NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: lilyxy

Dijual oleh ayah tirinya pada seorang muncikari, Lilyan Lutner dibeli oleh seorang taipan. Xander Sebastian, mencari perawan yang bisa dinikahinya dengan cepat. Bukan tanpa alasan, Xander meminta Lily untuk menjadi istrinya agar ia bisa lepas dari tuntutan sang kakek. Pernikahan yang dijalani Lily kian rumit karena perlakuan dingin Xander kepadanya. Apa pun yang Lily lakukan, menjadi serba salah di mata sang suami. Xander seakan memiliki obsesi dan dendam pribadi pada hidupnya. Bagaimanakah nasib Lily yang harus menjalani pernikahan dengan suami dinginnya? Haruskah ia bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilyxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Duduklah, Nona. Akan kuberi tahu di mana kamu harus menandatangi semua perjanjian baru ini."

Perintah Xander meluncur cepat saat dia melihat gadis yang berdiri tidak jauh di hadapannya itu sudah tidak menyimpan keragu-raguan lagi. Tentunya, pria itu tidak ingin membuang waktu.

Sejak awal, memang itulah tujuannya. Membuat gadis yang sombong dan angkuh itu masuk ke dalam perangkapnya. Semua dia lakukan demi meloloskan keinginan sang kakek yang ingin lima cucu laki-laki.

"I-iya, Tuan."

Lily melangkahkan kaki lalu duduk tepat di depan Xander. Tentunya detak jantungnya masih tidak karuan. Ditambah hidungnya bisa mencium jelas aroma maskulin yang keluar dari tubuh Xander.

"Lalu, bagian mana yang harus aku tanda tangani, Tuan ?"

Salah satu sudut bibir Xander naik ke atas. "Kenapa terburu-buru? Tidak ingin memikirkannya lagi? Menandatangi semua surat perjanjian ini artinya kamu harus siap menyerahkan dirimu malam ini juga."

"Aku tidak akan menunda-nundanya, Nona. Begitu kamu menorehkan tanda tangan dan aku mengirim semua uang-uang itu, maka jangan pernah berniat untuk mundur lagi, atau-"

"Tidak, Tuan. Aku tidak akan mundur lagi. Ini tentang hidup dan mati ibuku. Aku rela melakukan apapun asal ibuku bisa sembuh. Kalau Tuan memang menginginkanku malam ini, maka aku akan siap. Tapi tolong izinkan aku untuk membersihkan diriku terlebih dahulu, Tuan. Tuan tidak akan suka menyentuhku dalam keadaan kotor. Aku benar-benar kotor, Tuan."

Lily bahkan tidak percaya dengan apa yang akan bibirnya selanjutnya katakan. "Karena Tuan telah menolongku, maka aku yang akan mendatangi tempat tidur Tuan dan memuaskan Anda, Tuan."

Bibir tipis itu menunjukkan seringai dingin seolah menertawakan apa yang Lily utarakan. Sesaat, Xander memindai penampilan gadis di depannya ini yang terlihat sangat kacau dan berantakan.

Dia masih bisa melihat jelas luka dan lebam yang mulai mengering di tubuh Lily. Walau tentu setelah malam itu, keselamatan Lily akan menjadi prioritasnya.

Siapapun yang berani menyentuh atau melukai Lily, maka mereka akan berhadapan langsung dengannya. Tidak ada yang boleh mengganggu calon ibu dari anak-anaknya.

Bagaimanapun, gadis itu harus selalu dalam keadaan sehat, karena tentu saja ia menginginkan bayi-bayi yang sehat dan sempurna seperti dirinya.

"Terdengar menarik. Baiklah, jangan menyesali keputusanmu setelah ini," ucap pria itu singkat.

Xander kemudian mengambil map yang ada di bawah meja. Menaruhnya di hadapan Lily lalu memberikan bolpoin pada gadis itu untuk ditandatangani.

"Baca dan tanda tangani semua. Kalau ada yang tidak kamu setujui, maka jangan tanda tangani semuanya. Aku akan menganggap semua kesepakatan kita batal."

Lily sadar kalau pria di depannya itu tidak akan memberinya pilihan lain. Namun, gadis yang sudah bertekad itu, memilih mengabaikan semua hal.

Lagipula dia sudah tahu mengenai inti perjanjiannya. Di mana pria itu menginginkan lima anak laki-laki. Jadi dia merasa tidak perlu lagi membaca surat perjanjian.

