kisah ini menceritakan tentang gadis kecil yang menjadi bayang bayang sodara kembarnya , yahh gadis itu bernama Alesya Devina Pranciko ,sejak kecil dia selalu menjadi tameng kakanya yg memiliki imun tubuh lemah , semua orang hanya memperdulikan Layla Vikana Pranciko dan melupakan kehadiran Alesya..
akankah kebahagiaan berpihak kepada Alesya !?
mungkinkah Alesya bertemu Arkana lalu bahagia ,atau sebaliknya !?
apakah Arkana penyelamat hidup alesya ?!
akankah alesya membalas segala perbuatan jahat keluarganya !?
yukk simak ceritanya ,ini sangat seru dan menarik , banyak ketegangan didalamnya ,komplik ,percintaan yg sangat menggemaskan 👉
selamat membaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSYAKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pengakuan arkana
**
Arkana hanya diam menunduk , netranya menatap bunga lily yang masih berada di genggamannya .
Setelah ragu beberapa saat , arkana akhirnya mengulurkan tangannya , memberi bunga tersebut pada alesya.
Alesya menatap arkana bingung .
"arkana " tanyanya ragu .
Meski alesya sudah mengetahui semua di masa lalu bahkan tentang perasaannya arkana terhadap alesya .
Tapi alesya tidak menyangka arkana akan mengakuinya secepat ini .
Yang ia tahu arkana tidak mengungkapkan perasaannya di masa lalu .
"Ya " arkana tetap diam ,tangannya masih terulur .
Alesya dengan ragu ,mengambil bunga yang ada di genggaman arkana.
Alesya menunduk , menyembunyikan pikirannya yang berkecamuk.
"J-jadi selama ini ,Lo ... " alesya tidak melanjutkan perkataannya lagi , matanya menatap arkana lekat .
Arkana terseyum tipis , ia menganguk .
" gak harus di pikiran, yang harus kamu tau aku akan selalu ada untuk kamu disini " ucap lembut arkana .
Alesya mengerjap , siapa bilang arkana itu kejam dan tidak punya hati ? Nyatanya , arkana sangat lembut dan juga hangat sekarang .
Arkana juga punya sisi penyayang , dan sisi itu hanya di peruntukan untuk lesa nya .
" kenapa harus bunga lily ? " pertanyaan ini ,yang sudah tertanam di kepala alesya sejak dulu, bahkan di masa lalu , alesya selalu bertanya - tanya , ia bingung dan takut salah menyimpulkan .
"bunga lily mengartikan kemurnian dan ke indahan "
" kaya kamu lisa , kau indah bila di pandang jauh maupun dekat "
" pribadimu mencerminkan kemurnian tidak ada ke pura - puraan di dalam sana yang terlihat ,yah karna itulah aku mengagumi kamu " lanjut arkana dengan binar matanya menatap alesya lekat .
" satu lagi bunga lily juga berlambang kesetiaan , sama kaya aku akan selalu setia menemanimu walau dalam keadaan bersembunyi sekalipun . " lanjut arkana tidak berhenti menatap alesya dengan lekat .
alesya mengalihkan tatapannya dari arkana , " itu artinya , Lo cinta sama gw ? " tanya alesya blak - blakan . Meski tanpa melihat mata arkana.
Arkana terseyum tipis , alesya nya memang pintar , dapan mengartikan ucapannya dengan cepat .
"Ya , " jawab arkana tegas .
Alesya tercengang , Tidak menyangka arkana akan sejujur ini .
Alesya bingung , ini terlalu cepat baginya .
Matanya yang sedikit membengkak terlihat bingung
"B-bentar L-lagi masuk , g-gw pergi dulu yah " alesya beranjak dari duduknya , ia menunduk tidak berani menatap alesya .
"ya, "
alesya mematung saat arkana mengusap kepalanya dengan lembut .
" jangan menangis lagi ,lesa . Tangisan kamu terlalu berharga untuk orang-orang seperti mereka ! "
Alesya mengangkat kepalanya , menatap alesya tidak percaya .
Arkana berbicara seolah - oleh dia tau segalanya tentang dirinya. Namun meski begitu alesya tetap menganggukkan kepalanya .
" makasih , arkana .dan maaf , " cicitnya alesya .
Tanpa menunggu persetujuan arkana , alesya berlalu pergi dari sana , alesya bahkan berlarian kecil .
" jangan lari lesa , nanti jatuh " ucap arkana khawatir.
Alesya berbalik dan menatap arkana sebari menganggukkan kepalanya .
Alesya tidak tahu tingkahnya mampu membuat arkana tertawa kecil .
Alesya sangat terlihat menggemaskan , apalagi dengan wajah sembab sehabis nangis , alesya terlihat rapuh dan sialnya , itu terlihat menggemaskan dimata arkana .
Arkana bersandar pada pohon besar , seringai kemenangan terlihat di bibir tipisnya .
Arkana sudah mengutarakan perasaannya pada alesya , jadi mulai sekarang , arkana bertekad tidak akan bersembunyi .
Mengingat penyebab alesya menangis , arkana mendengus dingin, arkana dapat menebak apa yang sudah terjadi kepada alesya dan membuat lesa nya menangis pilu ini.
