Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mabuk
Jam menunjukan pukul 11, malam hari telah tiba langit biru kini menjadi hitam berhiaskan bulan dan bintang-bintang, tanda penduduk di muka bumi ini harus bagaimana semestinya.
Di rumah utama kediaman Ilham Abuzar, Ayana sudah terlelap dibawah selimut mengenakan piyama panjang berwarna pink.
dia sengaja tidur lebih awal karna kejadian siang tadi membuatnya tidak ingin makan bersama Ilham, tapi orang yang di maksud bahkan belum kembali.
Bu Asih sudah beberapa kali memanggil untuk makan malam pun dia tidak mendengarnya, hingga tidur dalam keadaan perut kosong.
***
Club malam
Di ruangan VIP
"Ayolah, minum sedikit demi menghargai hari ulang tahun gue bro." ucap Andre salah satu sahabatnya Ilham sembari menyodorkan segelas anggur merah.
" sorry ndree, Lo kan tau gue anti minum."
"Sedikit aja please, janji deh ini yang pertama dan terakhir gue bujuk Lo." masih membujuk Ilham.
Ilham sosok pria rapih, dia telah merintih karirnya melambung tinggi tidak ingin nama baiknya tercemari karna nafsu sesaat.
Tapi sisi lain dia juga tidak ingin mengecewakan sahabat baiknya yang banyak menolongnya hari ini adalah hari ulang tahunnya.
*tak apalah hanya sedikit, lagi pun ini akan membantu untuk melupakan pria sialan i*tu kekasih Ayana.
"oke, oke, gue minum," mengambil segelas bir dari tangan Andre " tapi habis ini dan selamanya stop untuk suruh gue minum."
"Makasih banyak bro, Lo emang Ter the best, gue janji ga akan bujuk Lo lagi buat minum."
sambil mengendus-endus minuman itu Ilham mengernyit, "Aaaakhhh" beberapa teguk cukup banyak minuman itu masuk melewati kerongkongannya.
"weeehehehe" suara tepukan tangan Andre untuk mengapresiasi keberanian Ilham.
"Gue cabut bro, ada urusan" Ilham bergegas pergi.
"Mau kemana party kita belum selesai," dengan nada suara mabuk Andre tidak memperdulikan sahabatnya pergi.
Ilham melajukan mobilnya kencang, menerjang malam yang sunyi berhembus kan angin dingin.
ayana sialan, gara-gara dia aku sampai mabuk, bayang-bayang wajahnya terus ada di dalam fikiran ku, senyumnya tertawanya, kenapa ada gadis sesempurna dia sedangkan aku tidak bisa mendapatkannya.
"aaaaaaaaaaakkhhh sialan" beberapa kali dia mengacak-acak rambutnya, juga memukul kemudi yang ada dihadapannya.
Kepalanya sudah terasa berat, tentu saja, untuk yang tidak pernah mengkonsumsi minuman seperti itu, sedikit saja meneguk akan terasa memabukkan.
Sampai di basement rumahnya, segera dia menggunakan lift untuk segera sampai ke lantai utama rumah besar itu.
Di sisi lain Ayana terbangun perutnya terasa lapar namun enggan untuk makan karna bisa membuatnya gendut
Dia hanya nyemil biskuit tawar dan air putih sudah membuatnya sedikit menghilangkan lapar,
karna semua asisten rumah tangga semuanya sudah pulang ke rumah belakang, di rumah utama ini hanya tinggal Ayana seorang.
setelah selesai dia bergegas ingin pergi ke kamar, tapi langkahnya terhenti karna lift berbunyi.
Jantungnya seketika berhenti berdetak tubuhnya mematung di depan lift, dia fikir ada hantu di rumah ini bermain di lift.
Pintu lift terbuka, nampak lah seorang pria yang biasa dia temui dengan gagah kini dalam keadaan mabuk tak berdaya.
"Mas Ilham" Ayana memastikan bahwa yang dihadapannya betul-betul ilham.
Ilham tak ber geming, entah apa yang dia rasakan tapi saat ini dia langsung memeluk gadis itu.
"Mas jangan kaya gini" berusaha melepaskan pelukan Ilham " mas tolong lepas, kita bukan siapa-siapa." semakin Ayana memberontak semakin Ilham mengeraskan pelukannya.
"Berusahalah kalau kau mampu, hahaha" tawanya memenuhi isi ruangan.
di lepaskan pelukannya, lalu dia menggendong Ayana di bawa ke kamar tamu, gadis itu terus memberontak, apalah daya sekuat tenaga tentu tidak ada apa-apanya dengan tubuh kelar Ilham yang gagah.
"diam" suaranya mulai tinggi, kini gadis yang dia bawa ketakutan.
Di lempar Aya ke atas kasur lalu dia mengunci pintunya, dan membuang kuncinya ke atas lemari entah setan apa yang telah merasukinya kali ini dia benar-benar seperti monster.
"mas Ilham, please jangan seperti ini," matanya memerah.
Apa dia akan membunuhku dan memakan daging kecilku ini.
Apa yang harus aku lakukan, kabur, bagaimana caranya bahkan aku tak bisa menggapai kuncinya.
Apakah ini akhir kisahku.
Ilham membuka bajunya dan melemparnya berserakan dilantai dia mendekati Ayana, gadis itu semakin mundur ketakutan.
"Mendekat lah, kalau kau patuh aku tidak akan membunuhmu."
Gadis itu terdiam dengan tetesan air mata mengalir di pipinya, Ilham merai wajah Ayana dengan lembut menciumnya disana dan di mari, membelai rambut panjangnya, lalu mengusap bibir mungil gadis itu yang bahkan belum pernah di sentuh siapa pun.
"Mas Ilham" isaknya, dengan tubuh yang mulai bergeser.
"diam,"
"Tolong jangan seperti ini" dengan air mata yang masih bercucuran.
Ilham segera melumat habis bibir Ayana tanpa persetujuan sang pemilik, sesekali dia melepaskan agar gadis itu tidak kehabisan nafas, lalu melumatnya kembali tanpa jeda.