Gadis itu meraih bolpoin di depannya kemudian membuka map tanpa ragu. Dia membubuhkan beberapa tanda tangan di lebih dari lima lembar surat perjanjian.

"Sudah, Tuan," ucap Lily tenang.

Hidupnya selalu penuh kesulitan dan dia tidak mau lagi berjalan dalam keragu-raguan. Ia harus mengeraskan hatinya agar tetap bisa bertahan. Tidak lagi menjadi gadis cengeng yang terus menangisi problematika hidup.

Xander menaikkan satu alisnya ke atas. "Yakin kamu tidak perlu membacanya lagi?"

Xander cukup terkesan karena kali ini gadis itu membuat keputusan dengan sangat cepat. Namun, dia tidak terlalu memikirkannya karena itu adalah keuntungan baginya.

"Tidak perlu, Tuan. Saya sudah setuju untuk semuanya. Sekarang, bolehkan saya menerima bayaran saya terlebih dahulu? Setelah itu saya akan bersiap-siap membersihkan diri saya untuk melayani Tuan."

Lily sudah merubah sikapnya menjadi seorang wanita yang lugas dan tegas. Satu-satunya hal yang ada di kepalanya malam itu hanyalah uang untuk sang ibu.

Dia sangat mengharapkan uang tersebut ada di dalam rekeningnya, lalu menyelesaikan tugasnya di ranjang segera, agar bisa segera mengurus persiapan operasi ibunya esok hari.

"Ya, tentu. Tulis akun bank mu di sana."

Xander menunjuk kertas kecil yang sebelumnya sudah ia keluarkan dengan dagunya. Lily langsung menyambar kertas tersebut lalu menuliskan nama dan nomor rekeningnya di sana.

Tidak butuh waktu lama bagi Xander untuk mengirimkan sejumlah uang sesuai permintaan Lily. Setelah itupun, sebuah notifikasi pemberitahuan dana masuk melalui pesan.

Lily tidak menyangka kini dia memiliki uang sebanyak itu di rekeningnya. Matanya jadi berkaca-kaca karena perasaan lega. Akhirnya, sang ibu bisa segera dioperasi besok juga.

Ucapan Dario sebelumnya memang benar bahwa Dario memang orang yang tepat janji selama dia bisa memperlakukannya dengan baik pula. Lily pun merasa harus berterima kasih pada Dario.

"Terima kasih, Tuan. Senang bisa bekerjasama dengan Anda. Sekarang, bolehkah saya memakai kamar mandi Anda? Saya ingin membersihkan diri saya lebih dulu sebelum melayani Anda."

Pria itu tidak menjawab, tapi langsung menekan sebuah tombol yang digunakan untuk memanggil pelayan atau mengendalikan mansion. Hingga, Brenda kembali memasuki ruangan.

"Ya, Tuan? Ada yang harus saya lakukan?" tanya Brenda pada Xander.

"Siapkan Nona Lily. Layani dia dan bawa kembali dia ke sini segera," perintah Xander singkat.

Brenda mengangguk paham dan segera mengantar Lily masuk ke dalam satu ruangan yang masih bersatu dengan kamar Xander. Brenda bergerak menyalakan lampu yang membuat Lily tercengang.

Sebuah kamar dengan nuansa putih yang elegan.Tempat tidur king size dengan empat tiang yang terpasang di setiap sudutnya dengan kain putih transparan yang menjadi tirai.

"Brenda. Kamar siapakah ini? Bukankah kamar Tuan Sebastian yang ada di sebelah sana tadi?" tanya Lily.

Lily bertanya karena di ruangan sebelumnya, dia juga melihat ranjang yang sama walau samar. Bedanya, ruang sebelumnya terlihat lebih maskulin, sedangkan ruangan itu terlihat lebih mewah.

"Ruangan ini adalah ruangan pribadi Anda, Nona. Tuan memang sengaja memberikan ruang pribadi untuk siapapun yang akan menjadi istrinya. Ruangan ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas yang pasti Anda butuhkan nantinya." Brenda mulai menjelaskan.

"Semua pakaian dan sepatu sudah disesuaikan dengan tubuh Anda. Tas dan aksesoris juga sudah tersedia di sini. Anda mempunyai walk in closet pribadi di kamar ini. Nanti akan saya tunjukan pada Nona ruangan apa saja yang ada di sini."

