NovelToon NovelToon
After Office

After Office

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Office Romance
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Lanjutan Cerita Harumi, harap membaca cerita tersebut, agar bisa nyambung dengan cerita berikut.

Mia tak menyangka, jika selama ini, sekertaris CEO yang terkenal dingin dan irit bicara, menaruh hati padanya.

Mia menerima cinta Jaka, sayangnya belum sampai satu bulan menjalani hubungan, Mia harus menghadapi kenyataan pahit.

Akankah keduanya bisa tetap bersama, dan hubungan mereka berakhir dengan bahagia?

Yuk baca ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nebeng

Jaka terus menyesap bibir milik kekasihnya, yang sudah berhari-hari hanya bisa dia bayangkan. Dia benar-benar merindukan gadisnya.

Mia mulai kewalahan, ketika Jaka semakin brutal menciumnya. Seolah tak memberinya kesempatan untuk bernapas, dia menepuk pundak pria itu, sebagai tanda untuk berhenti.

Tadi Jaka menghampiri Mia ke ruangan, karena pesan dan panggilan sama sekali tak ditanggapi oleh salah satu staf keuangan di perusahaan tempat mereka bekerja. Setelah sebelumnya memastikan pada Lukman tentang keberadaan gadisnya, dia langsung menjemputnya. Lalu mengajaknya ke parkiran, guna melepaskan rindu.

"Main nyosor aja, mas! Astaga, kasih kesempatan orang ngomong dulu. Ampun deh."

Jaka tertawa renyah, dan duduk kembali di kursi kemudi. "Aku tuh kangen banget tau, sama kamu." Dia mengambil tangan kekasihnya, mengecupnya lembut. "Kamu nggak tau, gimana rasanya? Aku stress banget nggak bisa ketemu kamu."

"Lebay ... Huh ..." Mia hendak menepis tangan yang menggenggamnya, tapi Jaka justru menahannya.

"Aku serius, sayang! Tapi demi profesionalitas, aku hanya bisa menahan."

"Iya ... Iya aku percaya, tapi nggak usah nyosor juga, cukup ketemu aja udah mengobati kangen, kan?" Tadi begitu keduanya masuk mobil, tanpa berkata-kata apa-apa, Jaka langsung menyerangnya.

Jaka masih memegang erat tangan kekasihnya, dia menggeleng tak setuju dengan perkataan itu. "Kita bukan anak SMP yang kangen cuman lirik-lirikan, atau cekikikan nggak jelas. Kita ini udah dewasa, kalau nggak ingat tempat, aku udah meniduri kamu."

Mendengar itu, Mia merasa merinding. Dia yang hingga dua puluh delapan tahun ini, masih bisa menjaga mahkotanya. Tentu tak setuju dengan pendapat kekasihnya. Enak saja, segenit-genitnya Mia, dia tak akan mau mengorbankan mahkotanya atas nama cinta. Apalagi kabar yang dia dengar kemarin.

"Kita makan malam yuk, aku belum makan dari siang, tadi di pesawat, aku hanya tidur." Jaka menempelkan telapak tangan kekasihnya di pipinya, dia ingin bermanja-manja.

"Yah mas, kayaknya nggak bisa deh." Tolaknya ragu.

"Kenapa?" Jaka menegakkan tubuhnya, tapi tak jua melepaskan genggaman tangannya.

"Ibu nyuruh aku pulang cepat, katanya ada saudara ku datang sore tadi dari Semarang. Mending sekarang kamu tidur dan istirahat, besok kan masih hari kerja. Jangan sampai kamu sakit, nanti aku khawatir." Mia memasang wajah imutnya.

Jaka menggeleng, "Ketemu kamu itu istirahat buat aku, kamu yang bisa charge tenaga aku. Kamu adalah penyemangat ku."

Sudut mata Mia menangkap dua rekannya, yang sedang berjalan, menuju parkiran motor. Tiba-tiba terlintas ide di kepalanya, dia melirik sekilas tangannya yang digenggam erat oleh pacarnya, "Mas, lepas dulu deh. Aku mau kuncir rambut, kayaknya kok gerah banget." tangan kirinya mengimbas-ibas di depan wajahnya sendiri.

Jaka mengecupnya sejenak, lalu dengan berat hati melepasnya, "kamu mau makan apa, say ..."

"Aku pulang dulu, ya! sampai bertemu besok." Dengan gerakan cepat, Mia membuka pintu dan keluar dari mobil, dia berlari sekencang-kencangnya. Lalu tanpa pikir panjang membonceng salah satu rekannya, dan meminta untuk segera tancap gas dari sana.

