indonesia mempunyai banyak pulau yang patut dikunjungi karena ada banyak pantai."
"Oh, aku jadi ingin ke sana."
"Kau boleh ikut aku pulang nanti. Di sana Zafa memiliki banyak keponakan yang lucu."
"Bolehkah?"
"Tentu saja, Sayang."
Star tersenyum bahagia. Zafa hanya mengamati Star dan ibunya tanpa ingin mengganggu mereka. Hari ini dia tak mengajar. Tanpa Zafa sadari lambat laun ada perasaan lain saat melihat Star tersenyum. Dia ikut merasa bahagia melihat gadis itu bahagia.
Ponsel Star berbunyi, ada pesan masuk dari pamannya Lionel. Dia mengabarkan bahwa neneknya dan pamannya Damian mencari keberadaannya. Lionel juga menyarankan agar sementara waktu, Star tidak pergi kemana pun.
Tawa Star seketika menghilang. Dia merasa seperti pecundang yang harus terus bersembunyi. Dia seperti hidup sebatang kara karena keluarganya tidak ada yang peduli padanya.
"Ada apa, Sayang?" tanya mama Dian. Dia bisa melihat kesedihan di mata Star.
"Tidak ada apa-apa aunty." Star kembali memasang senyum palsunya. "Aku akan beristirahat dulu. Maaf aku tidak bisa menemani aunty," kata Star sembari berdiri dan mulai menjauh dari mama Dian. Zafa melihatnya. Dia berjalan dengan langkah lebar agar bisa menghadang Star.
Star berjalan menunduk. Dia tak memperhatikan depannya. Kakinya tiba-tiba terantuk undakan lantai. Tubuh Star terhuyung kedepan. Namun, Zafa berhasil menangkap pinggang Star.
"Ada apa denganmu?"
...****************...