"Nona juga hanya perlu menekan remote control ini jika memerlukan pelayan ataupun membuka tirai di sebelah sana. Semua yang ada di mansion ini sudah menggunakan teknologi canggih terbaru. Anda tidak akan kesulitan di sini, Nona." Brenda tersenyum ramah.

Mendengar semua penjelasan itu, menyadari kalau Xander benar adalah pria kaya raya. Namun, hal itu membuatnya jadi semakin lenasaran pada sosok pria tersebut.

"Maaf, Brenda. Bolehkah aku bertanya?" tanya Lily sungkan.

"Tentu saja, Nona. Tanyakan apapun pada saya. Saya akan menjawabnya."

"Apa Tuanmu itu benar-benar kaya? Kenapa rumahnya bisa sebesar ini? Dan apakah tidak ada yang menempati kamar ini sebelumnya? Dan soal sepatu dan pakaian itu, dari mana dia mendapatkan ukuran itu?"

Brenda terkekeh mendengar pertanyaan polos Lily. "Tentu saja Tuan benar-benar kaya, Nona. Tuan masuk ke dalam jajaran salah satu pengusaha tersukses di dunia. Dan mansion ini termasuk ke dalam sepuluh rumah termewah yang ada di dunia. Tidak sulit baginya untuk mendapatkan sesuatu."

Brenda menjelaskan. "Dan soal kamar ini, belum ada satu wanita pun yang pernah dibawa Tuan masuk ke dalam kamar ini. Bahkan adiknya, Nona Selena. Beliau juga dilarang untuk memasuki area pribadinya ini. Tempat ini benar-benar memang khusus ia tujukan untuk pasangannya." Br enda tampak tersenyum.

"Anda sangat beruntung, Nona. Memang seperti itulah Tuan. Dia memang terlihat sangat dingin dan tidak banyak bicara. Tapi percayalah, hatinya sangat baik. Hanya saja, jangan memancing kemarahannya. Akan sulit baginya memaafkan sesuatu yang menurutnya melewati batas." Brenda memperingatkan.

"Jujur saja, kami semua sangat kaget saat Tuan mengatakan istrinya akan datang ke rumah. Kami benar-benar tidak pernah melihatnya dekat dengan teman perempuan, kecuali Nona Louisa. Nona Louisa memang sering datang ke tempat ini tanpa diundang," ucap Brenda yang membuat Lily ingin tahu.

"Nona Louisa adalah salah satu perempuan yang tadinya dijodohkan oleh Nyonya Christina, nenek dari Tuan Sebastian, tapi entah bagaimana akhir dari perjodohan itu. Hingga kami tiba-tiba malah dikagetkan dengan kedatangan Nona Lily yang Tuan klaim sebagai istrinya. Ceritanya terlalu panjang, Nona." Brenda merasa terlalu banyak bicara.

"Akan menghabiskan banyak waktu kalau diceritakan. Kita bisa menceritakan ini lain kali. Untuk saat ini, Nona harus segera bersiap-siap karena Tuan menunggu Anda. Dan ya, untuk semua ukuran pakaian dan sepatu ini, tentu saja bukan hal yang sulit bagi Tuan untuk mengetahuinya." Brenda menjelaskan.

"Tuan bisa memerintahkan siapapun untuk mencari tahu tentang latar belakang Nona dengan mudah. Lalu memerintahkan lagi untuk mempersiapkan segalanya. Dan semua pakaian ini sudah dirancang khusus, Nona. Termasuk gaun tidur yang akan Nona kenakan malam ini. Gaun itu adalah gaun khusus yang dirancang untuk pengantin baru. Saya rasa sangat elegan dan menggoda." Brenda tersenyum tidak biasa membuat wajah Lily merah merona.

"Maaf, Nona. Buka saja masker Nona di depan saya.

Sambil menunggu saya menyiapkan air hangat untuk Nona berendam, Nona bisa meminum susu hangat ini dulu. Habiskan juga roti ini Nona. Makanan ini tidak berat, tapi lumayan mengenyangkan. Maaf tidak menyajikannya banyak karena Nona akan sulit melakukannya jika dalam keadaan perut kenyang. Kalau begitu, permisi, Nona. Saya akan segera kembali."

Brenda lagi-lagi menggodanya. Namun, begitu Brenda pergi, Lily kembali merasa sendiri. Dia kemudian duduk di sebuah kursi dengan meja bulat yang ada di depannya.

