NovelToon NovelToon
Tangisan Istri Muda

Tangisan Istri Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Erna BM

Pernikahan Arya dan Ranti adalah sebuah ikatan yang dingin tanpa cinta. Sejak awal, Arya terpaksa menikahi Ranti karena keadaan, tetapi hatinya tak pernah bisa mencintai Ranti yang keras kepala dan arogan. Dia selalu ingin mengendalikan Arya, menuntut perhatian, dan tak segan-segan bersikap kasar jika keinginannya tak dipenuhi.

Segalanya berubah ketika Arya bertemu Alice, Gadis belasan tahun yang polos penuh kelembutan. Alice membawa kehangatan yang selama ini tidak pernah Arya rasakan dalam pernikahannya dengan Ranti. Tanpa ragu, Arya menikahi Alice sebagai istri kedua.

Ranti marah besar. Harga dirinya hancur karena Arya lebih memilih gadis muda daripada dirinya. Dengan segala cara, Ranti berusaha menghancurkan hubungan Arya dan Alice. Dia terus menebar fitnah, mempermalukan Alice di depan banyak orang, bahkan berusaha membuat Arya membenci Alice. Akankah Arya dan Alice bisa hidup bahagia? Atau justru Ranti berhasil menghancurkan hubungan Arya dan Alice?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna BM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10 Jebakan Untuk Arya Dan Alice

Arya duduk termenung di ruang kantornya. Pikirannya melayang pada pesan singkat yang baru saja diterimanya dari sang kakak, Mike. 

"Arya, bisakah kau datang ke kafe sekarang? Ada urusan kerja yang ingin kubahas bersama beberapa kerabat lainnya."

Tanpa banyak berpikir, Arya membalas singkat, "Baik, aku segera kesana. Di tunggu."

Selesai jam kantor, meninggalkan ruangannya. Ia menghidupkan mesin mobil menuju ke Cafe yang si tuju Mike. 

Arya tiba di Cafee yang telah ditentukan. Suasana hangat dan aroma kopi segar menyambutnya. Di sudut ruangan, ia melihat Mike duduk bersama Helena. 

"Hai Arya, senang kau bisa datang," sapa Mike sambil tersenyum.

"Tentu Kak... Oh iya, ada apa yang ingin dibicarakan? Kelihatannya serius?" tanya Arya menghempaskan badannya di kursi sebelah Mike. 

Sebelum Mike sempat menjawab, Helena menyela, "Sebelum kita mulai, bagaimana kalau kita pesan minuman dulu? Disini tuh ada minuman favorite, coktail spesial. Mau coba?."

Arya tersenyum sambil mengangguk setuju. Tak lama kemudian, minuman beralkohol mulai berdatangan. Helena dengan cekatan menuangkan minuman untuk Arya, memastikan gelasnya tak pernah kosong.

Seiring waktu, Arya mulai merasa kepalanya ringan. Pandangannya kabur, dan kesadarannya perlahan memudar. Di tengah kebingungannya, ia melihat sosok yang tak asing mendekat. Ranti, kini berdiri di hadapannya.

"Ranti? Apa yang kau lakukan di sini?" gumam Arya dengan suara bergetar.

Ranti tersenyum licik memiringkan bibirnya. "Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, Arya."

Tanpa disadari Arya, Ranti mengambil ponselnya yang tergeletak di meja. Dengan cekatan, ia membuka aplikasi pesan dan mengirimkan pesan singkat kepada Alice. 

"Alice, bisakah kau datang ke Cafee Sunshine sekarang di meja 17? Aku butuh bicara. Aku share kok sekarang"

Ranti mengirim share lokasi ke Alice. Bibir Alice tersenyum. "Ada apa sih Mas Arya menyuruh Aku datang? Apa yang ingin di bicarakan? Atau mungkin dia ingin memberikan surprise untukku?" Gumam Alice langsung mengganti pakaian. Lalu meningalkan rumahnya dengan ojek online. 

