NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Suami Posesif

Belenggu Cinta Suami Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Erma Sulistia Ningsih Damopolii

Menjadi aktris baru, nyatanya membuat kehidupan Launa Elliza Arkana jungkir balik. Menjadi pemeran utama dalam project series kesukaannya, ternyata membuat Launa justru bertemu pria gila yang hendak melec*hkannya.

Untung saja Launa diselamatkan oleh Barra Malik Utama, sutradara yang merupakan pria yang diam-diam terobsesi padanya, karena dirinya mirip mantan pacar sang sutradara.

Alih-alih diselamatkan dan aman seutuhnya, Launa justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Barra, hingga ia terperosok ke dalam jurang penyesalan.

Bukan karena Barra menyebalkan, tapi karena ia masih terikat cinta dengan sahabat lamanya yaitu Danu.

“Lebih baik kau lupakan kejadian semalam, anggap tidak pernah terjadi dan berhenti mengejarku, karena aku bukan dia!” ~Launa Elliza

“Jangan coba-coba lari dariku jika ingin hidupmu baik-baik saja.” ~ Barra Malik Utama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erma Sulistia Ningsih Damopolii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 23 Ngapel Dadakan

Cukup lama Launa mengeluarkan isi perutnya, hingga begitu muntahnya mereda, baru lah ia menatap dirinya melalui pantulan cermin.

“Aku kenapa Tuhan?” Ia bermonolog dengan berbagai dugaan menghampiri benak Launa dan dia tidak bisa menyimpulkan apa yang terjadi sebenarnya.

Tak peduli meski panggilan Bara berkali-kali memanggilnya di luar, Launa masih tetap bergeming dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Launa memijat pangkal hidung lalu kemudian mengacak-acak rambutnya. Malam ini, berbagai kejadian yang cukup menguji adrenalin datang silih berganti. Perasaan saat ia panik pasca menghadapi kejadian malam itu kembali terulang, bahkan lebih panik lagi.

“Yang benar saja sih Launa, masa kamu hamil!” Gerutu Launa mengomeli diri sendiri. Disaat ia tengah panik-paniknya memikirkan nasib, di luar Bara juga tak kala panik dan heboh sendiri memanggil-manggil dirinya.

“Launa!! Jangan bikin aku panik dong_”

“Heh! Anda ngapain bisa ada di toilet wanita?” Bentak salah seorang wanita yang begitu masuk dibuat terperanjat oleh kehadiran seorang lelaki di toilet tersebut.

“Iya nih, untung aja aku belum ganti baju, kalau sudah gimana? Bisa-bisa titit aku kelihatan!”

“Dasar mesum!”

“Gatal!”

Seketika Bara mendapat cacian dari beberapa wanita di sana. Agaknya, ketampanan Bara tidak bisa dijadikan toleransi untuk mereka menormalisasikan hal itu.

Alhasil Bara pun mengalah dan segera meminta maaf kepada semua ras terkuat di muka bumi ini dengan pernyataan yang tentunya sangat mencengangkan bagi penghuni toilet di dalam sana.

“Maaf ibu ibu, saya tidak bermaksud mesum seperti yang kalian tuduhkan. Saya ke sini karena mau menyusul istri saya yang sejak tadi terkurung di dalam_”

“Apa katamu?” Ketus Launa usai membuka pintu toilet tersebut agar lelaki narsis ini tidak semakin melantur.

“Sayang? Kamu tidak apa-apa kan? Bayi di dalam perut kita nakal ya sampai bisa bikin bundanya mual-mual begini.” Celetuk Bara sembari mengusap perut rata Launa hingga membuat mata wanita itu membola.

“Apa-apaan_”

“Lebih baik kita pulang sekarang, yuk!” Ajak Bara lembut seraya merangkul pundak Launa untuk dibawa keluar dari sana. Tanpa mengizinkan Launa buka mulut yang akan berakhir mala petala untuknya.

Sepasang mata yang berada di sana sontak dibuat bungkam menyaksikan kemesraan dua pasutri gadungan itu. Hingga begitu keduanya keluar, ada yang mengumpat, ada yang memuji keromantisan mereka dan ada pula yang menganggap bahwa mereka tengah bertengkar.

Untung tidak ada yang curiga dan menyadari keberadaan Launa. Andai saja mereka tahu, bisa dipastikan malam ini juga Launa akan dikerumuni banyak wartawan demi mengincar klarifikasi darinya.