Lily meletakkan tas selempang kesayangannya di atas meja lalu membuka masker yang sedari tadi dikenakan. Dia juga menikmati susu hangat dan roti lapis daging yang menggiurkan.

Lily memang baru menyadari kalau perutnya melilit sedari tadi. Namun segala kerumitan malam itu, tidak memberinya waktu, apalagi hanya untuk merasakan lapar.

Gadis itu makan dengan lahap makanan bahkan tidak terasa lagi luka di sudut bibirnya. Sementara dari jauh, Brenda membiarkan Lily menghabiskan makanannya.

Ya, sebelumnya Xander telah memerintahkannya untuk menyiapkan makanan untuk Lily karena dia berkata kalau Lily memang belum mengisi perutnya sedari pagi.

Terdengar perhatian, bukan? Ya, begitulah Xander terhadap seseorang yang diinginkan, walau tujuannya untuk membalas kesombongan gadis yang telah menyebutnya sebagai gay itu.

Di lain sisi, Brenda sendiri sebetulnya prihatin melihat penampilan Lily yang kacau. Sebagai salah satu orang kepercayaan Xander, dia memang mengetahui identitas sebenarnya dari Lily.

Brenda sebetulnya tidak paham kenapa Xander menjadikan gadis itu sebagai istri kontrak untuk melahirkan beberapa anak. Padahal, ia bisa memilih perempuan manapun yang ia sukai.

Alasannya memang masuk akal bahwa tuannya tidak ingin terikat dengan wanita manapun yang malah merepotkannya. Melihat temperamen Xander, jelas dia akan sangat terganggu.

Walau Brenda juga pernah mendengar langsung dari Selena yang mengatakan kalau sikap sang kakak sebetulnya adalah karena dia belum bisa melupakan seorang gadis dari masa lalu yang merupakan sahabatnya.

Kalau memang seperti itu alasan sebenarnya, maka Brenda justru akan merasa kagum karena itu berarti sang tuan adalah pria yang teguh dan setia dengan satu wanita saja.

Namun apapun alasannya, Brenda yang sudah dianggap sebagai kakak kandung sendiri oleh pria itu, tentu saja hanya bisa mendukung semua tindakannya dan menasehatinya dengan hati-hati.

Beberapa menit menunggu, Brenda pun mendekati Lily yang terlihat sudah menghabiskan makanannya. Brenda pun rupanya juga mengagumi wajah Lily yang rupawan.

Bibir Lily berminyak karena roti lapis yang tadi ia makan. Dan saat gadis itu tersenyum, tampak dua lesung pipi di antara kedua sudut bibirnya dengan gigi kelinci yang terlihat sangat menggemaskan.

"Mari, Nona. Air hangat anda sudah siap. Tubuh Anda akan merasa lebih nyaman setelah berendam dengan air itu. Saya akan menemani anda."

"A-apa? Menemaniku?" tanya Lily terbata.

"Ya, Nona. Tidak usah sungkan. Saya yang akan mengurus semuanya. Saya harus mengurus Nona dari ujung kaki sampai ujung rambut. Kalau tidak, Tuan akan memarahi saya karena tidak bisa bekerja dengan benar," ucapnya walau sebagian adalah dusta.

"B-baiklah, Brenda." Lily pasrah.

Dia tidak ingin membantah lagi karena sudah terlalu lelah. Ia hanya ingin cepat-cepat membersihkan tubuhnya dan memberikan hak pria yang pasti sedang menunggunya itu.

Di dalam kamar mandi,Brenda membantu Lily melepaskan semua pakaiannya tanpa sisa. Wanita itu kemudian memindai sesaat seluruh tubuh Lily dan memastikan kondisi setiap lukanya.

Tentunya dia hanya menjalankan perintah dari sang tuan. Sedangkan Lily yang diperhatikan, merasa malu setengah mati saat tubuh polosnya diperhatikan sedemikian rupa.

Setelahnya, Brenda mempersilakan gadis itu masuk ke dalam rendaman air hangat yang telah dicampurkan minyak atsiri lavender. Fungsinya adalah untuk meredakan stres, deodoran, dan obat penenang.

"Saya akan memijat kepala Nona dan membersihkan kulit kepala Anda, Nona."

Lily pun hanya bisa menuruti dengan menyandarkan tubuhnya di sandaran dan Brenda mulai bekerja. Merasa begitu nyaman,Lily bahkan merasa mengantuk.

Namun tentu saja dia tidak berencana tidur. Dia harus tetap terjaga karena masih harus melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri pada suaminya.

