Dunia hitam bukanlah tempat bagi mereka yang lemah. Hwang Angel, seorang gadis polos yang terjebak dalam lingkaran mafia, menjadi kepemilikan seorang pria yang tidak mengenal belas kasihan. Kim Taehyung. Kejam, dominan, dan penuh obsesi, Taehyung menjadikannya milik mutlak, mengikatnya dengan kekuatan dan ketakutan.
Namun, di balik kekerasan dan gairah yang membakar, muncul konflik yang lebih rumit. Jeon Jungkook, seorang pria misterius yang selalu hadir dalam bayangan, bertekad melindungi Angel dengan segala cara. Sementara itu, Yoon Bomi, sang ratu mafia, memiliki rencana tersendiri yang bisa menghancurkan atau menyelamatkan semuanya.
Saat cinta, kekerasan, dan pengkhianatan saling bertaut, Angel harus memilih tetap menjadi milik sang mafia atau melawan takdir yang sudah digariskan untuknya. Namun, bisakah seseorang benar-benar lepas dari jeratan seorang pria yang memiliki segalanya, termasuk jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertumpahan Darah
Langit malam dipenuhi awan kelabu, seakan alam ikut merasakan ketegangan yang menggantung di udara. Di dalam kediaman Taehyung, suasana sunyi mencekam. Angel duduk di sofa dengan tubuh masih gemetar, sisa ketakutan belum sepenuhnya hilang dari matanya. Taehyung berdiri di dekat jendela, tatapannya tajam menembus kegelapan malam.
Bomi telah gagal membunuh Angel. Rencananya untuk menghabisi wanita itu berantakan, dan kini Angel berada dalam perlindungan Taehyung. Namun, Taehyung tahu Bomi tidak akan tinggal diam.
Jungkook masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi serius.
“Anak buah kita melaporkan pergerakan besar dari Bomi. Dia sedang dalam perjalanan ke sini dengan pasukannya untuk menyerang kita kedua kalinya” ucap Jungkook
Angel menegang, wajahnya memucat.
“Dia tidak akan menyerah…” ucap Angel
Taehyung berbalik, rahangnya mengeras.
“Biarkan dia datang.” ucap Taehyung
Jungkook mengepalkan tangan.
“Kita harus bersiap. Ini bukan serangan biasa. Dia datang untuk perang kedua kalinya.” ucap Jungkook
Taehyung menatap Angel yang masih diliputi ketakutan. Perlahan, ia melangkah mendekat dan menggenggam tangannya.
"Aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu lagi. Pegang janjiku.” ucap Taehyung
Angel menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Ia percaya pada Taehyung, tetapi ketakutan akan kegilaan Bomi tetap menghantui pikirannya. Dirinya menatap Taehyung penuh iba dan terharu
Tiba-tiba, suara ledakan terdengar dari luar. Disusul dengan rentetan tembakan. Jungkook segera bergerak.
“Sial! Mereka sudah mulai menyerang!” ucap Jungkook
Taehyung menarik Angel berdiri.
“Bawa dia ke tempat aman. Aku akan menghadapi Bomi.” ucap Taehyung
Jungkook mengangguk dan segera membawa Angel menjauh. Sementara itu, Taehyung mengambil pistolnya dan berjalan keluar dengan langkah penuh keyakinan.
Di halaman depan, pasukan Bomi sudah menyerbu. Mereka bertempur sengit dengan anak buah Taehyung. Darah mulai tertumpah di tanah, suara tembakan menggema di udara malam.
Di tengah kekacauan itu, sosok Yoon Bomi muncul dengan angkuh. Gaun hitamnya berkibar tertiup angin, matanya penuh amarah dan kebencian saat menatap Taehyung.
“Kamu benar-benar berani merebutnya dariku dan dia ternyata sosok yang sangat penting bagimu” desis Bomi, suaranya dingin dan tajam.
Taehyung menatapnya tanpa ekspresi.
“Angel bukan milikmu untuk diambil.” ucap Taehyung
Bomi tertawa sinis.
“Dan kamu pikir aku akan membiarkan ini begitu saja? Kamu telah menghancurkan rencanaku. Aku akan memastikan kamu membayar harga yang setimpal.” ucap Bomi
Dengan isyarat kecil, anak buahnya mengangkat senjata. Tembakan kembali meletus, pertempuran semakin sengit.
Taehyung bergerak cepat, menembak musuh satu per satu. Tubuhnya bergerak dengan lincah di tengah hujan peluru. Di sisi lain, Jungkook juga bertarung mati-matian sambil melindungi Angel yang bersembunyi di dalam rumah.
Bomi mengangkat pistolnya, mengarahkannya langsung ke kepala Taehyung.
“Ini akhirnya.” ucap Bomi
Taehyung menatapnya dingin.
“Kamu salah.” ucap Taehyung
Sebelum Bomi sempat menarik pelatuk—
DOR!
Sebuah peluru menembus bahunya.
Bomi terhuyung ke belakang, matanya melebar tidak percaya. Jungkook berdiri di belakangnya dengan pistol masih mengepul.
“Permainanmu sudah selesai, Bomi” ucap Jungkook dingin.
