Candunya Sang Mafia
"TOLONG!" teriakan seorang wanita.
Beberapa pria tengah berjalan melewati lorong mendengar teriakan dari seorang wanita tanpa mempedulikannya. Bagaimana tidak, sudah tau ini tempat club' malam, otomatis membawa dirinya ke dunia malam yang hancur. Banyak pria berhidung belang memanfaatkan situasi. Pikir salah satu pria tersebut.
Saat ini tiga pria tampan yang sedang memakai pakaian serba hitam sedang berjalan masuk kedalam lorong menuju ruang VVIP bersama pria yang seumuran 42 tahun. Dia manager dari club' malam yang bernama manager Cu.
"Mari silahkan, Tuan Albert."
"Apa wanita itu sudah ada?" tanya salah satu pria, sebut saja Albert Smirt, ketua mafia yang terkenal dingin dan jahat di kalangan mafia dan gangster. Ia dikenal sebagai mafia yang tak memiliki hati dari para lawannya. Ia juga memiliki beberapa perusahaan yang sangat terkenal dan beberapa club' malam. Contohnya club' malam 'Night Club' yang ia kunjungi saat ini.
"Dia sudah ada di kamarnya Tuan," jawabnya.
"Kalau buat kami berdua bagaimana?" tanya pria yang satunya yang bernama Joe Smirt.
"Cih.. aku tak sudi dengan wanita-wanita disini. Kalau kau mau kau saja yang bersenang-senang. Aku kembali kebawah," decih Frans menolak apa yang kedua pria itu inginkan.
Joe dan Frans adalah anggota Albert Smirt. Mereka saudara sepupu Albert yang sama-sama besar dari kalangan mafia. Mereka juga tinggal bersama dan hidup bersama melawan kerasnya dunia mafia saat orang tua mereka semua sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ralat, kedua orang tua Albert Smirt sudah tiada saat mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan anggota Smirt. Smirt adalah nama ayah dari Albert, sedangkan ibunya bernama Alice.
Kita kembali ketiga pria ini.
Sekarang Albert masuk kedalam ruang VVIP begitupun dengan Joe. Sedangkan Frans hanya memilih turun dan minum di bar sekaligus menikmati alunan musik yang dimainkan para DJ di atas sana.
"Halo Tuan Albert?" sapa wanita itu.
Albert duduk dengan kedua paha yang terbuka sedikit. Ia menepuk-nepuk pahanya agar wanita malam itu menghampirinya dan duduk disana.
"Sangat tampan," gumam wanita itu tersenyum manis.
Wanita yang memakai pakaian seksi dengan gundukan keny4l yang terlihat berjalan berlenggak lenggok menghampirinya. Dengan tangan yang memegang gelas dan satu botol wine.
Wanita itu duduk di pangkuan Albert lalu menuangkan minuman dan memberikannya pada Albert dan baiknya Albert menerimanya lalu diteguknya hingga tandas.
"Layani aku!" bisik Albert dengan bernada dingin. Wanita itu mengangguk lalu dengan cepatnya memajukan wajahnya bermaksud untuk mencium pria yang ada di hadapannya.
Akan tetapi, Albert malah memalingkan wajahnya, "Jangan pernah kau menyentuh wajahku apalagi menyentuh bibirku!"
"Ba baik!" jawab wanita itu, "Jadi aku harus apa sekarang ha?" Wanita itu bermaksud menggoda, akan tetapi, Albert tak suka dengan perilakunya. Ia lalu mendorong tubuh wanita itu menjauh darinya lalu berdiri merapikan pakaiannya.
Bukk
"Ahh!!" ringis wanita itu kesakitan dibagian bokongnya.
"Cih!" Albert melud4hi wajah wanita itu dan pergi."
"Tuan! panggil wanita itu yang tak dihiraukan oleh Albert.
Bukk
Suara bantingan pintu kamar terdengar keras dibanting oleh Albert membuat wanita itu berdecih kesal sambil mengacak rambutnya.
Sementara Joe sudah melakukan pergulatan dengan wanita seksi berambut pirang sebahu. Saat ini Joe berada di bawah dengan wanita itu memimpin.
"Bagus!" Satu pujian keluar di mulut Joe, "Kau sangat lihai dengan gerakanmu itu, Sayang."
Saat ia menikmati permainannya, suara ponselnya berdering membuat dirinya meraih ponsel yang ada diatas nakas lalu menggeser icon hijau.
"Humm, ada apa sih Frans, ck!" tanyanya di akhiri decakan kesal.
(Cihh sialan kau. Ayo kita pulang!)
