Anstasya lausia adalah wanita cantik berumur 17 tahun dia hidup sendiri semenjak ayahnya meninggal dunia dua tahun yang lalu karena kecelakaan.
Tasya hidup sederhana di pinggiran kota dengan berandalan sebuah warung kecil. Walaupun hidup Tasya sendiri dia tetap menjalani hidupnya dengan rasa syukur.
Di suatu malam tasya tidak sengaja menemukan seorang pria sangat tampan yang tergeletak di pinggir jalan. Karena memiliki hati yang baik dan rasa tidak tega tasya akhirnya membawanya ke rumah dan merawatnya.
Tasya tidak tahu siapa pria itu tapi dia mengaku bernama alfred yang memiliki wajah tampan bak seperti dewa Yunani bahkan terlihat seperti tidak nyata.
" Siapa kamu Alfred? "
" Ternyata kamu memiliki darah yang istimewa. "
" Setelah aku kembali kamu adalah satu satunya ratu di dunia ku dan hatiku. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Istimewa
Tasya memiringkan kepala, tangannya menyangga kepalanya yang mengarah pada pria asing yang masih tenang tertidur.
" Kapan dia bangun? " Tasya menghela nafasnya. Dia benar-benar tidak tau apa yang harus dia lakukan, bahkan memanggil dokter pun sudah Tasya lakukan namun hasilnya tidak memiliki penyakit apapun selain luka goresan.
" Dia hanya tertidur. " Hanya itu yang dokter ucapkan. Tasya merasa aneh kalau hanya tertidur.
" Lima hari loh. " Celatuk Tasya, kalau hanya sehari mungkin masih bisa Tasya maklumi tapi ini sudah lima hari saat dokter datang, berarti sama saja sudah tujuh hari pria asing ini berbaring di kasur tanpa bergerak.
" Dia koma? Tapi dokter sendiri yang bilang bahwa dia hanya tertidur. " Gumam Tasya yang bingung. Dia menatap saksama pria tampan itu dengan mengupas buah apel segar di tangannya.
" Tampan sekali. " Matanya Tasya meneliti setiap pahatan di depannya. Jujur Tasya baru kali ini melihat pria tampan yang hampir terlihat tidak nyata. " Sayang sekali wajahnya pucat. " Ujar Tasya.
" Tasya!!! "
Tasya yang lagi mengomentari pria di depannya ini langsung tersentak kaget saat teriakan melengking terdengar di luar.
Tasya mendesis tanpa sadar melukai tangannya. Darahnya menetes tanpa sadarnya. " Anggun apalagi maunya malam malam begini. "
Di berjalan keluar dengan mengisap jarinya yang terluka. Saat membuka pintu terlihat anggun sudah memegang boneka beruang dengan baju piyamanya. " Ada apa? Malam loh ini. " ujar Tasya.
" Ya tau malam, yang bilang siang siapa." Ketus anggun kesel karena di di gigit nyamuk. " Lihat kulit cantik ku harus merah karena nyamuk. " Ujar anggun langsung masuk. " Aku nginep sini ya, ibu sama bapak lagi enggak di rumah. "
Tasya yang sudah biasa dengan kelakuan anggun tidak mempermasalahkan. " Besok Minggu, kamu kerja kan. "
" Ya. " Anggun mengangguk mengiyakan. Langkahnya berhenti dan langsung berbalik. " eh tapi bukannya kamu nyari pekerja ya? Gimana dapat? " Anggun merasa mencari pekerja cukup bagus, apalagi dirinya masih sekolah dan belum bisa membantu Tasya setiap hari. Paling paling saat pulang sekolah saja.
Sebenarnya anggun merasa kasihan dengan Tasya yang hidup sebatang kara, tidak memiliki keluarga lagi, jadi anggun dan kedua orangtuanya membantu sebisa mungkin agar Tasya hidup berkecukupan.
Tasya hanya bisa menghela nafas panjang saat di tanya. Dia menggelengkan kepalanya dengan lemah. Kakinya melangkah ke arah kamarnya. " Belum ada, susah sudah mencari gadis atau wanita tua yang ingin berkerja di warung kecil ku. "
Anggun tidak tau mau berbicara apalagi, selain karena bingung mencari topik pembicaraan dia juga mengantuk.
" Sudahlah ayo kita tidur. "
Baik Tasya maupun anggun telah tidur dengan tenang. Di saat mereka tidur mereka sama sekali tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke kamar.
Tatapan sangat tajam sekarang bisa membunuh siapa pun yang melihatnya. Bibir pucat nya menyeringai lebar, tangan ramping dan dinginnya menyentuh pipi halus Tasya.
" Ehemmm! " Tangan Tasya menggaruk pipinya yang terasa gatal.
" Wanita istimewa. " Bisiknya di telinga Tasya.
Tasya membuka matanya dengan mendadak, bahkan dia terduduk dan menatap sekitar. " Siapa tadi? Seperti ada seseorang. " Matanya menelusuri kamar yang masih tetap sama saja tidak ada yang berubah. Tanpa sadar Tasya memegang pipinya. " Seperti aku bermimpi. Huaam! " Tasya kembali berbaring dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut hingga hanya menyisakan rambutnya. Di samping Tasya terlihat anggun yang sedang tertidur dengan pulas bahkan sama sekali tidak terganggu oleh apapun.
Sepasang mata tajam itu menatapnya dengan tatapan buas. Badannya berbalik dan melesat pergi dari sana.
........
" Tasya!!! "
Uhuk! Huk!
Tasya yang lagi minum di dapur langsung tersedak karena teriakan anggun yang sudah menggema di rumah. Dengan ekspresi khawatir Tasya Langsung menuju anggun berada.
" Ada apa gun! " Tasya menatap anggun yang terdiam di depan pintu. " Anggun." Panggil Tasya menggoyangkan tubuh anggun yang malah terlihat aneh.
" Omo omo , itu itu. " Anggun menunjuk ke dalam pintu dengan ekspresi terkejut dan kagum sekaligus.
" Apa! " Tasya menoleh ke dalam, tanpa sebagai matanya langsung bertemu dengan sepasang mata lemah itu.
" Kamu sudah bangun. " Dia langsung masuk ke kamar tanpa memperdulikan anggun yang telah bersandar di ambang pintu.
" Astaga! Pria tampan! Kamu kamu membawa pria tampan tanpa memberitahu ku. " Marah anggun pada Tasya tapi langsung berubah saat melihat pria tampan itu.
" Astaga tampan nya. " Anggun sampai terduduk di lantai karena terpesonanya. Tangannya memegangi hidungnya yang tiba-tiba mengeluarkan cairan merah.
" Darah? Haha, Tasya aku berdarah." Ujar anggun tertawa kecil sebelum pandangan gelap.
" Anggun!! "