Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Terhitung sudah tiga hari Shanum bekerja jadi sekretaris tapi satupun kerjaan belum pernah dia terima di sana kerjaannya cuma duduk-duduk saja.
Shanum juga belum pernah melihat CEO nya sedangkan didalam ruangan CEO,Rendra hanya melihat Shanum dari cctv.
"Apa nanti dia tidak curiga van kalau terus-terusan begitu,istriku. Bukan tipe seperti itu pasti sebentar lagi dia akan protes"Tebak Rendra.
"lalu aku harus kasih kerjaan apa?"Elvan balik bertanya"Semua kerjaan sudah aku kerjakan semua"
"Itu terserah kamu".
Elvan keluar dari ruangan Rendra diluar ruangan itu dia langsung bertemu dengan Shanum.
"Maaf pak Elvan apa aku boleh bertanya?"Tanya Shanum.
"Silahkan"
"Kenapa beberapa hari ini saya belum mengerjakan apa-apa?".
"Kebetulan belum ada kerjaan nona"Jawab Elvan bohong.
"Pak Elvan jangan panggil aku begitu dong pak,aku kan bawahan bapak panggil namaku saja"Protes Shanum.Elvan hanya mengangguk.
"Lalu apa sekarang saya sudah ada yang dikerjakan masalahnya saya nggak enak sama yang lain"Keluh Shanum.
"Kamu masuk saja ke ruangan pak CEO nanti kamu akan dikasih kerjaan sama beliau"Jelas Elvan.
"Apa nggak apa-apa aku ke dalam?"Tanya Shanum agak sedikit takut.
"Paling kamu akan dikuliti hidup-hidup kalau berbuat salah"Kata Elvan menakut-nakuti Shanum karena dia menyadari ketakutan Shanum.
"Apa segalak itu pak Elvan?"Tanya Shanum agak terbata-bata.
"Masuk aja kesana karena beliau sudah menunggumu"Suruh Elvan.
Shanum berjalan menuju pintu Rendra dengan langkah kaki yang berat dia memberanikan untuk mengetuk pintu.
"Masuk"Terdengar suara dari dalam.
"Apa bapak panggil saya?"Tanya Shanum lirih.
"Panggil kamu"Bukanya menjawab Rendra malah bingung.
Sesaat ruangan itu jadi hening karena Rendra maupun Shanum sama-sama diam sampai telpon Rendra berbunyi.
Rendra membaca wa dari Elvan,terlihat Rendra menyunggingkan senyuman yang tak disadari Shanum karena dia terus menunduk.
"tolong buatkan aku kopi"
"apa?"Tanya Shanum kaget.
"bisa kan buat kopi,jangan terlalu manis."Kata Rendra.
"Baik pak saya permisi dulu"Pamit Shanum sambil berlalu pergi keluar.
Sedangkan Rendra masih memandang kepergian Shanum sambil tersenyum.
"Kamu masih sama seperti dulu Sha"Gumam Rendra.
Di kantin Shanum bertemu dengan salah satu OB disana.
"Ada yang bisa saya bantu Mbk?"Tanya OB itu.
"Saya mau buat kopi untuk pak Rendra mas"Jawab Shanum.
"Apa saya yang buatkan Mbk"Tawar OB itu.
"Nggak usah mas biar aku sendiri yang buat yang di perintah kan saya."Tolak Shanum.
Saat Shanum membuat kopi tiba-tiba ada Dinda datang.
"siapa yang menyuruhmu membuat kopi dan untuk siapa?"Tanya Dinda agak ketus dari awal memang Dinda sudah terlihat tidak menyukai Shanum.
"Untuk pak Rendra beliau sendiri yang menyuruh saya Mbk""Jawab Shanum.
"Apa kamu tau takaran kopi buat pak Rendra jangan asal kasih kopi kalau tidak pas dia bisa sakit perut"Bentak Dinda.
"Maaf Mbk saya nggak tahu".
"Ada apa ini?"Tanya Elvan baru datang"Shanum kamu kan disuruh buat kopi pak Rendra kenapa masih di sini".
"Van biar aku yang membuatkannya"Tawar Dinda.
"pak Rendra menyuruh Shanum Din bukan kamu, Shanum antarkan kopinya pak Rendra sudah menunggu".
"Saya permisi dulu"Pamit Shanum sambil membawa kopi pergi.