Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 - Kekeliruan
"Kenapa belum tidur?"
Suara Bibi Sarah membuyarkan lamunan Naomi, saat ini dia sedang duduk menyendiri di gazebo. Dia pun menggeleng sebagai jawaban.
"Bibi belum tidur?" ucap Naomi balik bertanya. Sekarang memang sudah jam 11 malam, tapi Naomi tidak bisa tidur, jadi dia memutuskan untuk melihat bulan yang sedang bersinar terang.
Bibi Sarah ikut duduk di samping Naomi, "Semakin bertambah usia, Bibi jadi sulit tidur."
Naomi tersenyum tipis dan memainkan jemarinya, biasanya setelah meminum teh chamomile dia akan tertidur pulas. Tapi untuk saat ini dia tidak menginginkannya, biarkan rasa kantuk menyerangnya sendiri.
"Kalian sedang ada masalah?" celetuk Bibi Sarah.
Naomi hanya diam mendengar pertanyaan itu. "Beberapa hari ini Bibi merasa ada yang berbeda dari kalian," jelas Bibi Sarah.
"Kalian" yang dimaksud Bibi Sarah tentu saja Gama dan Naomi. Sudah 3 hari sejak ajakan Gama ke kantor, pria itu sedikit menghindari Naomi.
Tidak ada sapaan selamat pagi, tidak ada perintah membuat teh, bahkan tidak ada obrolan di antara mereka.
"Bibi sudah mengenal Tuan Muda dari lahir. Saat melihat bagaimana perlakuan dia padamu, Bibi tau kau mempunyai tempat istimewa di hatinya."
Naomi menarik senyum sendu, dia memang tidak menolak semua perlakuan serta kebaikan Gama, tapi sebenarnya dia terus mewanti-wanti dirinya sendiri. Dia dan Gama sangat berbeda dari segala sisi.
"Aku tidak ingin berharap lebih, Bi," jawabnya.
Gama adalah pria yang sudah bertemu banyak wanita, dan semua wanita itu pasti bukan orang biasa. Gama juga suka berganti-ganti wanita, bisa saja dia hanya penasaran padanya.
"Tuan Gama memang suka berganti-ganti wanita, tapi setelah kedatanganmu, dia hampir tidak pernah membawa wanita pulang."
Memang benar, setelah Gama gencar mendekatinya, pria itu tidak pernah membawa wanita pulang. Pria itu lebih suka mengobrol atau menggodanya.
"Maka dari itu Bibi bertanya kalian sedang ada masalah atau tidak. Karena 3 hari ini Tuan muda kembali membawa pulang wanita yang berbeda-beda, " lanjut Bibi Sarah.
Hal itu jugalah yang membuat Naomi kembali berpikir. Gama adalah seseorang yang selalu mendapatkan kepuasan seksual, dia tau dari gosip yang ia dengar dari pelayan lain. Jika begitu, untuk apa dia membuang waktu untuk mendekatinya?
Dapat diambil kesimpulan jika Gama hanyalah penasaran sesaat padanya. Karena kata pria itu dia berbeda dari wanita lain, entah apa yang membedakan dia tidak tau.
"Bibi sangat senang saat Tuan muda mulai mendekatimu, karena hal itu dia menahan kebiasaan buruknya. Bibi sangat berharap padamu untuk bisa merubahnya menjadi lebih baik."
"Mungkin Bibi terdengar lancang karena mengatakan ini, tapi tidak ada yang bisa menghentikan tuan muda jika dia sudah menginginkan sesuatu, bahkan Tuan Bara sudah angkat tangan," jelas Bibi Sarah.
Naomi bimbang, dia bukanlah siapa-siapa. Tuan Bara yang notabennya adalah ayah biologis saja tidak mampu, apalagi dirinya.
Sifat seseorang itu sangat sulit untuk di rubah kecuali pribadi itu sendiri yang mau berubah.
"Aku tidak tau, Bi."