Jaka menganga tak percaya, dengan gerakan cepat kekasihnya, dan hanya bisa diam melihat gadis itu dibonceng oleh salah satu staf keuangan.

Di sisi lain, motor matic yang dikemudikan Haris menyelip di antara padatnya kendaraan, di jalan protokol ibu kota. Di belakangnya, ada salah satu rekan satu divisi yang memboncengnya secara tiba-tiba.

Karena suara berisik kendaraan dan helm full face yang dikenakannya, Haris memilih tak bersuara tentang yang terjadi pada Mia. Namun begitu motornya berhenti di depan palang pintu perlintasan kereta, dia membuka kaca helmnya dan memiringkan tubuhnya, menghadap perempuan di belakangnya. "Kenapa tiba-tiba Lo nebeng gue? Padahal tadi Jaka ngajakin Elo balik bareng?" Setelah bermenit-menit menahan mulutnya, akhirnya pertanyaan itu muncul.

"Besok deh mas, gue jelasin. Panjang bet kalau di ceritain mah." Mia menolak, dia malas menjelaskan.

"Tapi serius Lo mau naik dari Jatinegara? Kata Lo pegel kalau dari sana." Haris ingat saat tadi dia mengajak gadis itu pulang bersama. "Apa mau puter balik, gue anterin ke stasiun Sudirman?" Tawarnya.

"Nanggung mas, udah sampai sini. Gas lanjut aja lah, kali-kali gue berdiri di kereta."

Suara gemuruh Kereta listrik lewat, menyamarkan suara calon ayah itu. Lalu Haris kembali menghadap ke depan, dan menutup kembali kaca helmnya.

Motor melintasi rel, dan melalui jembatan sungai yang selalu menjadi jalur langganan banjir kiriman dari kota penyangga. Lalu melintasi jalanan yang membawa mereka menuju terowongan langganan tawuran antar warga, juga melintasi pintu air yang berdiri sejak jaman kolonial.

Bermenit-menit berlalu, mereka sempat menemui lampu merah di pertigaan, lalu kembali melewati jembatan sungai langganan banjir, serta melewati jalan bawah tanah yang baru jadi beberapa tahun ke belakang, sebagai cara mengurai kemacetan di perempatan jalan. Dan terakhir lampu merah pertigaan, sebelum kolong bawah rel tua yang tingginya tak sampai empat meter itu.

Motor terus melaju melewati pasar ikan hias yang ramai kala malam hingga subuh, juga mall serta pasar di kanan jalan, yang terkenal dengan sovenir murah.

Dan baru berhenti tepat di stasiun tua, tapi sudah di renovasi beberapa tahun lalu. Mia tertawa setiap melihat ejaan salah di bangunan tua itu. "Menurut mas Haris, itu tulisan ejaan lama atau memang yang masang salah?" Tanyanya, sambil menunjuk tulisan warna jingga di atas sana.

Haris mengikuti telunjuk tangan juniornya, "Mana gue tau." Dia menaikan bahunya tak peduli. "Ingat ya Mi, besok gue minta penjelasan sedetail-detailnya sama Lo."

"Iya-iya, udah sana jemput istri tercinta, hati-hati bawa motornya, jangan ngebut ingat sama dede bayi di perut." Mia mengingatkan. "Makasih buat Tebengan nya, besok Senin gue bawain akar kelapa."

Haris menunjukan jempolnya, lalu mulai menarik gas motor matic, meninggalkan Mia, yang melambaikan tangannya.

***

Masih sehari lagi hingga para pekerja kantoran, menemui akhir pekan. Tapi Mia mendadak malas, kala bangun pagi, rasanya dia enggan masuk, padahal waktu sudah menunjukan pukul setengah enam pagi.

Biasanya, di jam segini dia tengah berdandan seadanya sebelum berangkat ke stasiun. Tapi kali ini, dia masih mengenakan celana pendek dan dalaman kaus seraya memeluk guling kesayangannya.

"Mbak Mia nggak antar aku ke sekolah?" tanya Gio, bocah berseragam muslim itu berdiri di ambang pintu kakak sulungnya.

"Naik sepeda aja, dek! Mbak lagi malas." gumamnya tanpa menoleh.

"Mama, Mbak Mia nggak mau antar aku sekolah nih ..." Teriak Gio.