Di depan Cafee Sunshine, Alice sempat di buatnya bingung. Baru pertama is menginjakkan kakinya di tempat hiburan. Is sempat bertanya pada seseorang. 

Tak lama berselang, Alice tiba di dalam Cafee, mencari meja yang yang sudah di tunjuk. Dalam keremangan, Matanya membelalak saat melihat pemandangan di depannya. Arya tampak mabuk dan sedang bercumbu dengan Ranti.

"Mas Arya?" ucap Alice dengan suara bergetar dan Mata mulai basah 

Arya tersentak kaget. Ia mencoba memahami situasi. "Alice, ini tidak seperti yang kamu pikirkan" Arya bangun dari duduknya menghampiri Alice. 

Namun, sebelum ia bisa menjelaskan lebih lanjut, Alice berlari keluar dari Cafee itu dengan air mata mengalir deras di pipinya. Arya mencoba mengejarnya, namun langkahnya terhuyung-huyung, dan pandangannya semakin gelap.

Di sudut ruangan, Helena menyaksikan semuanya dengan senyum puas. Rencana yang ia susun bersama Ranti berjalan sempurna. 

Dengan memanfaatkan kelemahan Arya, mereka berhasil menciptakan keretakan yang lebih dalam dengan hubungan Arya dan Alice. 

Malam itu, Arya menyadari bahwa kepercayaan Alice telah rapuh. Sepertinya akan sulit untuk diperbaiki. Ia harus menghadapi konsekuensi dari kesalahan yang mungkin tidak sepenuhnya ia sadari. Arya duduk di pinggir jalan, karena Alice sudah meninggalkannya naik ojek yang mangkal disitu. 

"Aaaaaaaargh....!" Suara teriakan Arya terdengar memenuhi jalan itu.

"Ar, segitunya perlakuan kamu ke Alice!" Ucap Ranti berdiri di belakang Arya. 

Arya menoleh ke Ranti. "Kamu yang sudah panggil Alice kesini kan? Untuk apa? Untuk membuat situasi menjadi panas?" 

"Itu urusanku. Aku mau buat apa pun, tidak masalah bagiku," Ranti menyilangkan tangannya di dada. 

"Tidak masalah bagimu, tapi masalah bagiku" Arya meninggalkan tempat itu. 

"Tunggu Arya! Kamu lagi mabuk, biar Aku antar!" Ranti mengejar Arya. 

"Tidak perlu!" Ucap Arya melanjutkan langkahnya 

"Arya, biar kau antar," ucap Mike menggamit lengan Arya, memapahnya ke dalam mobil. 

Mike mengantar Arya ke rumahnya, bersama Ranti Dan Helena. Membiarkan Arya terlelap selama beberapa jam. 

Malam itu, suasana terasa begitu sunyi. Angin malam berembus pelan, membawa dingin yang merayap perlahan ke kulit. Bulan sabit menggantung redup di langit, diselimuti awan tipis, sementara gemintang tampak berkilauan di kejauhan. Rumah Alice berada di ujung jalan yang sepi, diterangi lampu temaram yang memancarkan bayangan lembut di dinding-dinding rumahnya.

Arya berdiri di depan pagar rumah Alice, ragu-ragu sesaat sebelum mengetuk pintu. Napasnya sedikit berat, bukan karena lelah, melainkan karena gugup. Suara langkah kakinya terdengar jelas di atas jalan berlapis kerikil, memecah keheningan malam. Setelah mengumpulkan keberanian, Arya mengetuk pintu tiga kali. Tidak lama kemudian, Alice muncul di ambang pintu dengan mata yang tampak bingung sekaligus waspada.

"Arya? Sedang apa kau di sini malam-malam begini?" tanyanya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh suara jangkrik.

Arya menghela napas panjang, mencoba menguasai dirinya. "Alice, aku harus bicara. Ini penting," katanya tegas.

Alice ragu sejenak, lalu membuka pintu sedikit lebih lebar. "Masuklah."