Bomi terengah-engah, darah merembes dari bahunya. Namun, ia masih tersenyum meskipun kesakitan.
“Kalian pikir ini akhir?” remeh Bomi
Taehyung melangkah mendekat, menatapnya dengan tatapan penuh dominasi.
“Ini peringatanku. Jika kamu menyentuh Angel lagi, aku tidak akan mengampunimu cukup dengan kebodohanku dulu yang menyelematkanmu.”ucap Taehyung
Bomi tersenyum miring, tetapi sorot matanya menyala dengan kebencian.
“Kita lihat saja, Taehyung.” desis Bomi
Dengan satu pukulan keras, Taehyung membuatnya pingsan.
Malam itu, pertumpahan darah berakhir.
Namun, perang ini belum selesai.
Di balik kesadarannya yang mulai menghilang, Bomi bersumpah dalam hati Ini belum berakhir. Bomi akan kembali, dan saat itu terjadi dia akan memastikan Taehyung kehilangan segalanya.
Langit masih kelam, aroma mesiu bercampur darah menyelimuti pekarangan rumah Taehyung. Anak buah Bomi yang tersisa mundur dengan cepat, membawa pemimpin mereka yang tak sadarkan diri. Sementara itu, Taehyung berdiri tegak, tubuhnya berlumuran darah musuh, namun tatapan matanya tetap tajam dan dingin.
Jungkook mendekat, matanya masih waspada.
“Kita harus memperkuat pertahanan. Aku yakin Bomi tidak akan menyerah semudah ini.” ucap Jungkook, suaranya tegas namun mengandung sedikit kelegaan.
Taehyung mengangguk, lalu berbalik menuju rumah. Langkahnya berat, bukan karena kelelahan, tapi karena pikirannya penuh dengan strategi untuk menghadapi perang yang belum selesai.
Di dalam rumah, Angel duduk di sudut ruangan, tubuhnya masih gemetar. Jungkook sudah memastikan bahwa dia aman, tapi ketakutan masih menyelimutinya. Saat pintu terbuka dan Taehyung masuk, Angel langsung bangkit, matanya yang berkaca-kaca memancarkan ketakutan sekaligus harapan.
“Kamu baik-baik saja?” suara Angel lirih.
Taehyung menghela napas, lalu mendekatinya.
“Aku masih hidup. Dan aku sudah memperingatkan Bomi.” jawab Taehyung
Angel menggigit bibirnya, ia tahu Bomi bukan tipe orang yang akan menyerah hanya karena satu kekalahan.
“Dia tidak akan berhenti, Taehyung.” Angel berbisik.
Taehyung meraih dagunya, mengangkat wajah Angel agar menatapnya.
“Aku tidak peduli berapa kali dia datang. Aku akan tetap melindungimu.” ucap Taehyung
Angel merasakan detak jantungnya berdegup lebih kencang, entah karena ketakutan atau karena sesuatu yang lain. Jungkook yang masih berada di ruangan itu mendengus pelan.
“Kita tidak bisa hanya bertahan. Kita harus menyerang lebih dulu sebelum Bomi menyusun rencana baru.” ucap Jungkook
Taehyung mengalihkan pandangannya pada Jungkook.
“Aku tahu. Besok, kita akan mulai memburu sisa pasukannya. Aku ingin tahu semua tempat persembunyian mereka.” ucap Taehyung
Jungkook mengangguk mantap.
“Aku akan menghubungi informan kita.” ucap Jungkook
Angel menatap Taehyung, hatinya dipenuhi kebingungan.
“Apa kamu benar-benar akan membunuhnya?” tanya Angel
Taehyung menatap Angel dalam-dalam.
“Jika dia masih berani menyentuhmu, aku tidak akan ragu.” jawab Taehyung
Angel menelan ludah. Di satu sisi, ia takut pada kebrutalan Taehyung, tapi di sisi lain, ia merasa dilindungi.
Sementara itu, jauh di tempat persembunyiannya, Bomi terbaring di ranjang dengan luka di bahunya masih berdarah. Wajahnya pucat, namun sorot matanya dipenuhi amarah yang membara.
Seorang pria berdiri di sudut ruangan, menatap Bomi dengan ekspresi penuh minat.
“Kamu hampir mati di tangan mereka.” ucap Chanyeol
Bomi menoleh, matanya menyala.
“Ini belum berakhir.” ucap Bomi membara
Chanyeol tersenyum tipis.
“Aku bisa membantumu, tapi aku ingin sesuatu sebagai gantinya.”ucap Chanyeol
Bomi menyeringai meski kesakitan.
“Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan.” ucap Bomi
Chanyeol melangkah mendekat, menatapnya dengan mata penuh tipu daya.
“Wilayah milik Taehyung serta memberikan tubuhmu padaku. Kalau begitu, mari kita buat Taehyung menyesal telah menantangmu.” ucap Chanyeol
"Baik, aku menyetujuinya"ucap Bomi tanpa memikirkan konsekuensinya. Chanyeol hanya tersenyum mendengar jawaban Bomi
Malam itu, rencana baru mulai disusun. Dan kali ini, Bomi tidak akan datang sendirian.