Keyra Putri Utami adalah nama yang di sematkan oleh kedua orang tuanya, sejak usianya delapan tahun dia mengalami kebutaan karena sebuah kecelakaan yang ikut menewaskan kedua orang tuanya.
Keyra di asuh oleh Paman dan Bibi yang begitu sayang kepadanya, yang menyebabkan kedua puteri Paman dan Bibi nya cemburu kepada Keyra.
Hutang sang Paman yang di lunasi oleh sahabat Pamannya kepada seorang juragan tanah, yang menyebabkan Keyra harus berakhir menikah dengan putera sahabat dari Pamannya sebagai penebus hutang keluarga.
Entah bagaimana nasib Keyra si Gadis Buta yang hanya mengenal satu warna saja dalam hidupnya yaitu Hitam, akankah seseorang mampu mengenalkan warna lain selain Hitam kepada Keyra?
Jika kebahagiaan itu harus di jemput, kenapa harus menunggu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putribulan21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Di Serang
Setelah lelah menghampiri, Dewa dan Keyra tertidur sejenak. Lalu mereka mandi membersihkan diri, Keyra bahkan tak bisa berjalan karena bagian inti nya terasa sakit.
Dewa membantu Keyra membersihkan diri, memakaikannya baju juga mengeringkan rambutnya.
Keyra seperti anak kecil yang sedang di urus oleh ayahnya, karena lelah Keyra pun tak menolak bantuan Dewa.
"Kamu mau pulang atau mau istirahat di sini saja? tanya Dewa.
Inginnya Keyra di sini saja dan langsung tidur, namun Keyra teringat dengan Dimas anaknya, kalau dia tetap di sini pasti Dimas akan mencari dirinya.
"Kayanya aku pulang aja ya Mas, kasihan Dimas pasti nayriin aku," ucap Keyra.
"Ya sudah kalau begitu, ayo pulang mobilnya sudah siap," ucap Dewa.
Dewa pun memakaikan jubah dan rambut palsu juga masker yang di pakai oleh Keyra tadi, lalu Dewa menggandeng tangan Keyra, setelah di rasa nyaman Keyra pun berjalan menuju lift.
Rupanya Fahri memarkirkan mobil Dewa di tempat yang aman, jauh dari jangkauan CCTV membuat Keyra dan Dewa leluasa.
Baru saja mobil keluar dari tempat parkir, sebuah mobil avanza hitam tiba tiba mengikuti mereka dari belakang.
Dewa yang menyadari sedang di ikuti segera menghubungi sang paman, Ferdi. Dia mengatakan bahwa ada mobil yang mencurigakan di belakang mereka.
"Tetap berada di keramaian, jangan lewati jalanan yang sepi!" seru Ferdi lewat sambungan telepon.
"Baik paman!" jawab Dewa.
Keyra benar benar ketakutan, Dewa bahkan memeluknya dan menenangkannya.
"Tuan mereka tak hanya satu," ucap Fahri.
"Sial!" teriak Dewa.
Terpaksa Fahri melewati jalanan sepi karena bagaimana pun juga mereka harus di hadapi, bukan di hindari.
"Dor, dor!" suara tembakan bersahut sahutan.
Keyra menjerit ketakutan, kepalanya menunduk ke bawah sedangkan Dewa berusaha meloloskan tembakan yang mengenai salah satu ban mobil mereka.
Satu mobil berhasil di lumpuhkan dan terlempar ke dalam jurang yang tak terlalu dalam, tinggal satu mobil lagi.
Dengan gerakan cepat Dewa membawa Keyra keluar dari mobil, Fahri berusaha melindungi Dewa dan Keyra dengan tembakannya.
Tak berapa lama, datanglah bantuan dari anak buah Ferdi, lebih tepatnya anak buah temannya Ferdi.
Ferdi memiliki seorang teman yang ternyata seorang ketua mafia, Ferdi yang pernah menyelamatkan nyawa Edgar kala itu berjanji akan berusaha untuk melindungi Ferdi dan keluarganya.
Edgar adalah ketua mafia yang terkenal kejam, dia memiliki jaringan dan ahli IT terbaik untuk meretas semua sistem, bahkan dia memiliki anak buah yang terkenal jago berkelahi dan pandai menggunakan senjata.
Dan kali ini Ferdi meminta bantuan kepada Edgar, karena Ferdi sudah tak memiliki cara lain untuk membongkar kasus penembakan beberapa tahun lalu.
"Siapa mereka?" tanya Keyra.
"Mereka adalah orang orang yang akan membantu kita," jawab Dewa yang bersembunyi sambil melindungi Keyra.
Mereka terlihat saling baku tembak, terlihat mobil yang mengikuti mereka itu terbakar, namun beruntungnya orang orang di dalamnya berhasil keluar dan di tangkap oleh anak buah Edgar.
Terlihat seorang laki laki menghadap Dewa melaporkan bahwa keadaan sudah aman, bahkan beberapa tawanan sudah di amankan.
Dewa, Keyra dan Fahri segera menaiki mobil dan melanjutkan perjalanan pulang mereka menuju ke rumah, setelah mengucapkan terimakasih.
