kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 3.Kawan tak Terduga
Setelah terkena lemparan dari sang gadis, akhirnya Andika pun menjelaskan tentang kesalahpahaman yang terjadi seketika itu.
Andika pun menjelaskan panjang lebar kepada si gadis tersebut hingga akhirnya, ia dipersilahkan masuk oleh sang gadis.
Walaupun sudah diperbolehkan masuk oleh sang gadis, tetapi Andika harus menunggu sebentar dan hanya dipersilahkan duduk di sudut ruangan dekat pintu dan tidak boleh bergerak sedikitpun.
Sementara itu gadis yang satu kamar dengannya yaitu Ana Maulida terlihat sedang menelpon seseorang dan sedikit marah-marah dengan orang yang sedang di telponnya itu.
Benar saja, ternyata Ana sedang menelepon si bos pemilik kos ini.
"Enggak bisa gitu dong, Pak Dani! Kan saya sudah menempati kamar kos ini sajak setahun yang lalu! " teriaknya kepada pak Dani si pemilik kos sambil mengeluhkan atas kedatangan Andika yang satu kamar kos dengannya.
"Kenapa semuanya menjadi seperti ini, tak seperti dengan apa yang aku bayangkan sebelumnya. "pikir Andika di dalam hati yang semuanya tak seperti yang ia bayangkan.
" Hah?! Kok gitu sih?! Ini semua kan salah Bapak kenapa jadi saya yang disalahkan."
"Eh... Bentar... " tiba-tiba nada tinggi Ana yang mengeluh kepada si bos pemilik kos menghilang. Tergantikan suara lirih dan gemetar saat ia melihat sesuatu di layar komputer miliknya.
Merasa penasaran, Andika pun mencoba sedikit meliriknya, dan ternyata itu adalah halaman e-mail miliknya.
"Be... Benar juga Pak. "balas Ana dengan nada lirih dan tak berani membentak Pak Dani.
Bahkan karena saking lirihnya suara balasan Ana kepada pak Dani, Andika sampai-sampai bisa mendengar balasan dari pak Dani walau sedikit samar-samar.
"Kan satu minggu yang lalu, bapak sudah memberitahukan kepada Dek Ana, kalau kamar kos Dek Ana akan kedatangan penghuni kos baru.
Dan Dek Ana cuma balas mau-mau aja selama biaya kosnya menjadi turun. Tapi yah, sebelumnya Bapak minta maaf juga karena bapak lupa memberitahukan kalau penghuni kos baru yang akan satu kamar sama Dek Ana adalah cowok. " balas Pak Dani di sambungan telepon itu.
Dan kini Ana pun hanya bisa terdiam.
Untuk penampilannya sendiri, Ana adalah gadis yang sangat cantik. Itu semua terlihat jelas, bahkan tanpa riasan make-up sekalipun di wajahnya.
Dengan rambut panjang yang sedikit mengombak dihiasi warna sedikit merah maroon agak gelap itu, menambah nilai tersendiri dari penampilannya.
Tubuh Ana sendiri terbilang cukup berisi, dengan tinggi sekitar 163 cm ditambah lagi wajah manis yang nampak jelas terlihat membuatnya sedikit terkesan seperti anak nakal, dengan rambut yang diberi warna itu.
Siapapun itu cowok yang melihat Ana, pasti akan langsung tertarik padanya.
Namun untungnya Andika adalah cowok yang sangat setia. Sekalipun harus berhubungan jarak jauh dengan pacarnya, ia berjanji tidak akan tergoda dengan apa pun yang terjadi di sini. Andika pun juga tak ingin memikirkan hal yang tidak-tidak, karena kedatangannya kesini tak lain adalah menuntut ilmu demi kedua orang tuanya serta masa depannya kelak.
Tapi masalahnya.....
"Kalau begitu ada kamar kosong lain gak Pak? Biar ini, Andika bisa pindah kamar,Kasian juga kan, Pak? " tanya Ana kepada pak Dani di sambungan teleponnya.
Mendengar dari percakapannya Ana dengan Pak Dani di telepon penilaian Andika terhadap Ana di pertemuan awalnya sedikit memudar.
