Dicintai pacar secara ugal-ugalan X
Dicintai sepupu secara ugal-ugalan ✓
Olivia berasal dari desa. Wanita cantik berkulit kuning Langsat serta rambut panjang bergelombang mencoba peruntungan mendaftar sebagai pengajar disalah satu sekolah di ibukota. Nasib baik Seakan berpihak padanya, ketimbang menyewa kos atau kontrakan sang bibi yang merupakan adik dari ibunya menawarkan untuk tinggal bersama dirumah nya. Dari situlah percintaan tabu dimulai antara Olivia dengan sepupu laki-laki bernama Galang. Nyatanya antara Olivia dan Galang itu sendiri tidak pernah bertemu sedari kecil. Meski usia Galang terpaut dibawah Olivia tak menyurutkan jalinan cinta itu bersemi. Akankah mereka bisa terus melanjutkan hubungan. Ataukah terpaksa mengakhiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rismasuzy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19
Hari dimana akan dilangsungkan acara belajar diruang terbuka diselenggarakan. Armada bus pun terparkir diarea sekolah, beberapa siswa-siswi terlihat amat antusias mengikuti kegiatan tersebut .Dengan membawa ransel yang berisi barang pribadi masing-masing, aura keceriaan seluruh murid membangkitkan semangat.
Beberapa panitia pembimbing mengatur para siswa agar tertib mengisi tiap bangku bus yang tersedia. Begitu dengan para guru juga tertib mengisi bus-bus khusus yang disediakan untuk para pengajar dan pembimbing.
"Perhatian semua.. ada sekitar lima bus dan Setiap bus sudah ada nama masing-masing. kamu sengaja mengacak dari kelas lain untuk satu bus. supaya saling mengenal antar kelas."
Panitia berseloroh dengan toa yang ia genggam didepan mulut. hal itu dilakukan untuk menertibkan keseluruhan supaya jelas. "Kalian harus ingat bus mana yang kalian duduki. jangan keliru karena tidak ada pergantian bus."
"Siap...pak.."
Tak berselang lama dirasa siap, rombongan bus itu melaju perlahan-lahan. membawa rombongan itu menuju tempat lokasi yang sudah disepakati. Oliv sendiri berada di bus rombongan bersama beberapa pengajar jiga panitia penertib. duduk bersama dengan salah satu guru wanita .
Perempuan itu diam. tatapannya tertuju keluar jendela memandangi pepohonan yang berjalan mundur Seiring bus nya bergerak maju.
Sementara disisi lain ada Galang duduk bersama dengan sahabatnya yakni Tama. keduanya berkawan sejak masa SMP. Bahkan, Galang sendiri tak segan-segan untuk bercerita kepada Tama tentang apapun termasuk hubungannya dengan Olivia. maka tak heran keduanya saling memegang rahasia Galang juga sangat mempercayai Tama karena Pemuda itu yakin kalau Tama bukanlah orang yang bocor.
Tama lah satu-satunya teman yang tahu tentang hubungan Galang dengan Oliv. bahkan, Tama juga tahu hubungan Galang tak hanya sekedar hubungan kakak adik sepupu tetapi jauh dari itu Tama mengetahuinya.
Hawa dingin menyambut serta memasuki kawasan dengan pohon-pohon tinggi menjuntai menandakan kalau perjalanan usai. menempuh perjalanan cukup panjang bus-bus rombongan itu pun berhenti disebuah perbukitan yang masih sangat asri ditumbuhi juga ilalang berukuran tinggi.
Para siswa siswi semuanya turun dan berjalan menuju titik dimana mereka semua digiring akan membangun tenda. Begitu pula dengan para guru, mereka juga sama antusiasnya bahu membahu mendirikan tenda.
"Bentuk kelompok kalian sesuai yang sudah diterapkan. untuk ketua kelompok. lebih fokus untuk menjaga kekompakan kelompoknya." Panitia berseloroh dengan toa nya.