Launa yang cerdik tak kehabisan akal, untung di dalam tas branded yang sering ia bawa ada masker di dalamnya. Jadi, ia bisa keluar menggunakan masker dan kacamata transparan berbingkai hitam itu demi menyamarkan penampilannya.

Sepanjang jalan Launa prengat prengut tanpa berminat menatap wajah tampan Bara yang menurutnya menyebalkan itu. Meski lehernya sudah sedikit pegal, Launa tidak peduli karena baginya lebih nyaman melihat-lihat ke arah luar jendela dibandingkan harus menatap wajah sutradara yang hingga kini ia anggap kolot itu.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Launa pun baru teringat akan satu hal, sejak tadi ia tidak mengabari ayah dan bundanya.

Sesegera mungkin Launa merogoh ponsel di dalam tas namun sayang, ponselnya sudah mati total. Helaan napas Launa tertangkap mata Bara hingga ia melontarkan sebuah pertanyaan yang langsung Launa jawab dengan nada ketus.

“Bukan urusan bapak!”

“Hubungi pakai ponselku saja.” Saran Bara sembari menyodorkan ponselnya ke arah Launa namun wanita itu justru membuang muka, tak lupa dengan wajah murung yang tak ubahnya bak terlilit hutang ratusan triliun.

“Orang tuamu pasti cemas. Hafal kan nomor ayah dan bunda?” Tanya Bara lembut yang hanya ditanggapi gelengan kepala dari pemilik netra cantik nan indah itu.

****

“Ayah tidak bisa diam lagi, mau tidak mau ayah harus cari Launa.” Tegas Kevin usai dirinya menghubungi Danu.

“Mau cari ke mana yah?”

“Ke taman pinggir kota, tadi dia sempat mengirim live location padaku.” Jawab Kevin sembari memakai jaket yang tersampir di sandaran sofa kamar mereka.

“Bunda ikut_”

“Nggak usah, nanti bunda masuk angin.”

“Tapi kan yah_”

Tok tok tok….

Suara ketukan pintu utama mulai terdengar hingga tatapan mereka beradu.

“Itu siapa yah?”

“Siapa tau itu Danu, tadi katanya mau bantu cari Launa.” Jawab Kevin lalu segera keluar kamar dan menuju pintu utama.

Begitu pintu rumah terbuka lebar, saat itu juga Kevin mendapati putrinya yang kini tengah berdiri di depan pintu dalam keadaan yang sudah tak sekacau tadi. Sebelum ke restoran, Bara sudah lebih dulu mampir ke sebuah butik untuk membelikan satu setel pakaian untuk Launa dan Launa pun segera menggantinya di toilet restoran.

Tak hanya Launa, ada Bara juga yang kini tengah berdiri di sisi wanita itu hingga Kevin melayangkan tatapan tajam ke arah pria tampan itu.

“Maaf om, tante. Saya baru mengantar Launa sekarang. Tadi waktu di taman, ada kejadian tak mengenakkan. Launa dikejar seorang preman dan hampir di tikam tapi untungnya saya berhasil menyelamatkan putri om dan tante.” Jelas Bara hingga Salsa maupun Kevin sampai membeliak dengan mulut yang menganga lebar. Betapa terkejutnya mereka menerima berita yang disampaikan pria yang cukup familiar di mata mereka itu.

“Tapi dia tidak apa-apa kan?” Tanya Salsa sontak mendekat ke arah putrinya dan memeriksa seluruh bagian tubuh Launa.

“Tidak bun, tidak usah cemas begitu.”

“Bagaimana bunda tidak cemas, anak semata wayang bunda hampir ditikam. Orang tua mana yang tidak khawatir nak.”

“Launa, apa preman itu sempat menyakitimu?” Kini giliran ayah Kevin yang bertanya.

“Tidak yah, begitu dia akan menyerang Launa, Launa langsung lari dari sana dan tanpa sengaja bertemu pak Bara yang kebetulan ada di sana juga.”

“Syukurlah, terimakasih ya nak sudah menyelamatkan Launa.” Ucap Salsa beralih menatap Bara yang hanya Bara tanggapi dengan senyum tipisnya.

“Tapi, kenapa kamu bisa ada di taman sendirian begitu Launa?” Tanya ayah Kevin tak habis pikir pada putrinya itu.

“Launa… Launa hanya ingin menenangkan diri yah.” Jawab Launa terbata seraya menundukkan kepala.

