hati siapa tak luka, setelah kegagalan menikah kini harus gagal lagi di karnakan pengantin laki-laki nya meninggal dunia tepat di hari pernikahannya. sedangkan yang pertama gagal karna laki-laki nya membatalkan dan memutuskan hubungan.
kenapa rangga membatalkan pernikahannya dan rendy meninggal karna apa, akankah mawar dan rangga akan bersatu ?!
siapkan tisu kakak dan kita simak ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uli Rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Detik-detik elsa meninggal
Bab 19
"Kamu marah mas.. Kamu bilang kamu akan menuruti ke inginan ku, apa sesulit inikah permintaanku, aku hanya ingin bahagia mas di hari-hari terakhirku ?" tanya mawar matanya berkaca
Rangga langsung memeluk elsa. Dan mencium kepalanya.
"Maafkan mas sayang.. Terserah kamu, mau jadi mawar atau siapa yang penting kamu merasa bahagia, yang mas kesal itu bukan dirimu menjadi dia. Tapi kamu selalu mengatakan kematian. Itu yang mas tidak suka." ucap rangga
"Maaf kan aku mas.. !" elsa menangis
"Sudahlah kita pulang saja ya !" ucap rangga.
"Tapi mas.. Aku masih ingin di luar.. Mas.. Kita jalan ke tempat mas sama mawar pergi ya !" ucap elsa
"Tapi mas sama mawar tidak pernah kemana-kemana, selain ke tukang baso. Hubungan mas walau sudah tunangan di batasi sa.. Tahu sendiri abah dan umi taat ibadah." ucap rangga tiba-tiba dia sedih malah teringat masa bersama mawar
Elsa melihat wajah rangga bersedih
"Maaf ya mas.. Gara-gara aku.. Kalan terpisah.. Sungguh aku egois mementingkan kebahagiaan sendiri. Tapi aku janji mas.. Aku akan mempersatukan kalian kembali. Aku janji mas.." ucap elsa menangis
"Kamu itu bicara apa sih sayang.. Sudahlah jangan di bahas. Dengar.. Kamu adalah takdirku jodohku, namun jalannya ya begitu harus ada yang tersakiti. Sudah ya kita pulang ?!" ucap rangga. Kemudian mereka pun pulang.
Singkat cerita. Elsa sudah berada di kamar dan rangga. Mereka hendak tidur.
"Mas.. Besok subuh mas shalat ke mesjid tidak ?" tanya elsa sambil kepalanya di atas dada rangga.
"Iya. Kenapa ?" jawab rangga
"Aku ingin shalat berjamaah sama kamu mas.." ucap elsa
"Iya sayang kita shalat berjamaah besok."
Adzan subuh pun berkumandang, nampak rangga dan elsa tengah melaksanakan shalat subuh. Setelah selesai melaksanakan shalat elsa mencium tangan rangga dan rangga mencium kening elsa. Saat rangga mencium kening elsa terasa panas.
"Sayang.. Badan mu panas..wajah mu juga pucat Apa sakitnya kambuh lagi ?" tanya rangga sambil menyentuh-nyentuh badan elsa.
Elsa tersenyum kecil dan lemas.
"Hanya sakit kepala sedikit mas.." ucap elsa sambil membuka mukenanya dan melipatnya.
"Tapi badan aku panas sa.. kita ke dokter ya ?!" ucap rangga cemas
"Tidak mas.. Aku hanya ingin tidur lagi, boleh kan mas.. ?" ucap elsa sambil menuju ke ranjangnya.
"Boleh.. Tapi kamu sarapan dulu terus minum obat, setelah itu boleh istirahat ya !" ucap rangga
"Tidak mas.. Percuma aku minum obat terus, obat itu bukan menyembuhkan, tapi mengurangi rasa sakitku mas.." ucap elsa suaranya serak.
"Baiklah.. Istirahat dulu ya sayang.. Tapi tetap nanti kamu sarapan dan minum obat ?!" ucap rangga sambil mengusap kepala elsa.
Elsa tidak menjawab dia hanya tersenyum.
Tak lama kemudian elsa pun tertidur, rangga menatap elsa sedih, kemudian rangga mengambil termometer dan meletakan di ketiak elsa rangga mengukur suhu tubuh elsa ternyata mencapai 38ⁿC rangga pun terkejut
"Ya Allah tinggi sekali." ucap rangga dalam hati setelah melihat termometer.
Tak lama kemudian elsa batuk-batuk dan mual juga muntah.
"Sa.. Kamu tidak apa-apa sayang.. ?" tanya rangga cemas
"Mas.. Kepalaku sakit banget.." ucap elsa sambil memegang kepalanya.
"Ki kita ke rumah sakit ya sa.. !" ucap rangga tambah cemas.