"Apa?" Seketika mata Joe membola. Bagaimana tidak, dia lagi enak-enaknya bersama wanitanya malah diajak pulang, "Ahh! Aku tidak bisa Frans aku sedang menikmati ini," jelasnya menolak.
(Sialan kau) dumel Frans lalu mematikan sambungannya.
Albert yang melihat wajah Frans berdecih kesal, "Dia sedang ngeong, ngeong dengan wanitanya," ujar Frans dengan suara lantangnya karena musik yang ada disana terlalu besar.
Tak ambil lama, Albert beranjak dari sana disusul oleh Frans. Saat ia sampai di loby, pintu mobil terbuka karena para bodyguard yang selalu setia menunggunya.
"Ya sudah kita kembali ke mansion," ucap Frans pada supir.
"Baik Tuan," jawabnya mengangguk lalu beranjak dari sana.
Drtt
Drtt
Suara telpon masuk ke ponsel Frans, "Iya ada apa? Ha, oke!"
"Bert, markas utara diserang oleh John Gotti," ucap Frans memberitahukan.
"Tunggu apalagi, kita kesana! Hubungi yang lain untuk segera kesana! Dan hubungi Mark, apa dia baik-baik saja," ucap Albert.
Albert memberi kepercayaan pada Mark, untuk memegang markas dibagian Utara. Dimana Mark adalah pria yang kuat dan pintar, ia juga salah satu sahabat dari Albert sejak kecil, "Hubungi juga Joe!"
Frans mengangguk dan menuruti perintah dari Albert.
Sementara disisi lain seorang gadis cantik, berkulit putih sedang berdiri di pinggir jalan, berniat untuk menyebrang. Saat ia menyebrang, sebuah lampu menyorot kearahnya.
Cittt
"ARGHHHHHH! Bukk!" teriak gadis itu lalu jatuh.
Sontak orang-orang didalam mobil terkejut saat mobil yang mereka kendarai berhenti tiba-tiba. Dan juga beberapa mobil yang bersama mobil itu ikut berhenti dibelakang. Beda dengan Albert, ia terlihat santai dengan wajah dinginnya.
"Ada apa ini?" tanya Albert menatap supirnya dingin.
"Maaf Tuan!" kata anak buah Albert yang tengah menyetir.
"Sepertinya, kita hampir menabrak seseorang," ujar Frans.
"Shitt!" Albert dengan emosinya membuka pintu mobil dan membantingnya dengan kasar. Disusul oleh Frans. Bagaimana tidak, ia sedang terburu-buru untuk mendatangi markas utara karena sedang ada masalah, malah mereka harus berhenti karena orang didepan itu.
"Hey! Kau tidak punya mata apa?" kesal Albert menunjuk wanita itu.
Frans dengan sigapnya menatap gadis yang masih duduk dengan kedua tangan memeluk lututnya langsung membantunya berdiri.
Yang penting Frans masih bisa bersikap manusiawi.
"Anda tidak apa-apa Nona?" tanya Frans yang masih membantunya.
"Lepas!" Wanita itu memperbaiki penampilannya lalu menatap kedua pria yang ada dihadapannya
Cantik.
Albert terpukau dengan paras wanita yang ada di depannya itu.
"Kalian bisa nyetir tidak? Kalau saya ditabrak bagaimana?" kesalnya menunjuk pria-pria itu.
Albert yang tadinya memuji paras gadis itu dengan sigap memperbaiki kemejanya, "Kau yang tidak punya mata. Kenapa menyebrang tidak lihat-lihat dulu," ucap Albert, "Cantik-cantik buta," lanjutnya pelan.
"Apa kamu bilang?" tanya wanita itu.
Tatapan Albert berubah menjadi tajam saat gadis itu menaikkan telunjuknya dihadapan Albert. Membuat Albert kesal dibuatnya. Baru kali ini, ada orang yang berani padanya, apalagi dia seorang wanita.
Melihat tatapan pria itu wanita itu langsung bergidik ngeri, "Ka kamu yang duluan! Ka--
"Sudah-sudah! Maaf Nona, kami buru-buru!" potong Frans menghentikan perdebatan mereka. Albert yang tak mau ambil pusing kembali kedalam mobil dengan sikap dinginnya.
"Si--
"Sekali lagi maaf! Permisi!"
Saat mobil kembali berjalan, gadis itu kembali melanjutkan jalannya untuk pulang kerumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Kayla jannatan adsqia
awal yang bagus kk😍
2024-11-30
1
Ina Alfiana
bagus loh
2024-12-01
0