Di dalam rumah, suasana tidak kalah tenangnya. Cahaya lampu gantung yang redup menambah kesan hangat, meski hati mereka terasa sebaliknya. Arya duduk di sofa, tangannya tergenggam erat di pangkuannya, sementara Alice berdiri di dekat jendela, menjaga jarak.

"Aku tahu kau mungkin tidak ingin mendengarkanku," Arya memulai, menatap Alice dengan sorot mata yang serius. "Tapi aku harus menjelaskan. Aku dan Ranti... tidak ada apa-apa di antara kami. Pernikahan itu hanya sebuah kewajiban, bukan karena cinta."

Alice terdiam. Matanya menatap Arya tajam, mencari kebenaran di setiap kata yang terucap.

"Aku menikah dengannya karena situasi, bukan karena aku menginginkannya," lanjut Arya dengan suara bergetar. "Dan selama ini, aku hanya mencintaimu, Alice."

Kata-kata itu meluncur seperti badai yang tiba-tiba menghantam ketenangan malam. Alice masih diam, mencoba mencerna semuanya. Di luar, angin menerpa dedaunan, seperti ikut merasakan ketegangan yang mengisi ruang di antara mereka.

"Kenapa baru sekarang kau katakan ini, Arya? Hati aku sudah kamu buat terluka. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana setelah melihatmu seperti itu. Mungkin aku memang harus mengalah, karena aku hanya tempat persinggahanmu saja," ucapnya akhirnya, suaranya penuh luka. "Kau tahu betapa sakitnya aku melihatmu bercumbu bersamanya.Walau pun Aku tahu, dia istri pertamamu. ..."

"Alice, aku tahu aku telah membuatmu terluka. Tapi aku di sini untuk memperbaiki semuanya. Aku ingin kau tahu, kau adalah satu-satunya yang ada di hatiku, Kemarin itu Aku hanya mabuk. Aku tidak tahu, apa yang aku lakukan sama Ranti" Arya menatapnya dengan penuh harap, seolah malam itu menjadi saksi perjuangannya.

Alice menundukkan wajahnya, membiarkan waktu berjalan dalam diam. Di luar, suara jangkrik kembali terdengar, seperti melodi yang menyelimuti malam panjang mereka. Apakah ia akan meninggalkan Arya? Atau terus dalam kesakitan hatinya?

1
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
😥🤧 kasian sekali Alice
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
aku mampir, vote + Subscribe 😘
Bayangan Cinta: Terima ksih kk
total 1 replies
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
anaknya gak bersalah, duh si Ranti gak punya hatii 😓😓
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
duh kasian Alice 😭😭 nikah malah jadi orang ketiga
Vhieendriee Qubil
ceritanya bikin penasaran ,,, btw kasian bgt si Alice disangka pelakor padahal dia tidak tau laki2 yang menikah dngannya sudah beristri
Soraya
bukannya Alice dh pergi ya, trus Arya juga bodoh masih percaya aja sm Helena mike juga kakak nya kok diem aja adiknya dijahatin
Ina Karlina
ya Alice pergilah jangan memaksa kan diri hidup dengan orang yg berhati jahat..dan s Arya juga ga jelas
Ina Karlina
Alice kenapa kamu tidak pergi saja
Soraya
gak masuk akal thor masa langsung hamil lagi
Ina Karlina
huh dasar laki laki oon
Soraya
Helena menjerumuskan Arya pdhal Arya adlah adiknya walaupun cuma adik ipar
Soraya
knpa Alice gak nelpon suaminya sih
Ina Karlina
Duh kasian sekali nasibnya Alice di bohongin laki laki yang dia anggap pahlawan..ini yang salah siapa coba
Soraya
ku mampir thor
Bayangan Cinta: Terima kk sudah mampir/Pray/
total 1 replies
Khusnul Fatonah
baru kali ini Nemu cerita yg masih ori belum ada yang baca/Smile/
Bayangan Cinta: iya kak, baru hari ini update/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!