Setelah hidup dengan suami yang suka memukulinya selama bertahun-tahun, Freya 'dijual' karena suaminya telah jatuh hati pada wanita lain. Dia hanya bisa pasrah saat pelelangan berlangsung, sampai akhirnya... "Satu juta Yuan!" Semua mata tertuju pada pria bertudung yang menawar dengan harga ribuan kali lebih mahal. Siapa pria itu dan kisah seperti apa yang menanti mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossywiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketahuan?
"Anda kan tidak terbiasa berkuda, kuda itu binatang yang sangaaaatt sensitif! Dia akan bisa langsung menyadari bahwa penunggang nya takut padanya, dan itu sangat berbahaya loh!", ucap Audrey saat itu.
Yahh .. kelas yang diajarkan lady Frans adalah untuk belajar berkuda, piano dan berdansa. Syukurlah aku cukup memahami ketiga itu karena dulu sempat mempelajarinya.
Tapi anehnya, meski sudah beberapa kali pertemuan, kami masih belum mencoba menunggang kuda.
Aku sudah bilang padanya saat itu bahwa aku tidak takut pada kuda.
Tapi jawabannya sangat tidak terduga.
"Nyonya marchionnes , anda tidak boleh asal berbicara tentang hal - hal yang menyangkut keselamatan anda! Saya mengerti bahwa anda begitu sangat penasaran dengan berkuda karena baru pertama kali anda melihatnya, jadi ingin sekali cepat - cepat menungganginya! Tapi saya tidak berharap anda berada dalam bahaya nyonya! Anda bukan lagi anak kecil yang akan merengek - rengek menginginkan ini itu tanpa mengetahui penyebab nya kan?", ucap Audrey saat itu.
Ya, samapi disini pun aku masih bisa mengerti dengan kekhawatiran nya.
Namun, dikelas selanjutnya, dia pergi ke area berkuda menunggangi kuda dengan alasan bahwa ingin menguji keamanan area untuk aku belajar.
Hal itu benar bisa dilakukannya karena memang Albert memberikan kebebasan kepada para guru untuk mengunjungi hampir semua tempat di kediaman Marques Davinci untuk menunjang pembelajaran ku.
"Kediaman Marques Davinci sangat luar biasa! Area berkuda ya begitu sangat luas, setidaknya luas ini hampir ada 1000 meter persegi. Ahh.. anda tidak tahu akan ukuran kan? Maaf, karena saya tidak mempertimbangkan kemampuan belajar anda ketika berbicara. Hmm.. bagaimana cara menjelaskannya ya? Ahh.. luasnya sekitar satu desa permukiman rakyat jelata! Yah.. kalau begini anda bisa mengerti kan? Anda kan pernah tinggal dan berbaur di desa seperti itu!", ucapnya saat itu sambil tersenyum mencemooh.
Konyolnya!!
Dia tidak berbicara seperti itu jika anda Lily ataupun pelayan yang lainnya.
Meskipun sikapnya kepada ku seperti ini, tapi dia akan berganti ekspresi seolah menjadi wanita paling mulia dan anggun ketika ada pelayan yang lainnya di dekat kami.
Entahah..
Seolah Dia datang kesini sebagai calon pengantin!
"Nyonya.. bisakah anda memanggil saya ketika melihat tuan Marques berkuda? Soalnya ada hal penting yang ingin saya diskusikan dengan tuan Marques tentang pendidikan anda!", Audrey bicara dengan sangat percaya diri.
"Ahh .. tapi karena berkuda sangat berbahaya, anda hanya harus berdiam diri sepenuhnya! Jangan ikut berkuda, biar saya saja yang memperlihatkan pada anda cara berkuda yang baik", ucap Audrey seperti sedang mencemooh ku.
Apalagi level dansa dan piano yang diajarkan oleh lady Adelia tidak terlalu tinggi.
Tokk
Tokk
Tok..
'Pelajaran pianonya bahkan selevel lagu anak-anak!', aku menengok kebelakang sambil berfikir demikian.
'Seakan'
"Selamat pagi nyonya marchionnes!", Audrey berjalan memasuki ruangan sambil tersenyum cerah.
'dia memang menginginkan Levelku berhenti disitu', aku tidak bisa berhenti menebak - nebak.
"Astaga! Hari ini anda terlihat lelah", ucap Audrey sambil menutup mulutnya.
"apakah semalam anda tidak bisa tidur?", tanya Audrey kepadaku.
"Saya semalam membaca sampai larut, Jadi kurang tidur!", jawabku apa adanya.
"Yah, orang yang sudah terbiasa membaca buku memang bisa sampai lupa waktu ketika sedang membaca. Tapi anda yang belum terbiasa membaca buku, jangan di paksakan Untuk membaca, lebih baik tidak membaca sampai larut malam", ucap Audrey. Sekilas memang terlihat perhatian namun sebenarnya jika kita serius mendengarnya pasti siapapun akan tersinggung.