Dari balik gulingnya, Mia mendelik. Adik bungsunya memang acap kali usil padanya, dia langsung, dan memberikan tatapan peringatan. Karena aduan Gio, akan memunculkan khotbah pagi dari nyonya Kusti tercinta.

"Ma ... Mbak Mia melototi Gio, nih ..." Teriaknya.

Hampir saja, boneka beruang kecil miliknya, Mia lemparkan pada adik bungsunya. Tapi tertahan begitu melihat nyonya Kusti datang dengan sodet di tangan.

Mia meringis menunjukan giginya, seraya mengangkat bonekanya, "Nggak kok ma, Mia cuma lagi olahraga aja." Walau tulang punggung keluarga, tapi ratu sebenarnya tetaplah perempuan yang melahirkannya. Sebagai anak berbakti, Mia tak mungkin bisa melawan Kusti.

"Mbak Mia kenapa belum siap-siap? Lihat jam dong, mbak!" Kusti berkacak pinggang, sambil menunjuk jam dinding berbentuk bulat di belakangnya.

"Mia libur sehari aja, ya! Mia males." Dia memasang wajah memelas.

"Tinggal sehari, Mbak .... Buruan siap-siap, masih ada waktu."

"Tapi Ma ..."

"Mia Andani anak mama yang baik, kalau dibilangin orang tua harus?"

"Nurut ..." Mia dan Gio menjawab hampir bersamaan.

Dengan amat sangat terpaksa, Mia bangkit dan melangkah menuju lemari, guna memilah baju yang akan dikenakannya di ujung pekan.

***

Mia berlari sekuat tenaga, menuju pintu absensi, berharap ada keajaiban agar gajinya bulan depan tidak dipotong. Dan dia bernapas lega begitu waktu menunjukan pukul delapan lewat lima puluh sembilan menit.

"Tumben mbak Mia kesiangan? Keretanya mogok, mbak?" Tanya petugas keamanan dengan name tag bernama Mursyid.

"Lagi mager banget, Pak!" sahutnya seraya melewati pintu absensi, lalu melangkah menuju elevator, "Duluan ya, pak!" Mia tersenyum ramah.

"Semangat, mbak! Tinggal sehari lagi libur dua hari." Teriak Mursyid seraya mengangkat tangannya.

Mia hanya menunjukan jempolnya, seraya bergabung dengan para pekerja, yang menunggu di depan pintu elevator.

Sedang asik berbincang dengan staf lainnya, namanya dipanggil oleh pemilik perusahaan. Reflek Mia menoleh, dia mendapati Dimas dan sang sekertaris melangkah ke arahnya.

1
yanah~
Mampir kak 🤗💪
shevaqilaryan
langsung disergap sama si babang Jaka.....
jangan sampai di unboxing sebelum dimutasi y bang....
Siti Rohmawati
Luar biasa
Masdalifah FransisQa Pangesturi
knp dsni lama x y updatenya.. pdhl cerita dsblh udh update
Mareeta: aku biasanya malam updatenya yang ini
total 1 replies
Eni Yunani
selalu ku tunggu updattannya
Eni Yunani
selalu suka dengan karya author,, Mister asisten is my first love
Astried Wulandary
ceritanyaaa seruuuu, semangaaatttthor buat update ceritanya teruss 😍😍💪💪💪
Cece Jumi
kak udah kirim bunga Ama vote nya /Grin//Smile/
Mareeta: terima kasih banyakkkkk😍😍😍
total 1 replies
nabila anjani
Lanjut
Eni Yunani
lanjut othor
Sri haryani
semoga jaka yg daten
Sri haryani
langsung sosor aja ya ka /Facepalm//Facepalm/
Sri haryani
Orang-orang di sekita fero, kenapa sifatnya sama ya
Mareeta: ketularan 🤭
total 1 replies
Sri haryani
mampir ya Thor.... semoga gak kalah seru dari novel sebelumnya
Cece Jumi
ceritanya menarik dan selalu di tunggu up. ya
Cece Jumi
mampir dlu kak
Mareeta: terima kasih 🥰
total 1 replies
shevaqilaryan
Thor, kenapa g dilanjut di sebelah....

sisan belum up disini rajin banget up nya....
terimakasih Thor....
bunny cooky
seru banget, sama pokoknya kek novel2 othor yg lainnya 🤗
semangat 💪🏻
bunny cooky
mampir aku thor, nyampek jga di ceritanya mia sama pak jaka 😂 🤭
Mareeta: makasih banyak
total 1 replies
Saadah Rangkuti
kok keliatan murahan ya thor si Mia mau aja digituin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!