Meskipun sedikit galak dan terkesan terlihat kayak gadis yang nakal, ternyata Ana sendiri adalah gadis yang baik.
"Soal itu, Dek Ana. Mohon untuk bisa sabar sebentar saya, dikarenakan sekarang ini tahun ajaran baru, jadi semua kamar kos penuh, tidak ada yang kosong. "balas Pak Dani menyuruh Ana untuk sedikit bersabar dengan penjelasannya.
" Hah... Memang nggak ada yang sendirian gitu pak, selain kamar kos aku? "tanya Ana dengan sedikit panik.
" Enggak ada Dek. Jadi Bapak mohon kepada Dek Ana untuk sabar sebentar. Nanti kalau ada yang pindah atau sudah ada yang kosong nanti baru Bapak usahain."balas Pak Dani.
"Hmmm... Bagaimana jika uang kos ku dikembalikan saja, biar aku bisa cari kos lain." tanya Andika kaku dan sedikit canggung.
"Nah, ada benar juga tu pak kata Andika. Balikin aja uang dia. Nanti biar dia yang cari kos lain. "ucap Ana dengan senyum lebar di wajahnya.
Karena dengan itu, mungkin masalahnya akan segera terselesaikan.
Hanya saja......
" Maaf Dek.... Bapak sudah memakai uangnya untuk membeli mobil baru. Jadi uangnya sudah tidak bisa dikembalikan lagi, he..he..he.. "ucap Pak Dani dengan sedikit tertawa ringan.
" Hehe darimana!! Dasar pemilik kos nggak becus. Ini masalah masa depanku yang dipertaruhkan."gumam Ana di dalam hati sambil marah-marah kembali.
"Ayolah Dek, padahal bapak udah tutup mata setiap kali Dek Ana mengajak pacarnya nginep kan? Atau mau bapak laporin.. Hehe.
" Sudahlah, sabar sebentar sama Andika ya. Bapak mau pergi jalan-jalan dulu.Dah."balas Pak Dani dengan sedikit candaan beserta ancaman sekaligus menutup teleponnya karena tidak mau terus berdebat.
Di Satu sisi Ana juga merasa bersalah karena asal menerima tawaran penurunan biaya kos yang awalnya dari 1,5 juta perbulan untuk seorang diri, kini hanya menjadi 900 ribu per bulan. Dan sebagai gantinya kini ia harus berbagi kamar berdua.
Sebenarnya Ana merasa senang karena kini biaya kosnya menjadi berkurang karena sekarang di bagi dua untuk biayanya. Tapi yang membuat Ana tidak nyaman adalah harus satu kamar dengan seorang cowok. Andai saja teman satu kamarnya adalah seorang gadis juga, mungkin dia tidak akan pernah mempermasalahkan semua ini.
Namun di sisi lain Pak Dani selaku kos juga bersalah, karena tak jeli dalam memasangkan pasangan untuk satu kamar kosnya.
Sementara Andika juga tak mempunyai pilihan lain selain tinggal satu kos bersama Ana. Setidaknya untuk satu bulan ke depan. Karena sekarang ia hanya memiliki uang sisa cukup untuk kehidupannya untuk sebulan ke depan. Itu pun tak tahu cukup apa tidak.
"A... A... Anu.... " ucap Ana kaku sedikit memecahkan keheningan di antara mereka berdua.
"Maaf, tadi aku nggak sengaja mendengar. Kamu juga sudah ada pacar kan? Tenang saja aku juga sudah. Setelah mandi aku akan tidur di bawah untuk beristirahat. Aku janji nggak akan ganggu kamu." ucap Andika sembari mengambil pakaian ganti dan alat mandinya.
"Dika maaf. . Aku tadi tidak bermaksud buruk sama kamu. Dan terima kasih, ya."Ucap Ana sedikit merasa bersalah.
Ia lalu berjalan menuju kamar mandi dengan badan yang lemas.
" Tenang tidak apa-apa, aku juga sudah terbiasa kok tidur di lantai."balas Andika sambil memberikan senyuman tipis di wajahnya.
Bersambung......
Semangat yahhh