"Tidak mas.. Itu tidak perlu. !" ucap elsa dengan nafas tidak beraturan.
"Tapi sa.. " ucap rangga terhenti saat melihat elsa menggelengkan kepala.
"Mas.. sepertinya.. Aku akan pergi, aku tidak kuat lagi mas.." ucap elsa dengan nafas yang tidak beraturan.
"Jangan bicara seperti itu sa.. Kamu harus kuat kamu harus hidup untukku untuk papahmu juga ya !" ucap rangga sambil memegang tangan elsa dan menangis.
Nafas elsa semakin tidak beraturan, sampai-sampai membuat rangga panik dan ia berteriak kepada bapak mertuanya.
"Pah.. Papah.. Pah.. ?" teriak rangga memanggil mertuanya namun tetap berada di samping elsa dan memegang tangan elsa.
Juragan dito yang sedang berdzikir mendengar rangga memanggil ia segera lari menghampiri rangga di kamarnya.
"Ada apa ga.. ?" tanya juragan dito panik
"Pah.. Elsa pah.." jawabnya seraya menoleh ke papahnya yang sedang berjalan menghampiri rangga dan elsa.
"Elsa putriku.. " ucap juragan dito setelah melihat anaknya yang sedang sakaratul
"pah.. Maaf.. Kan elsa.. suaranya tidak begitu jelas
"Iya nak papah maafkan.." ucap juragan dito menangis
"Mas.. sampaikan maafku pada mawar..aku juga minta maaf padamu mas..?!" ucap elsa yg pelan sambil mengatur nafas nya.
Rangga mengangguk dan menangis.
"Maaf kan mas juga yang belum sempat membuatmu bahagia sayang.." ucap rangga menangis
"Ber berjanji lab cari mawar, mas.. Kalian harus bersatu lagi !" Ucap mawar yang semakin tidak jelas matanya pun merem melek.
"Tidak sa.. Kamu tetap akan jadi istri mas.." ucap rangga menangis
"Mas.. Kamu menangis untukku ?" tanya elsa
Rangga mengangguk
"Sayang.. Kita ke rumah sakit ya ?!" ucap papahnya
"Tidak pah.. Elsa akan pergi." ucap elsa yang masih mengatur nafasnya.
"Tidak putri kecilku, jangan bicara seperri itu, kamu harus hidup kamu alasan papah hidup kamu alasan papah bekerja keras, jangan tinggalkan papah sayang..!" ucap papahnya menangis.
"Tapi elsa gak kuat pah.. Sungguh sakit.." ucap elsa menangis dan memegang kepalanya dengan satu tangan karna tangan yang satunya lagi di pegang rangga.
"mas.. ?" ucap elsa
"Iya sayang.."
"Sudah waktunya aku pergi." ucap elsa dengan berat
Tidak sayang tidak.!" ucap rangga merangkul dan memeluk elsa
"Mas.. Apa kami mencintaiku ?" tanya mawar dalam pelukan rangga.
"Ya. . Aku mencintaimu aku mencitaimu aku mencintaimu sambil menciumi pipi elsa dan memeluknya erat
Elsa tersenyum, kemudian dia melepaskan nyawanya dalam pelukan rangga suaminya. Sementara rangga dan papahnya tidak menyadari atau mengetahui kalau elsa sudah tiada. mereka hanya mencurigai elsa kenapa tidak bicara lagi.
"Rangga.. Kenapa elsa diam nak ?" tanya papahnya
"Elsa, sayang.. Kamu tidur kah sayang..?" tanya rangga
Kemudian rangga menidurkan elsa pelan-pelan. Dengan tangan gemetar telunjuk nya di letakan di hidung elsa, hanya memastikan apa masih bernafas atau tidak, sungguh rangga terkejut ketika tidak merasakan nafas dari hidung elsa, masih dengan tangan gemetar, rangga mengecek denyut nadi elsa, tidak bergerak. Begitu kagetnya rangga. Disitu dia mulai teriak dan langsung memeluk elsa.
"Elsa... ?" teriak rangga sambil meraih elsa memeluknya dan menangis
Juragan dito pun terkejut melihat tingkah rangga. Dia tidak bertanya kenapa, dia sudah menduganya kalau elsa sudah tiada. Juragan dito pun ambruk terasa seluruh tulang nya rontok
"Elsa.. Putri kecilku pergi.. " ucap juragan dito meneteskan air mata.
Rangga pun menangis sambil memeluk elsa.
"Elsa.. Kenapa kamu harus pergi di saat aku mulai menerimamu dan mencintaimu. Kamu meninggalkan suamimu dan papahmu disini..?" ucap rangga menangis hix hix hix..
Bersambung
.