Bahkan Keyra masih gemetar ketakutan, dia tak bisa membayangkan ketika dulu Dewa mendapat kecelakaan yang menewaskan sang ayah mertuanya.
Berkali kali Keyra memeluk tubuh Dewa mencari ketenangan dan kenyamanan dari aroma tubuh Dewa, Keyra bersykur karena akhirnya mereka selamat. Keyra membuka perlengkapan penyamarannya sebelum keluar dari dalam mobil.
Setelah sampai di rumah, Keyra segera masuk ke dalam rumah dan mencari Dimas.
"Sayangnya Mama lagi apa?" tanya Keyra.
Dimas pun menjawab, lalu Keyra membawa Dimas ke kamarnya dan mendekap dan menciuminya membuat Dimas tertawa, demi mengurangi rasa takutnya.
Sedangkan Dewa langsung masuk ke ruang kerja, dia menghubungi sang paman untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Rupanya Marco menginginkan Aruna untuk memimpin perusahaan, namun Ferdi menolak karena bagaimana pun juga Dewa adalah pewaris yang sah di mata keluarga juga di mata hukum.
Karena penolakan Ferdi akhirnya Marco membuat ulah, agar keinginannya tercapai.
Marco bahkan menggunakan obat perangsang agar citra Dewa sebagai CEO tercoreng, namun karena tak berhasil akhirnya Marco kembali menyerang Dewa untuk kedua kalinya.
**
Marco mengeram marah, karena rencananya benar benar gagal. Padahal Marco berharap agar Dewa ikut menyusul Mahesa dan pergi untuk selama lamanya, supaya Aruna bisa mendapatkan posisi CEO di perusahaan King Airlangga.
" Dasar bo*oh kalian!" teriak Marco.
"Plak, plak!" Marco memukul dan menghajar anak buahnya satu persatu.
Padahal mereka tidak terlibat dalam misi penembakan dan penyerangan tersebut, mereka hanya melaporkan bahwa anak buahnya yang menyerang Dewa kemungkinan gagal karena mereka tak melapor kembali.
"Lakukan sesuatu, aku tak peduli jika harus menghabisi anak sialan itu!" perintah Marco.
"Baik Tuan," jawab anak buah Marco.
"Cari tahu juga, apakah ingatan Dewa sudah kembali!" ucap Marco.
"Baik Tuan, segera," jawab anak buah Marco.
Marco pun menyeringai, dia tak sabar untuk menguasai semua harta kekayaan kakak iparnya.
Memang inilah salah satu tujuan Marco dulu, dia ingin menguasai semua harta kekayaan keluarga Airlangga.
Tak sia sia Marco meracuni istri Mahesa hingga dia meninggal dulu, dan menghasut Aruna agar menjebak Mahesa.
Aruna hamil oleh kekasihnya, namun Marco meminta agar Aruna menjebak Mahesa agar Aruna bisa menikah dengannya.
Aruna pun mengikuti saran Marco, karena memang Aruna pun sebenarnya menginginkan hidup mewah dan bergelimang harta.
Mahesa di jebak oleh Aruna dengan memberinya obat tidur, lalu Aruna menuangkan cairan berwarna merah di sekitar tempat tidur untuk meyakinkan Mahesa.
Akhirnya Mahesa pun menikahi Aruna dengan syarat Dewa harus di asingkan, karena kalau tidak keluarga Aruna akan meminta ganti rugi dengan saham tujuh puluh persen perusahaan King Airlangga, benar benar gila bukan?
Jika tidak di lakukan maka Dewa akan di habisi saat itu juga, tak ada cara lain bagi Mahesa saat itu selain mengasingkan Dewa ke tempat yang sangat jauh.
Hingga Dewa harus merasakan hidup sengsara dan nyaris kelaparan, bahkan di hina habis habisan karena miskin dan sebatang kara.
Tiba tiba Marco tersenyum jahat, dia memiliki ide agar dia bisa menguasai seluruh harta keluarga Airlangga, lalu Marco segera menghubungi Aruna.
**
"Dengar Dewa, jangan sampai Aruna masuk ke area perusahaan!" tegas Ferdi.
"Iya paman, aku meminta anak buahmu untuk meretas semua media komunikasi di mansion Airlangga," ucap Dewa.
"Bagus, apa sudah berhasil?" tanya Ferdi.
"Mereka masih belum memberikan hasilnya, kita tunggu saja paman, setidaknya kita bisa berhati hati untuk melangkah," ucap Dewa.
"Jaga istri dan anakmu!" tegas Ferdi.
Dewa menyatukan kedua alisnya, dia tak pernah memberitahukan bahwa dia sudah menikah dan memiliki seorang anak.
Ingin memaki namun Ferdi segera mengakhiri obrolan mereka, Dewa pun menyimpan ponselnya kembali ke atas nakas.
Ketika Dewa akan melangkah keluar, ponselnya kembali berbunyi.
"Haish, mau apalagi dia?" gerutu Dewa.
Dewa melihat nama Aruna di layar ponselnya, Dewa mengernyit heran. Lalu menggeser tombol hijau yang ada di ponselnya.
"Hallo!"