Selain keluarganya , siapa lagi yang bisa membuat lesa nya sehancur ini .
Arkana mengepalkan tangannya erat , andai saja ! andai saja mereka semua bukan keluarga alesya , arkana akan menghancurkan mereka sampai menjadi butiran debu .
Sayangnya mereka keluarga alesya , ia sangat memperdulikan keluarganya , menghancurkan mereka sama saja menghadirkan kesedihan baru bagi alesya .
Arkana tidak ingin itu .
**
Alesya bersenandung kecil , mood nya sudah kembali membaik , seolah alesya yang menangis dalam pelukan arkana tidak pernah terjadi .
Alesya tak mengindahkan tangannya yang masih merasa sakit , alesya enggan mengobati luka di tangannya yang sedikit melepuh itu .
Alesya ingin setiap kali dirinya melihat luka di tangannya , setiap itu pula alesya akan mengingat kejam seorang bimo ayahnya sendiri dengan kejam melukai dirinya tanpa berperasaan.
egois memang , namun alesya sudah terlanjur sakit hati . Dan lagi ,bukannya egois memang sifat manusia , alesya tidak salah , bukan ?
Alesya kini tengah berada di lapangan , ia sedang mengikuti pelajaran olah raga
" kalian gabung sama kelas sebelah dulu ,ya . Bapak ada urusan dulu sebentar . " ujar pak riki selaku guru olah raga .
"iya, pak "
Senyum alesya semakin lebar , tak jauh dari sana alesya bisa melihat layla yang tengah bergurau dengan arga dan teman - temannya
Tatapan alesya tertuju pada tangan layla , tidak ada bekas luka disana , merah di tangan nya pun tak ada .
Berbeda dengan tangan alesya
Alesya terseyum getir , bimo menyiramnya dengan air panas , sedangkan layla hanya terkena kuah bakso yang sebenarnya sudah tidak terlalu panas .
sangat adil sekali , bukan ?
" alesya "
Alesya tersadar dari lamunan ,alisya berkerut tidak suka saat melihat gala berada di depannya .
Gala terseyum " gw liat lo sendirian disini , mau gabung sama kita ? "
Alesya mengedarkan pandangan , memang benar semua orang tampak sibuk dengan urusannya masing- masing .
Para perempuan bahkan beberapa membuat kelompok . ini , alesya merasa asing di kelasnya sendiri .
Andai saja ada , arkana
Alesya menggeleng , sial mengapa dirinya harus memikirkan lelaki itu .
"alesya ? "
"huh ? "
"Gabung saja sama kita , ayo , ajak gala sebari berjalan terlebih dahulu .
Berpikir sejenak , akhirnya ia melangkah
Ini akan mempermudah rencana nya !
" Alesya , " layla menatap alesya dengan senyum lebar , seolah hubungan mereka sangat deket dan juga baik - baik saja .
" Lo ngapain ngajak cewek ini kesini ,gal " tanya edo tak suka .
Edo menatap alesya dengan permusuhan .
"Gak suka ? " tanya gala datar
"Iya ,, " balas edo kesal
Gala mengedikan bahunya tak acuh " kita pemanasan ajh dulu , alesya "
Alesya mengangguk mengabaikan layla dan juga arga yang sedang memandangnya , alesya seolah tidak melihat mereka berdua .
"alesya , ini panas loh kamu gk mau melepas cardigan ? "
Alesya hanya diam , ia males menanggapi layla.
" layla nanya baik-baik anjirrr ,mulut lo bisulan ? " dengus edo kesal .
"Gak apa - apa do " seperti biasa , layla kembali bertindak menyedihkan , seolah alesya sudah membuat hatinya terluka .
Tingkah menyedihkan layla semakin membuat edo tidak puas , arga juga mengerutkan keningnya sebari menatap alesya .
"sombong banget ,udah untung layla mau bicara sama lo " nisa sahabat layla menatap alesya tajam .
"lagian orang aneh mana olahraga pake cardigan! " cicit nisa
"Lo harusnya merasa beruntung ,layla mau deket sama lo , bukannya malah menyebalkan seperti ini ! "
"Dasar cewek gatel ! " mendapat pengabaian dari alesya membuat nisa marah , siala dia sehingga bisa mengabaikannya begitu saja ?
"Lo siapa ? "
" Lo.... " wajah nisamerah padam , pertanyaan alesya mampu membungkamkan mulutnya begitu saja.
" Gw gak kenal sama lo , jadi gak usah sok akrab" ketus alesya .
Dengan tak acuh alesya langsung saja memulai melakukan pemanasan , mengabaikan dea dengan emosi meluapnya .
"alesya " desis nisa emosi .
" nisa" layla memegangi tangan dea dan menggelengkan kepalanya .
Dea mendengus , jika bukan layla yang menahan dirinya , ia sudah mencabik - cabik muka alesya yang menyebalkan itu .
Lima menit berlalu , entah apa yang ada di pikiran layla , ia berjalan menuju alesya
Lalu ...
kurang rapi plagiatnya wkwkwkwk
yang lanjutan kisah ini