"Tolong katakan pada saya kalau pijatannya terlalu kuat, Nona," ucap Brenda pada Lily.

"Iya, Brenda tapi ini benar-benar sudah sangat nyaman."

"Silakan bilas tubuh anda,Nona. Saya sudah meletakkan handuk dan bathrobe di sebelah sana. Saya akan menyiapkan gaun tidur Anda di kamar."

Setelah membersihkan seluruh tubuh Lily tanpa tersisa dan memberi arahan pada gadis itu, pelayan itu segera pergi dari kamar mandi dan membiarkan Lily membilas diri.

Di bawah pancuran shower air hangat yang mengalir, Lily bisa merasakan tubuhnya kembali segar. Sudah lama sekali dia tidak pernah merasakan hidup nyaman bak putri raja.

Setelah membilas diri, Lily berjalan menuju handuk yang diletakkan di sudut kamar mandi. Mengeringkan tubuhnya, membalutnya dengan bathrobe, juga menggulung rambutnya yang basah dengan handuk kecil.

Setelah itu, dia kembali menuju kamar. Kini, tidak hanya sendiri, Brenda yamg terlihat sibuk dengan gaunnya, sudah ditemani oleh dua pelayan lainnya.

"Silakan duduk, Nona," ucap Brenda.

Lily duduk di depan meja rias. Kemudian dengan cekatan, kepala pelayan itu mengoleskan krim beraroma vanila yang memang selama ini menjadi aroma favorit Lily.

Sedangkan, dua asisten Brenda sebelumnya juga membantu mempersiapkan Lily sedemikian rupa agar tampil sempurna di depan Xander. Namun, Lily menyadari ada yang berbeda dari penampilan keduanya.

"Ini Silvia dan Katy, Nona. Mereka bukan pelayan rumah tangga. Tapi penata rias yang ada di mansion ini. Hubungi mereka kalau Nona membutuhkan bantuan mereka nanti. Semua petunjuk pelayan sudah ada di dalam remote kendali yang saya tunjukan tadi ." Brenda menjelaskan.

Lily mengangguk paham dan kemudian memperhatikan semua orang yang bekerja dengan cepat dan cekatan. Lily merasa malam ini dia memang harus tampil sempurna bagai suguhan.

Bermenit-menit berlalu, rambut, wajah dan seluruh bagian tubuh Lily sudah siap. Gadis itu hanya tinggal mengenakan gaun yang sudah dipersiapkan oleh Brenda sebelumnya.

"Wowww!" ucap Silvia takjub melihat Lily.

"Anda benar-benar sangat cantik, Nona," sambar Katy.

"Benarkah?" ucap Lily mencoba akrab.

"Ya, Nona. Tentu saja. Anda benar-benar terlihat luar biasa. Saya yakin Tuan akan menyukainya."

Di antara bincang-bincang itu, Brenda tampak diam sambil mengukir senyum. Lily yang dilihat tiga wanita di hadapannya itu merasa canggung, walau dia berusaha menutupinya.

Setidaknya itu yang mereka ketahui. Sedangkan yang tidak mereka ketahui adalah betapa berdebarnya Lily malam itu menatap tampilannya di cermin.

Lily mengenakan lingerie berwarna putih dengan pakaian dalam senada. Gaun berbahan lembut namun sangat tipis itu bahkan tidak bisa disebut pakaian.

Walau kegugupannya sedikit mereda saat Brenda memasangkan kimono setinggi paha yang senada dengan warna lingerie. Kini, kulitnya yang seputih susu itu bisa sedikit lebih tertutup.

Sedangkan, untuk sentuhan terakhir, Brenda memasangkan topeng yang hanya menutupi bagian mata dengan hiasan bulu lembut di satu sisinya.

"Sudah selesai, Nona. Ayo, saya akan mengantarkan Anda ke kamar Tuan."

Darah Lily rasanya berdesir hebat akibat ucapan Brenda. Itu berarti, malam ini Lily akan melepaskan topeng yang menutup bagian atas wajahnya dan paling penting adalah menyerahkan kehormatan yang sudah dia jaga.

**

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut bagus sayang upnya lama doubel up thor
Leo Picisan
gk selesai cerita ny
Reni Anjarwani
lanjut thor
Seriati Purba
Biasa
Reni Anjarwani
up yg banyak thor mumpung lg anget2 nya epusodenya
Reni Anjarwani
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!