Mutia ditunjuk sebagai ketua kelompok. gadis itu terlihat repot mengingat dirinya seorang ketua. sebagian tenda sudah ada yang berdiri bermacam warna dari tenda-tenda itu mengulas senyum bangga. Mutia menghampiri Galang yang sedang sibuk mengikat tali pada tiang tenda.
"Lang laper nggak? makan bareng yuk." Ajak Mutia. ketua kelompok itu berdiri persis disamping Galang. Galang menoleh sekilas kearah pacarnya. Jujur Galang saat ini sedang malas berinteraksi dengan Mutia ditambah lagi ada Tama yang sedang bersamanya. Ya sebenarnya Tama memiliki perasaan pada Mutia namun gadis itu tak menyambut balik perasaan tersebut. malah dirinya semakin gencar mengejar cinta Galang.
Terdengar rumit, tapi itu salah satu bentuk perjalanan lika-liku kehidupan remaja. suatu saat mereka akan mengenang cerita romansa yang begitu ruwet. tapi disitulah sejuta kenangan yang dapat diputar dalam memori.
Sebenarnya dari awal mereka jadian. Galang sama sekali tidak mempunyai perasaan apapun. hanya saja ia merasa sudah terlanjur menjalankan tantangan dari kakak pembinanya kala itu. dimana ketika MOS kakak pembina mengikut sertakan Galang dalam sebuah permainan. dimana permainan itu Galang 6ang dinobatkan sebagai salah satu siswa tampan diberikan bunga. laku diminta memberikan bunga itu kepada siapapun dan menyatakan cinta. tujuannya adalah, melihat sebagaimana gentle nya seorang laki-laki.
Pada saat itu Galang yang memang tipikal cuek dan pemberani. menganggap permainan itu tidak penting dan tak bermakna. apa susahnya memberikan bunga dan ya ia menganggap semua beres.
"Nih. ambil." Galang memberikan setangkai wawar merah itu kepada peserta MOS juga. dia adalah Mutiara Santoso.
"Cieee..." seluruh peserta MOS bersorak menggoda. sementara Galang melenggang enggan memusingkan godaan tersebut.
Baginya semua selesai. tidak ada yang susah. Namun, dugaannya salah, perbuatan yang menurut Mutia begitu manis sukses membuat perasaan gadis berkuncir dua itu larut akan perlakuan itu. dalam artian, Mutia terbawa perasaan.
Sejujurnya Galang akan lebih senang jika Tama bisa berpacaran dengan Mutia. "Lang anterin gue yuk. Gue pengen ke toilet kebelet."
"Lo kan bisa minta tolong sama yang lain Mut. Gue sibuk." Galang menolak tanpa melihat lawan bicara.
"Gue aja yang nganterin, mau nggak?" Tama menawarkan senang hati. tetapi bukan itu yang Mutia harapkan. gadis itu diam menatap Galang dengan ekspresi yang seakan memohon. Intinya Mutia tidak mau pergi selain diantar dengan Galang.
"Maaf Tam, gue nggak mau. Gue pengen nya diantar sama Galang." Rengekan gadis itu membuat Galang berdecak pelan. Dia bangkit kemudian terpaksa dan menuruti kemauan Mutia.
Oliv dari jauh tanpa disengaja melihat Galang dan Mutia melangkah berdampingan. Terlihat sangat mesra dengan tangan Mutia menggamit lengan Galang, timbul rasa kesal yang tiba-tiba berkecamuk. dada Oliv kian sesak. walau begitu dalam batin sibuk mengumpati diri. kenapa dia sechildish itu. Oliv sadar jika mulutnya telah meminta Galang menjauh. tetapi ia merasa hatinya berkhianat. dia tak terima bila Galang bersama perempuan lain.
"Oliv kenapa? jangan kebanyakan ngelamun loh. takut kesambet." suara Andi membuyarkan lamunan nya.
