Terjebak Hasrat Kakak Ipar

Kediaman utama Keluarga Anderson

05.00 Am

Cooper terlihat membuka kan perlahan pintu kamar dimana Rihanna berada, dia masuk dengan gerakan yang begitu pelan agar tidak membangunkan perempuan tersebut dari tidur nya.

Dia tidak ingin Rihanna terganggu terhadap kedatangan dirinya dan mengacaukan tidur lelapnya.

Laki-laki itu berjalan mendekati kasur, dia terlihat berdiri menatap wajah lelap tersebut untuk beberapa waktu.

Pada akhirnya Cooper menarik pelan nafasnya, dia duduk tepat di sisi kiri Rihanna lantas laki-laki itu mencoba membenahi anak rambut Rihanna secara perlahan.

Gerakan lembut yang diberikan Cooper sejenak membuat perempuan itu menggeliat, tapi kemudian perempuan itu tidak menimbulkan gerakan kembali.

Cooper secara perlahan menundukkan kepalanya, mencium lembut bibir Rihanna kemudian berbisik.

"Maafkan aku"

Ucap nya sambil menyentuh lembut wajah perempuan tersebut.

Yah.. maafkan aku.

Hanya sebaris kalimat itu yang mampu Cooper ucapkan diam-diam dibalik bibir nya untuk Rihanna.

Jika dia tahu Rihanna putri bungsu Pratama sejak awal, dia tidak akan mau masuk Terjebak dalam permintaan tuan Pratama untuk menyelamatkan perusahaan mereka dengan menerima tawaran pernikahan bersama Elia.

Alasan satu-satunya dia menerima pernikahan itu karena kemarahan nya kepada Elia atas kematian saudara nya.

Dia hanya ingin menyakiti Elia, Menikahi perempuan itu, bermain-main sedikit, mengabaikan nya dan menyakiti Elia persis seperti Elia menyakiti saudara nya.

Begitu puas dia bebas membuang perempuan tersebut.

Itu adalah rencana awalnya.

Tapi saat nyonya Pratama menghubungi Dirinya dan berkata bisakah dia meminta seseorang menjemput putri bungsu nya di bandara, Laki-laki itu sama sekali masih belum tahu jika itu Rihanna.

Rencana lainnya dia mungkin bisa bermain-main juga dengan adik Elia.

Tapi saat dia melihat sosok Rihanna pertama kali di kediaman Pratama saat perempuan itu berlarian begitu riang memeluk tuan Pratama, Cooper seketika tercekat.

Dia baru tahu, gadis yang pernah bertemu dengan nya beberapa tahun yang lalu itu adalah putri keluarga Pratama.

Dia jelas tidak tahu bagaimana cara nya membatalkan semua kesepakatan mereka.

Jika saja sejak awal gadis yang dia cari adalah putri bungsu Pratama, dia tidak akan memilih Elia untuk pernikahan kesepakatan tersebut.

Dia pasti sudah meminta Rihanna untuk menjadi istri nya.

Tapi dia pada akhirnya menerima kesepakatan itu untuk menyakiti Elia lebih dalam lagi melalui Rihanna.

Dimana dia ingat bagaimana rasa sakit yang di alami adik nya dimasa lalu oleh Elia.

Perempuan itu menghancurkan banyak hati termasuk Mama dan Papa nya.

Kematian putra kedua keluarga Anderson menyisakan duka yang begitu mendalam.

Dia ingin perempuan itu tahu bagaimana rasanya di sakiti dan dihancurkan, melibatkan keluarga yang tidak bersalah didalam nya.

Tapi Realita nya Cooper tidak bisa menjadi sekejam Elia, tiap kali berhadapan dengan Rihanna jutaan rasa bersalah menghantam hatinya.

Dia mencintai nya, benar-benar mencintai gadis itu, di mulai sejak dulu, bahkan jauh sebelum gadis itu mengenal dirinya.

"Kak .... bolehkah aku minta tanda tangan kakak? para senior berkata aku harus mendapatkan tanda tangan laki-laki Paling tampan di sekolah ini, dan aku fikir diantara semua orang Kakak lah yang paling tampan"

Seorang gadis remaja berseragam SMA terlihat mengembangkan senyuman nya tepat dihadapan Barisan laki-laki yang duduk dihadapan gadis itu.

Bukan bicara ke arah dirinya tapi ke arah teman baiknya.

