"Kamu tahu arti namaku?" Ucap Acel saat mereka duduk di pinggir pantai menikmati matahari tenggelam sore itu sembilan tahun yang lalu.
"Langit senja. Akash berarti langit yang menggambarkan keindahan langit senja." jawab Zea yang membuat Acel terkejut tak menyangka kekasihnya itu tahu arti namanya.
"Secinta itukah kamu padaku, sampai sampai kamu mencari arti namaku?"
"Hmm."
Acel tersenyum senang, menyentuh wajah lembut itu dan membelai rambut panjangnya. "Terimakasih karena sudah mencintaiku, sayang. Perjuanganku untuk membuat kamu mencintaiku tidak sia sia."
Air mata menetes dari pelupuk mata Zea kala mengingat kembali masa masa indah itu. Masa yang tidak akan pernah terulang lagi. Masa yang kini hanya menjadi kenangan yang mungkin hanya dirinya sendiri yang mengingatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dibalik Kematian David Ceilo Sandrio
"Bagaimana penyelidikannya Mike?!"
"Sejauh ini semua data data yang saya temukan dari hasil rekaman cctv yang berhasil saya pulihkan, Tuan Dandi bekerja sama dengan Tiger."
"Aku rasa, aku perlu bicara pada tua bangka itu. Jadi, rahasiakan tentang ini dari Om Dandi sebelum hari pelantikan."
"Baik, Tuan muda."
Mike terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi ditahannya.
"Ada yang ingin kau katakan Mike?"
"Eee..."
"Katakan saja, Mike!"
Sebelum bicara, Mike menghela napas beberapa kali "Tuan muda, sebenarnya saat melakukan penyelidikan tentang tuan Dandi, saya menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan."
"Apa yang kau temukan, Mike?"
Segera Mike menyerahkan USB pada Acel. "Lihatlah sendiri, Tuan muda."
Tanpa pikir panjang Acel langsung menyambungkan USB itu pada laptopnya dan didalamnya hanya ada satu video. Tanpa ragu, Acel langsung memutar video itu yang ternyata adalah rekaman saat Papanya David berkunjung ke rumah Dandi. Video itu berlanjut saat David sudah tiba di kediaman adiknya yang menyambutnya dengan sangat bahagia.
"Hentikan bisnis gelap-mu, Dandi. Papa membangun Sky grup dengan tetesan darah dan keringatnya. Jangan menghancurkan Sky grup seenaknya." David memberi peringatan pada adik bungsunya itu.
"Bisa saja aku berhenti mengganggu Sky grup. Tapi, tentu dengan syarat. Gak ada yang gratis didunia ini Mas."
"Apa yang kamu inginkan?"
"Mmm, Sky grup."
David terdiam sejenak, kemudian dia menyeduh kopi yang sudah terhidang dihadapannya tanpa ragu.
"Aku tidak akan pernah memberikan Sky grup pada anak manja sepertimu. Tunggu saja, sebentar lagi polisi akan memeriksa para mafia itu!"
David berdiri setelah mengatakan kalimat itu, namun tiba tiba tubuhnya terasa kaku dan berat. kepalanya juga pusing dan pandangannya memudar.
"Kamu... baji..." David jatuh tak sadarkan diri sebelum sempat menyelesaikan ucapannya dan Dandi tersenyum senang.
Rekaman berlanjut dimana Dandi memerintahkan dua anak buahnya untuk membuat reka adegan seakan David kecelakaan mobil karena menyetir dalam keadaan mengantuk.
Kedua tangan Acel mengepal erat, betapa terkejutnya dia mengetahui kenyataan bahwa Papanya sengaja di bunuh oleh Dandi yang malah dia percayai selama ini lebih dari siapapun.
"Ahkkk..." teriak Acel murka dan hampir membanting laptopnya jika saja Mike tidak menghentikannya.
"Ternyata om Dandi yang membunuh Papa. Oh Tuhan, selama ini aku mempercayainya lebih dari siapapun ternyata..." Acel tidak mampu melanjutkan ucapannya.
Dia terduduk lemas di kursinya, memijat keningnya sambil membayangkan hubungan baiknya dengan Dandi selama ini. Bahkan saat hari kematian Papanya, Dandi lah satu satunya keluarga yang terus menghiburnya dan memberinya kekuatan untuk terus melanjutkan hidup.
"Aku lupa, dunia ini hanyalah panggung sandiwara. Semua orang memakai topeng untuk terlihat baik di hadapan orang yang mereka benci, lalu kemudian mereka tikamkan belati tepat dipunggungnya." gumamnya pelan seiring dengan tumpahan air mata kecewa, penyesalan dan amarah.
"Kita punya bukti kuat sekarang Tuan muda. Penjarakan saja tuan David."
Lui menyarankan agar kasus kematian David kembali di usut tuntas bahkan jika perlu Dandi harus mendekam di balik jeruji.
"Aku akan mengurus semuanya Tuan muda." Lanjut Mike.
"Tidak. Hanya dengan mengirimnya ke penjera, tidak akan mengembalikan Papa padaku. Om Dandi harus merasakan penderitaan terlebih dahulu sebelum menempuh jalur hukum. Orang sepertinya tidak akan takut dengan hukum Negara. Aku akan menghukumnya dengan caraku sendiri!"
"Kita siap membantu, Tuan muda."
"Apapun itu, kita akan membantu Tuan muda."
Acel tidak bicara lagi, dia hanya diam dengan tatapan mata penuh amarah dan kedua tangan mengepal erat. Ini kedua kalinya Lui melihat kemarahan Acel seperti ini. Pertama tentu saja, saat Acel mengetahui perselingkuhan Zea waktu itu.