Sontak Oliv tersentak. "Oh enggak ko Mas. Aku tiba-tiba ngerasa agak pusing. mungkin perubahan suhu." Entah sejak kapan Oliv jadi lihai merangkai dusta.
"Mau pake jaket aku?" Andi menawarkan. dia mengira Oliv kedinginan karena wanita itu hanya mengenakan sweeter tipis.
"Nggak perlu Mas. serius." Olivia menolak seiring mengulas senyum.
"Kalau gitu istirahat aja yah didalam tenda." Titah Andi. kemudian menuntun wanita itu untuk masuk kedalam tenda. Didalam nya juga sudah ada beberapa guru wanita yang tengah beristirahat. Sementara Andi langsung pergi ketempat perkumpulan dimana semua murid akan mengadakan api unggun.
****
Sinar mentari tenggelam di ufuk barat. menyisakan warna kejinggaan begitu indah. memasuki malam hari udara kian dingin serupa jarum yang menusuk kulit melalui celah pori-pori.
Suara riuh para murid berhasil membangunkan Oliv tertidur didalam tenda. Ia melihat tidak ada siapapun, itu artinya semua para pengajar yang ikut sedang berada di lokasi, dimana murid-murid akan dibina. Ia tertidur sangat pulas sampai-sampai dirinya tak sadar kalau didalam tenda sepi tak menyisakan siapapun.
Oliv merapikan penampilan nya. Sebenarnya ia merasa ingin buang air kecil. Jadi Oliv memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu, setelah itu ia akan ikut bergabung dengan para pengajar yang lain.
Wanita mengenakan celana bahan, kemeja yang dilapisi sweater mencari-cari keberadaan toilet dengan bermodalkan senter kecil, mengingat suasana bagian belakang tak dijangkau oleh lampu sorot maka Oliv mengandalkan pencahayaan dari senter sebagai penerangan ia arahkan kesana kemari. Pasalnya ia belum terlalu hafal betul letak dimana toilet berada. Apalagi suasana saat ini gelap gulita.
Sepuluh menit Oliv berjalan mencari-cari akan tetapi tak kunjung ia melihat ada toilet. Oliv mulai kebingungan, nafasnya naik turun ia berhenti sejenak untuk menenangkan diri yang mulai panik. Pasalnya ia sendiri tak bisa menemukan arah kembali pada lokasi tenda nya.
Ini sangat konyol. mungkin efek bangun tidur. maka sebabnya ia gagal berfikir. Perlahan ia mulai berjalan akan tetapi Oliv merasa langkahnya semakin jauh masuk kedalam sebuah hutan yang masih asri di perbukitan itu.
Oliv mulai panik. kala ia menyadari disekitarnya hanya ada kegelapan dan riak dahan pepohonan terasa mencekam. Wanita itu mulai ketakutan kala mendengar ada suara-suara aneh yang tertangkap masuk Indra pendengaran. bukan tentang setan atau sejenisnya. yang jauh lebih ditakutkan adalah hewan buas yang kapan saja menerkam dan naas mencabik-cabik tubuhnya.
kaki ber-sneakers putih itu terus berjalan tanpa henti. hanya ada sorot senter yang ia arahkan ke segala penjuru. hasilnya Oliv semakin bingung di tengah hutan yang rimbun dan luas Oliv mulai pasrah. dia berdiri mengurai nafas yang mulai mencekik akibat khawatir. ditengah rasa lelahnya Oliv memutuskan beristirahat sejenak karena memang langkahnya juga sudah tak mampu lagi berjalan.
Namun, suara-suara aneh itu masih terdengar seakan Tengah mengintai. dari awalnya jauh semakin lama semakin dekat. Oliv ketakutan tubuhnya bergetar retina berbulu lentiknya memerah. Suara itu semakin jelas, Oliv berjongkok dan menyembunyikan wajahnya pada lekukan pahanya Oliv pasrah apabila itu adalah harimau kelaparan.
"Mbak Oliv."