"Kecantikan anda kan yang membuat tuan Marquess terpikat, jadi anda harus menjaganya baik - baik agar tuan Marquess tetap berada di sisi anda", lanjut Audrey, setiap katanya terasa menyakiti hati.
"...", aku hanya diam mendengarnya mengeluarkan semua kesombongannya.
"Memangnya buku apa yang anda baca?", tanya Audrey lagi.
"Seri novel si kerudung merah!", jawabku sederhana.
"Ppfftt... Ahh.. astagaaa.. maafkan saya!", Audrey sepertinya kembali akan merendahkanku dengan omong kosongnya.
"Itukan buku anak-anak nyonya! Saya akui Buku itu memang seru. Tapi sebagai anggota keluarga Davinci, Anda kan seharusnya memupuk pengetahuan yang levelnya jauh lebih tinggi lagi!", lanjut Audrey yang ternyata benar-benar menyindir ku.
"ya seperti itulah.. kehidupan rakyat jelata dan bangsawan kelas atas memanglah jauh berbeda. Kami memiliki wibawa dan kekuasaan yang besar, jadi mau tidak mau harus menunjukkan nya kepada yang lain!", lanjut Audrey lagi.
"Untuk itu, kita harus lebih ketat mengontrol diri sendiri. Anda harus belajar melakukan itu nyonya! Anda tidak boleh berpikiran seperti dulu!"
Lihatlah ..
Semakin lama dia semakin melewati batasnya.
Tapi aku tidak ingin berdebat dengannya.
Apalagi dia adalah orang yang telah dipilih oleh Albert.
Memanfaatkan wajah seakan tidak bersalah dan selalu membuat kata - kata ang sengaja untuk merendahkan ku.
Dia terus menertawakan aku dan berfikir bahwa aku tidak tahu apa-apa.
"Saat datang kesini untuk mengajari anda bermain piano dan berdansa. Tapi saya merasa bahwa saya seharusnya memberi nasihat dahulu kepada anda. Menurut saya, nasihat ini jauh lebih penting dari pada pelajaran hari ini!", Audrey terus berbicara sambil berjalan menghampiriku.
"Nyonya, dengarkan saya baik-baik!", kata Audrey sambil memegang tanganku.
"Anda pasti tidak mengetahui ini karena anda lahir dari kalangan bawah, besar bersama rakyat jelata dan hidup tanpa mengetahui gemerlap dunia. Setidaknya anda Harus mendengar kan ucapan orang yang jauh lebih tahu. Saat sudah terbiasa dengan pergaulan kelas atas dan pengetahuan yang sudah mendarah daging pada diri saya. Jadi lebih asik anda mengikuti saya!", Audrey tidak lagi memegang tanganku dengan lembut, namun sekarang dengan sedikit meremasnya.
Aku tahu dengan pasti apa yang sedang dia pikirkan sekarang.
Dia pasti berpikir bahwa terlepas bagaimana masalalunya, bangsawan lain pasti akan marah karena direndahkan Seperti ini, padahal mereka memiliki kedudukan yang tinggi setingkat Adiyaksa.
Dia pasti membandingkan reaksiku selama ini dan berpikir bahwa aku tidak bisa berkutik didepannya.
Dia juga berpikir bahwa aku pecundang yang payah.
"Apa jangan - jangan anda membaca buku seperti itu karena memang belum terbiasa membaca?", Audrey kembali meremehkan diriku.
"Astagaaa.. bagaimana jika saya membantu anda? Anda pasti tidak bisa bilang bahwa pelajaran dari lady Debby Terlalu sulit ya? Yahh.. bahasa asing memanglah bukan suatu hal yang mudah sih .. Ada juga hal - hal yang tidak bisa dilakukan seseorang meskipun sudah berusaha sangat keras. Jadi, saya mau berbaik hati mengajari anda nyonya! Lebih baik anda memulai dari membaca dongeng atau buku bergambar juga boleh! Mau saya beri rekomendasi buku yang bagus?", ya.. aku masih diam saja mendengar dia terus menerus merendahkan ku.
Sekarang bahkan sudah blak blakan tanpa di tutupi kalimat pembungkus yang bagus.
.
POV Audrey
Lihatlah ..
Dari ekspresi nya saja dia tidak tahu bahwa dia terus menerus di hina.
Yahh.. memang dia terlalu bodoh untuk mengerti hal hal seperti ini sih..
Aku akan terus menghinanya agar dia tahu posisinya sebenarnya.
"Yahh.. Alvero Frans Bilang bahwa putri kesayangannya ini memiliki bakat bagus untuk mengajar, jadi aku menerimamu. Dan ternyata kamu memiliki bakat yang luar biasa saat mengajar ya!!", suara ini?? Marquess Albert Davinci kesini?
Jederrr