"sugeng rawuh dhateng desa kembangan, sinten mlebet mboten saget medhal".
kalimat pertama yang ryuka dengar ketika memasuki desa kembangan yang penuh misteri.
Dapatkah ia memecahkan misteri asal usul desa kembangan yang penuh kutukan dan menggagalkan ritual kehidupan abadi nyai gandari?
Yuk baca bab-bab selanjutnya yang penuh teka-teki dan misteri ini dicerita kisah nyai gandari✨
_happy reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RoroAyu_Kimberly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU NYAI GANDARI
Seorang wanita cantik dan anggun berjalan mendekat ke arah mereka. Wanita itu berpakaian layaknya pengantin Jawa. Kemben berwarna hitam dengan jarik, lengkap dengan selendangnya. Rambut Bersanggul besar. Tiga cunduk menthul diatasnya, dan rangkaian bunga melati memanjang dibagian kiri.
Riasan wajah tidak terlalu mencolok, hanya bedak tipis dan lipstik berwarna merah hati. Senyum manis mengembang di bibirnya, langkah pelan nan anggun bak Puteri keraton tanah Jawa. Dengan hati hati duduk di hadapan mereka.
Egi sampai terpana melihat kecantikannya.
Wanita cantik didepannya seolah meluluhkan hati EgiEgi, hingga tiada kata yang dapat keluar dari mulutnya.
"Selamat datang dirumahku cah ayu"suara lembut keluar dari bibir merahnya.
"Siapa namamu?. "Tanya wanita itu.
"Saya Ryuka mbak"jawab ryuka.
" Panggil saya Nyai Gandari! ". Tegasnya.
"I-iya,maaf Nyai, " Ucap ryuka dengan gugup
Nyai Gandari kembali tersenyum
"Dan kamu cah bagus? "Nyai Gandari menoleh ke arah egi yang masih terdiam.
Melihat Egi yang tak langsung menjawab, ryuka menyenggol lengan Egi, Egi seketika kaget dan tersadar dari lamunannya.
" Siapa namamu? " Nyai Gandari mengulang pertanyaan nya.
"Ss-saya Egi" Jawab Egi dengan gugup.
Nyai gandari menepuk tangan tiga kali. Seketika beberapa pelayan datang membawa nampan penuh dengan makanan. Para pelayan wanita memakai pakaian yang sama. Kebaya berwarna kuning dan rambut digelung rapi.
Mereka serempak menata makanan diatas meja dengan piring rotan beralaskan daun pisang yang berisi berbagai macam jamuan. Ada nasi, daging, buah, sayur serta teko yang berisi teh panas.
Seorang pelayan menuang teh pada tiga cangkir yang tersedia, setelah semua makanan tertata rapi diatas mejameja, para pelayan berjalan mundur seraya membungkukkan badan, dan berlalu pergi.
"Minum dulu teh nya. Kalian pasti haus dan lelah" Ucap nyai Gandari seraya mengambil secangkir teh dan meminumnya.
"Terima kasih, nyai" Ucap mereka serempak.
Kemudian mereka meminum dan memakan jamuan yang ada. Terasa lezat sekali semua makanan yang di sajikan. Mereka memg sangat lapar dan haus.
Ryuja sedikit melupakan masalah yang baru saja ia hadapi.
Setelah mereka selesai makan, para pelayan membereskan peralatan makan. Kemudian datang seorang pelayan membawa nampan berisi dua potongan bambu kecil di tangannya.Potongan bambu itu berbentuk gelas dan berisi sebuah ramuan.
Nyai Gandari menyentuh gelas bambu itu dan mengucap mantra yang tidak bisa didengar oleh ryuka dan Egi . Ryuka memperhatikan mulut nyai Gandari dengan perasaan gelisah.
"Apa yang sedang ia lakukan? "Pikir ryuka.
" Minumlah!" Perintah nyai Gangandari.
"Apa itu, nyai? " Tanya ryuka penasaran
"Itu jamu, nduk. Supaya kalian nanti tidak lelah saat perjalanan. Kalian akan menemui mbah sutijah kan? Rumahnya masih jauh dari sini" Jelasnya.
Tanpa banyak pertanyaan lagi, Egi langsung mengambil gelas itu dan menenggak isinya sampai habis . Ryuka memperhatikan Egi dengan seksama.
Nyai Gandari tersenyum lalu menangguk kan kepala kepada ryuka. Seakan mengisyaratkan agar ryuka segera meminum ramuan itu.
Ryuka mengambil gelas bambu itu dengan tangan gemetar. Perlahan mendekatkan gelas pada mulutnya. Ketika ia hendak meminum ramuan itu tiba tiba ia mencium bau anyir yang membuatnya ingin muntah. Sontak ia menutup mulutnya.
"Hoekkk... "
"Tutup sja hidungmu jika tak tahan dengan bau nya , nduk"
Ryuka menoleh ke arah nyai Gandari, merasa aneh. Kenapa wanita itu seperti ingin sekali ia segera meminum ramuan itu.
Apa lagi Egi hanya diam tak berkomentar apapun lagi. Membuat ryuka sedikit kesal.
"Maafkan saya Nyai Gandari , saya tidak bisa minum ramuan ini," Ucap ryuka.
"Jika kamu tidak minum ramuan ini maka kau tidak akan kuat melanjutkan perjalanan! " Bentak Nyai Gandari .
Raut wajahnya seketika berubah tegang. Wajah yang semula cantik dan anggun sekarang berubah menjadi menyeramkan.
"Minum saja, jangan buat Nyai Gandari marah". Kata Egi.