Deg!
Seketika wanita itu mengangkat wajah cepat. "Galang.." Oliv mengucak netra guna memastikan akankah yang dilihatnya saat ini benar adik sepupunya ataukah makhluk halus yang sedang menyerupai.
"Mbak Oliv. jangan takut aku Galang." pemuda itu berjalan pelan. lalu berjongkok tepat dihadapan kakak sepupunya.
Bibir Oliv berkedut. bola mata nya bergerak menelisik sosok Galang yang hadir serupa malaikat penyelamat. "Galang.." detik berikutnya Oliv masuk kedalam pelukan Galang. perasaan takut pergi tunggang langgang. dalam dekapan Galang ia merasa nyaman.
Sementara pemuda itu tergemap. pada akhirnya membalas pelukan itu. dia merasa dadanya basah itu artinya Oliv menangis tanpa suara.
"Ssssttt. Jangan taku, ada aku." Pemuda itu berujar laksana dewa pelindung. satu tangannya setia mengusap punggung Oliv bermaksud menenangkan.
Setelah dirasa tenang. Galang mencoba melerai pelukan antara keduanya. membingkai wajah Oliv lalu kemudian ia mencium lembut kening wanita itu. Oliv terpejam menikmati hangat ciuman tersebut.
"Ayo kita balik lagi ke tenda, takutnya guru-guru yang lain nyariin mbak Oliv." ajak Galang posisinya sudah berdiri. wanita itu mengikuti hal yang sama. Namun Oliv enggan untuk beranjak, ia balas menggenggam tangan Galang seolah menolak ajakan remaja itu untuk pergi.
Oliv mendekat seiring mengkis jarak. Oliv tanpa sungkan mencium bibir adik sepupunya. Galang hanya bisa diam Oliv juga diam seakan sibuk dalam pikirannya masing-masing.
"Terimakasih Galang. aku sesak nafas membayangkan aku nggak bisa keluar dari sini hid-"
"Eemmph..." Ucapannya terpotong ketika Galang kembali menyatukan bibir mereka. Oliv melenguh, lalu mengalungkan tangan nya pada leher pemuda itu. Bibir mereka saling beradu pelan namun pasti. Lidah Galang menari-nari dalam rongga mulut Oliv seakan mengabsen isi dalam mulut wanita ayu tersebut. saling membelit bertukar Saliva. tak ada yang mampu menolak bila nafsu tengah menjerat. keduanya manusia yang masih memiliki hawa nafsu sedang melampiaskan rasa rindu yang begitu menyiksa kalbu.
"Eunghh.." Oliv melenguh disela-sela ciuman nya. karena tangan Galang menelusup masuk kedalam celana yang wanita itu kenakan dan seterusnya ia langsung memainkan pusat inti milik kakak sepupunya.
"Aahhhh." Oliv mengerang. Matanya terpejam juga menggigit bibir dalamnya. merasakan nikmat kala ter-pasung oleh gairah cinta yang Galang persembahkan untuknya.
Nafas keduanya bertalu-talu usai melakukan perbuatan laknat untuk yang kesekian kali. Olivia mengingkari tekadnya sendiri. dia kalah oleh belenggu Hasrat sepupunya. dia merasa kian tenggelam dalam kubangan dosa.
"Aku suka kalo mbak Oliv on fire kaya tadi. aku makin semangat jadinya." Galang tanpa rasa canggung sedikitpun berkata demikian.
Namun, tidak dengan Oliv. dirinya merasa sangat malu pada Adik Sepupunya, ia merasa harga dirinya kosong melompong tanpa sisa. Detik berikutnya Galang Langsung mengajak Oliv keluar dari hutan tersebut dan menuju tenda. Beruntung acara api unggun belum usai jadi mungkin tidak ada yang menyadari jika Oliv sempat hilang dan berakhir ditemukan oleh Galang apa lagi menyempatkan mendayung birahi begitu membara.
bersambung. . .