Ada barisan laki-laki berpakaian biasa tengah menikmati masa berkunjung ke sekolah.

Mereka bukan murid SMA tapi jauh di tahun-tahun sebelumnya telah menjadi alumni disana.

Sebenarnya tidak ada yang menarik dari gadis tersebut, masih terlalu kecil dengan dada yang bahkan belum berisi.

Rambut nya di kuncir kuda, dua pipinya terlihat di polesi dengan blush on berwarna orange tua, lipstik merah dipoles tidak rata pada bibir nya.

di leher gadis kecil itu terdapat barisan sayuran yang di susun menjadi kalung.

Anak-anak OSIS selalu memperlakukan anak baru seperti itu ketika dalam masa orientasi mereka.

Cooper sudah bertahun-tahun tidak berkunjung ke SMA nya, karena reuni yang diadakan secara mendadak oleh beberapa teman-teman nya memaksa dia untuk ikut hadir di hari tersebut.

Pertemuan pertama karena ketidak sengajaan.

Dia tidak tertarik sama sekali dengan gadis tersebut tapi satu yang dia sukai dari gadis itu hari itu.

"Apa yang membuat kamu yakin jika aku akan memberikan tanda tangan ku?"

Teman Cooper bertanya kearah gadis kecil itu sambil menatap bola mata indah dihadapan mereka itu.

"Hmmmm tatap bola mata ku, hanya dalam 7 detik"

Dan Lucu nya teman Cooper melakukan perintah konyol dari gadis tersebut.

Dia dan teman-teman lainnya hanya menjadi penonton melihat usaha terbaik gadis tersebut.

Tiba-tiba teman Cooper menggelengkan kepalanya sambil memijat pelipisnya untuk beberapa waktu.

Laki-laki itu pada akhirnya memberikan tanda tangan mahal nya pada anak baru tersebut.

"Kakak tahu kenapa kakak memberikan tanda tangan kakak pada ku?"

Tiba-tiba gadis itu bertanya sambil mengembangkan senyuman nya.

Alih-alih menjawab teman nya itu lebih memilih menaikkan ujung alisnya.

"Karena di 7 detik pertama, kakak sudah jatuh cinta pada ku"

Setelah berkata begitu gadis itu mengeringkan sebelah bola matanya dengan nakal.

Gadis itu terkekeh lantas pergi meninggalkan semua orang.

Seketika mereka ikut tertawa geli melihat gadis itu melumpuhkan hati teman mereka hanya dalam 7 detik pertama.

"Oh shi .t...dia pandai Sekali merayu"

Pekik teman nya sambil sedikit mengumpat.

"Tapi dia cantik, tidak kah kau lihat? dia paling cantik di antara murid baru lainnya?"

"Aku suka bola matanya'

Ketika semua orang membicarakan soal gadis itu, Cooper mencoba menatap sosok gadis itu secara diam-diam.

Cantik?!.

Yeah dia memang cantik.

Dan Di pertemuan kedua....5 tahun berikutnya, saat dia kehilangan adik laki-laki nya.

"Tuan, anda Menangis?"

Seorang gadis mencoba memberikan payung kepadanya, ketika Cooper menangis seorang diri di halaman rumah sakit xxxxxxx Prancis.

Mereka tidak saling menatap, tapi Cooper bisa melihat bayangan Rihanna dari balik kaca mata nya.

"Jangan khawatir soal apapun, anda boleh bersandar di bahu ku untuk malam ini"

Gadis itu menepuk-nepuk bahu nya sendiri.

"Sekuat apapun kita, suatu saat pasti akan membutuhkan bahu orang lain untuk sekedar bersandar bukan? bersandar lah disamping ku, tuan"

Itu adalah hari kematian saudara nya.

Realita nya gadis itu sebenarnya juga sedang bersedih, dia juga habis menangis tapi terlihat pura-pura tegar dan mencoba terus mengembangkan senyuman nya di sepanjang rumah sakit.

"Apa dia kehilangan keluarganya?"

Cooper bertanya pada seorang perawat disana.

"Yes, dia juga baru kehilangan kakak laki-laki nya"

Sejenak Cooper tersadar dari pemikiran nya, dia kembali menatap wajah Rihanna yang masih terlelap didalam tidurnya.

Laki-laki itu pada akhirnya beranjak dari sana, memilih menghampiri kursi sofa untuk menjadi tempat peristirahatan sementara nya.

"