Bibi Sarah menatap Naomi teduh dan mengambil tangan Naomi untuk dia genggam. "Tuan muda hidup tanpa arahan Ibunya sejak kecil, Tuan Bara selalu sibuk dengan pekerjaannya. Mungkin hal itu yang membuat tuan muda seperti itu."
"Terima kasih, karena dirimu akhirnya Bibi bisa melihat senyum tuan muda lagi. Semua berkat dirimu," tambahnya diiringi senyum teduh.
Rasa bersalah seketika menghampiri Naomi, besok dia akan meminta maaf pada Tuan Gama atas ucapannya hari itu.
"Tidak perlu berterima kasih, Bi. Besok aku akan berbicara dengan Tuan Gama," ucapnya yakin.
Bibi Sarah tersenyum dan menepuk pelan punggung tangan Naomi. "Bibi lebih suka jika kau memanggil Tuan muda dengan sebutan "Mas"," goda Bibi Sarah.
Tanpa keduanya sadari, Gama sudah memperhatikan Naomi dari balkon kamar sejak wanita itu duduk di gazebo sendiri. Dia ingin menghampiri tapi rasa gengsinya lebih besar.
Dia memang kembali membawa wanita pulang dan tidur di kamarnya, tapi dia sama sekali tidak menyentuh wanita-wanita itu. Dia memberikan minuman yang sudah di campur dengan obat tidur agar wanita-wanita itu tidak menganggunya.
Dia melakukan semua itu hanya untuk membuat Naomi cemburu. Memang di luar nalar pemikiran seorang Gama Maharaja ini.
...****************...
Seperti yang sudah diniatkan Naomi semalam, dia akan meminta maaf pada Gama hari ini. Jadi setelah menyiapkan pakaian kerja, dia akan menunggu tuan mudanya itu hingga bangun.
Yang tidak dia sadari selama 3 hari adalah, setiap paginya Gama tidak ada di atas kasurnya. Selama ini Naomi memang tidak pernah melihat ke arah kasur dan berjalan langsung ke tempat pakaian, karena ia tau jika ada seorang wanita di sana.
Tapi pagi ini Naomi memberanikan diri untuk melihat ke atas kasur, dan di sana hanya ada seorang wanita yang masih tertidur pulas. Tidak ada Gama di sampingnya, begitupun dengan kamar mandi yang tidak ada suara gemericik air.
Naomi bingung, kemana perginya tuan mudanya sepagi ini?
Tak ingin memusingkan hal itu, dia segera menyiapkan pakaian Gama dan keluar dari kamar tersebut. Tapi saat ia akan menuruni tangga, dia mendengar suara pintu terbuka. Saat ia menoleh, dia melihat Gama yang keluar dari ruang kerja dengan muka bantalnya.
Dia tidur di ruang kerja? batinnya.
Gama masih belum menyadari kehadirannya, sedangkan Naomi sendiri menelan ludahnya kasar. Haruskah ia menghampiri tuan mudanya sekarang?
"Tuan," panggilnya dengan gugup.
Gama yang baru menutup pintu menoleh cepat, dia mengerjabkan matanya berulang kali untuk memastikan jika wanita yang berdiri di depannya benar-benar wanita yang membuatnya seperti ini.
Melihat Gama yang tidak bergerak di tempatnya, Naomi segera menghampirinya. "Tuan tidur di ruang kerja?" tanyanya dengan raut khawatir.
Ruang kerja Gama hanya ada meja, kursi, rak penyimpanan serta sofa yang tidak terlalu besar ukurannya. Jika Gama tidur di ruang kerja, lalu di mana pria itu berbaring?
Setelah nyawa Gama benar-benar terkumpul semua, dia kembali membuka pintu ruang kerjanya dan menarik Naomi untuk masuk ke dalam.
Dia tidak bisa lagi menahan semua ini.
Bersambung
Terima kasih sudah membaca 🤗