“Menenangkan diri kenapa?”

“Tadi Launa sempat ketemu Danu.” Jawab Launa sengaja menggantung kalimatnya karena takut sang ayah murka akan apa yang baru saja ia lakukan pada Danu malam ini.

Akan tetapi, rasanya Launa tidak tahan lagi karena bisa ia pastikan, orang tuanya akan mencecar dirinya dengan berbagai pertanyaan yang akan membuat Launa kian terpojok. Andai juga sang ayah akan terus bertanya penyebabnya, ia terpaksa akan jujur tentang keadaannya yang sudah tidak suci lagi beserta kecurigaan kehamilan yang belum jelas itu.

Bahkan malam ini, Launa akan melampaui Danu dan berterus terang terlebih dahulu atas apa yang menjadi alasannya sampai berada di taman itu.

“Lalu?” Ayah Kevin masih setia menunggu jawaban sang anak.

“Untuk membatalkan perjodohan kami makanya Launa mencurahkan kegalauan Launa di taman itu.”jawab Launa hingga Salsa maupun Kevin sama-sama terperangah. Jantung mereka seakan berhenti berdetak hingga membuat badan mereka lemas bukan main.

“Tapi kenapa Na? Ayah sama bunda sudah berjanji pada tante Andira bahwa perjodohan kalian akan tetap berjalan.” Tanya bunda Salsa disertai tatapan kecewanya.

“Bun tidak baik menanyakan hal itu saat putri kita hampir mengalami musibah.”

“Tidak yah, bunda harus tau alasannya sekarang!” Timpal Salsa yang tetap kekeuh ingin Launa menjawabnya.

“Bisa jelaskan ke bunda apa alasannya?” Tanya Salsa lagi hingga Launa semakin terpojok. Karena kasihan melihat Launa yang dicecar pertanyaan serupa Bara pun ingin angkat suara.

“Karena saya dan Launa sudah menjalin hubungan sebelum perjodohan itu om tante.” Tutur Bara hingga mata Launa mendelik ke arah pria itu seakan bertanya lewat kode matanya.

Bara pun hanya membalas tatapannya dengan senyuman lalu kemudian menganggukkan kepala seakan ia meminta Launa untuk tenang lewat kode alam yang ia berikan.

“Apa? Astaga Launa_”

“Bun, Launa bisa jelaskan. Bunda jangan perca_”

“Kenapa tidak bilang dari awal? Kenapa harus pura-pura setuju dan berlagak seolah kamu juga menginginkan Danu.”

“Itu karena Launa tidak enak menolak rencana baik orang tuanya akan tetapi yang terjadi sebenarnya dia tersiksa karena harus meninggalkan saya, pria yang dia cintai demi bersama pria yang sama sekali tidak ada di hatinya.” Jawab Bara hingga Launa semakin syok mendengar pernyataan yang Bara utarakan itu sembari menggerutu dalam hati.

“Apa nggak kebalik? Justru yang aku cintai itu Danu bukan kamu sutradara kolot.”

Mendengar pernyataan Bara, agaknya kedua orang tua Launa mulai merasa bersalah, dan menelan mentah-mentah omongan Bara tanpa disaring terlebih dahulu.

“Jadi seperti itu ceritanya? Ya ampun nak, maaf ya, bunda nggak tau sama sekali kalau kisah cintamu serumit ini.” Tutur Salsa sembari mengusap lembut rambut putrinya dengan tatapan rasa bersalah. Namun yang diusap malah tersenyum kecut ke arah bundanya.

“Bun, lebih baik kita lanjut ngobrol di dalam, tidak baik terima tamu di luar.”

“Astaga iya, maaf bunda lupa, ayo masuk ke dalam nak Bara.” Ajak Salsa membenarkan saran suaminya hingga mereka pun masuk ke dalam ruang tamu.

“Sebenarnya, ada yang ingin saya sampaikan juga om tante.” Ucap Bara memulai percakapan begitu mereka sama-sama sudah mendudukkan diri di sofa ruang tamu itu.

“Apa itu nak Bara?”

“Saya ingin langsung melamar anak om dan tante malam ini.”

1
Melia Gusnetty
judul sm jln cerita nya gk sesui..jd malas baca nya..
sorry tak skip..
Melia Gusnetty
aahh..jd greget..tokoh utama nya begok bin tolol...lemah lg...gk sreek jd nya...😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!