Ryuka tidak bisa berbuat apa -apa lagi. Dengan menahan air mata yang sudah kembung di kelopak mata mata, ia segera meneguk cairan berwarna hitam pekat dan kental ifu. Ryuka membekap mulutnya menahan sara mual ketika menelan cairan itu. Rasa pahit yang masih mengganggu tenggorokannya membuat oerutnya tidak terasa nyaman.
Setelah minum air putih, rasa pahit berangsur hilang. Tapi kini ia merasa sangat ngantuk.
"Kalian istirahat dulu saja, nanti sore baru lanjutkan perjalanan, " Nyai Gandari bangkit dari tempat duduknya.
Dua orang pelayan mengantar mereka ke kamar masing masing. Kali ini ryuka tidak menolak, yang ia pikirkan segera tidur karena matanya terasa sangat lelah .
"Monggo mbak ayu" Pelayan membukakan pintu kamar sembari mempersilahkan ryuka masuk kedalam kamar.
Sementara Egi memasuki kamar di sebelahnya.
Ryuka masuk dan menutup pintu kamar.
Diperhatikan setiap sudut ruangan.
Lampu minyak berukuran kecil berdiri dipapan kayu yang berada di sudut ruangan satu lagi lampu berada disamping kiri tempat tidur tercantel di sebuah paku. Dia lampu cukup untuk menerangi ruangan kamar yang berukuran 3x3 meter itu.
Di sebelah ranjang ada meja dengan laci kecil dibawahnya . Juga lemari kayu yang cukup besar di Samping nya.
Ryuka merebahkan tubuhnya di ranjang kecil yang tertutup kain putih . Matanya terasa semakin berat, seketika ia memejamkan matanya.
"Sopo mlebu ora bakal biso metu"
(Siapa masuk tidak akan bisa keluar)
Suara itu lirih terdengar samar ditelinga.
Ryuka membuka mata. Entah berapa lama ia ter tidur . Mencari asal suara namun tak ada siapapun di sana.
Ryuka tertarik dengan lemari besar dihadapannya. Ia membuka lemari tingkat tiga itu, bagian atas kosong. Ditengah ada beberapa lembar kain jarik, dan atasan kebaya sederhana. Dan paling bawah ada beberapa tumpukan buku tebal.
Ia mengambil satu buku dan membukanya. Buku usang yang berdebu juga banyak terdapat jaring Laba-laba. Bagian tepi buku sudah rusak bekas gigitan rayap.
Ryuka mengusap sampul buku dengan tangannya, pada sampul buku tertulis "SILSILAH DESA KEMBANGAN" Ryuka tertarik membaca buku itu. Tapi ia juga tertarik untuk melihat buku lain . Lalu ia mengambil satu buku lagi dengan judul "SUSUK GANDUNG KATRESNAN".
Baru ia membuka satu halaman, Tiba-tiba ia merasakan heembusan napas kasar
"Sopo mlebu ora bakal biso metu" Suara itu kembali terdengar sangat lirih ditelinga.
("Siapa masuk tidak akan bisa keluar")
Sontak ryuka menoleh. Tidak ada siapapun disana. Ryuka menoleh ke segala arah mencari asal suara.
Tok... Tokk... Tokk. ..
Suara ketukan pintu kembali mengagetkan ryuka, ia bergegas mengembalikan buki itu ke tempat asal semulanya kemudian membuka pintu.
"Sudah saatnya kamu pergi, " Ucap seorang pelayan wanita.
"Gantilah pakaianmu dengan kebaya dan jarik yang ada di dalam lemari itu. Lalu kembali ke balai tamu,"lanjutnya.
Tanpa banyak bicara ryuka segera mengikuti perintah,segera ia ganti pakaiannya dengan pakaian yang ada di dalam lemari itu.
Setelah itu ryuka keluar kamar. Tak sengaja ia melihat seseorang yang mirip dengan Nyai Gandari keluar dari kamar yang di tempati Egi , ryuka bersembunyi di balik pintu untuk memastikan apakah benar wanita itu adalah Nyai Gandari.
Wanita itu berlalu pergi. Ryuka yakin bahwa dia adalah Nyai Gandari.
Tak lama kemudian Egi keluar dari kamar, tanpa bicara sepatah kata apapun mereka kemudian berjalan menuju ke balai tamu.
Banyak pertanyaan yang ryuka simpan, tapi ia tahan sampai mereka pergi keluar dari rumah itu.
Sesampai di balai tamu, seseorang telah menunggu kedatangan mereka dan langsung e menyambutnya.
"Perkenalkan, saya Aditama. Saya Abdi yang bertugas mengantar tamu sampai ke pemukiman warga desa, " Lelaki bertubuh tinggi dan kekar itu memperkenalkan diri.
"Dimana Nyai Gandari? Kami belum berpamitan, " Tanya ryuka dengan basa basi
Sebenarnya ryuka hanya penasaran dengan keberadaan Nyai Gandari setelah ia melihat keluar dari kamar Egi tadi.
Lelaki tampan dengan pakaian khas Jawa kuno itu menjelaskan bahwa Nyai Gandari saat ini sedang istirahat dan tidak boleh di ganggu.
"Nyai Gandari berpesan agar aku mengantar kalian. Tidak perlu berpamitan, Nyai Gandari sudah mengatur waktu kepergian kalian dari persinggahannya ini, " Ucap aditama.
Kemudian mereka melangkah keluar rumah. Berjalan melalui halaman yang luas, aditama berjalan didepan ryuka serta Egi.
terpaksa deh...nikah sm org jahat