NovelToon NovelToon
Menikah Karena Wasiat

Menikah Karena Wasiat

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: moon

“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-

Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.

“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35.

Gadisya terbangun keesokan harinya, pandangannya beredar keseluruh penjuru kamar, tak salah lagi, ini kamar suaminya.

'bagaimana aku bisa di sini? Apa aku berjalan sambil tidur?' tanya Gadisya pada dirinya sendiri.

Ia pun bangkit dan memeriksa jam, alangkah terkejutnya ia karena kini sudah jam 10 pagi.

Gadisya yang panik segera keluar dari kamar, hendak mendatangi Emira.

"Nona mau kemana?" 

Seorang ART yang kebetulan berada di belakang Gadisya bertanya.

Gadisya pun menoleh, "aku mau ke kamar Emira,"

"Nona Emira ke sekolah," 

"Lho kok sudah sekolah? Bukannya masih demam?"  Tanya Gadisya, dia sudah membayangkan ibu mertuanya akan marah karena membiarkan Emira yang sedang sakit, pergi sekolah.

"Tadi nyonya yang mengizinkan," jawab ART tersebut.

"Mommy sudah pulang?" 

"Iya nona, nyonya dan tuan tiba dini hari tadi."

"Oh baiklah, terima kasih bi." Ucap Gadisya, yang kemudian memasuki kamar Emira untuk mengambil ponselnya.

Lagi lagi sederetan pesan dari Kevin memenuhi laman ponselnya. 

Tetap di rumah mommy.

Jangan kemana mana tanpa aku.

Nanti pulang dari rumah sakit aku jemput.

Jangan lupa makan.

Jangan senyum pada sembarang pria.

Gadisya tersenyum sendiri menanggapi serentetan pesan dari suaminya.

Telapak tangannya terulur mengusap perutnya, 

"hai G … ternyata papa memang sangat manis, haruskah kita beri papa kejutan dengan menyusulnya ke rumah sakit?"  

"Tapi nanti kalau papa marah gimana?" 

Gadisya terus berbicara pada perutnya sendiri, bahkan ketika mandi, tapi sesudahnya ia terkekeh geli.

"Hai G mama sudah seperti orang gila." 

Usai mandi dan bersiap, Gadisya menuju ruang makan untuk sarapan.

Sebuah pesan mengalihkan perhatiannya.

Kamu di mana? 

Begitu bunyi pesan singkat nya, rupanya dia adalah Lastri.

Masih di rumah ma, Sebentar lagi baru mau ke rumah sakit.

Baiklah, mama mau ketemu sama kamu, kita ketemu di rumah sakit.

Iya ma.

Balas Gadisya singkat, rasa bahagia yang sejak tadi ia rasakan mendadak sirna, akhirnya ia hanya sarapan sepotong roti dan teh hangat.

Setelah berpamitan pada ART Gadisya pun meninggalkan kediaman Geraldy.

🌻🌻🌻

Lastri yang sudah tiba di rumah sakit masih enggan turun dari mobil, ia akan menunggu kedatangan Gadisya di mobil saja.

Lastri resah dan wajahnya nampak semakin frustasi, pasalnya kondisi Erina semakin memprihatinkan, Erina kembali depresi seperti dulu, kini ia bahkan mengamuk dan menghancurkan benda benda di sekitarnya, hingga akhirnya tangan dan kakinya diikat, agar ia tak menyakiti dirinya sendiri.

Sementara Gadisya yang ia mintai pertolongan justru tak pernah memberinya angin segar, justru penolakan yang selalu ia terima.

Dan akhirnya ia harus kembali kemari untuk bicara secara langsung dengan Gadisya.

Akhirnya, seseorang yang ia tunggu nampak keluar dari taxi yang membawanya, Lastri pun segera turun.

"Gadisya … " panggilnya.

"Eh mama, sudah lama sampai nya?" Gadisya bermaksud mencium tangan Lastri seperti yang biasa ia lakukan.

Namun Lastri justru menjauhkan tangannya, "tidak usah pura pura, mama sudah tahu kamu sebenarnya tidak sungguh sungguh menyayangi mama seperti ibumu sendiri kan?" 

"Ma, kita bicara di taman saja, gak enak di sini dilihat banyak orang." Gadisya berjalan lebih dulu, menuju taman rumah sakit, ia tak ingin aib ini didengar orang banyak, terlebih lagi, keluarga suaminya adalah pemilik rumah sakit ini.

Mereka duduk di bangku taman. 

"Apa permintaan mama terlalu berat untukmu?" Tanya Lastri dingin.

Namun Gadisya hanya diam tak menjawab, entah harus dengan bahasa apa ia memberitahu Lastri, bahwa ia tak ingin ikut campur dengan masalah ini.

"Saya sudah sering mengatakan pada mama, bahwa saya tak ingin ikut campur dalam hal ini,"

"Mama mohon Sya, kamu anak mama juga kan, apa kamu tega melihat Erina di ikat tangan dan kaki nya." Pinta Lastri memelas.

Gadisya tercekat, ia tidak menyangka kondisi Erin separah itu.

"Jika dulu hanya depresi, saat ini depresinya semakin parah setelah mengetahui Kevin sudah menikah denganmu, ia menghancurkan apa saja yang ada di sekitarnya." 

Gadisya masih terdiam. "Lalu apakah sekarang saya juga ikut dipersalahkan dengan sakit nya Erina?" 

Lastri gelagapan, apa yang akan ia ucapkan sudah di tebak oleh Gadisya, "maaf ma, untuk terakhir kalinya saya tegaskan, saya sama sekali tidak menjalin hubungan dengan dokter Kevin, sebelum kami menikah, jadi kali ini pun saya tidak ingin ikut campur dengan apa yang terjadi pada Erina, jika boleh saya mengatakan, mama terlalu memanjakan Erina, hingga tak mau memberikan sedikit saja rasa sakit, jika mama terus seperti ini, sampai kapanpun Erina tidak akan mampu berdiri tegak ma…" sesuatu yang sejak lama ingin Gadisya sampaikan akhirnya terucap juga, selama berkawan dengan Erina, ia banyak melihat dan mengamati keseharian Erina dan Lastri, dari sana lah Gadisya mengetahui yang sebenarnya.

Lastri kembali meradang, sejak tadi ia sudah menahan diri untuk tidak berkata kasar pada Gadisya, namun usahanya sia sia, Gadisya benar benar tidak bisa di tindas atau di takut takuti.

Lastri mengangguk, kemudian berdiri, "yah jadi benar dugaan ku selama ini, kamu memang anak tidak tahu diri, sia sia saja aku menganggapmu sebagai anak kandung, yatim piatu sepertimu memang tidak layak dikasihani, di atas sana ibumu pasti menangis karena memiliki anak sepertimu, atau barang kali sifat mu ini menurun dari kedua orang tuamu?" 

Gadisya meneteskan air mata, mendengar cacian Lastri, ia tidak menyangka lastri akan mengungkit statusnya sebagai yatim piatu hanya karena ia menolak memberikan bantuan.

"Oh iya, dan kamu bilang kamu juga memiliki orang tua angkat," Lastri tertawa sinis, "hah, aku yakin orang tua angkatmu pun menyesal sudah membesarkan dan menyekolahkan mu hingga ke fakultas kedokteran, ternyata anak yang mereka kasihi dan jaga hingga dewasa, ternyata anak yang tidak tahu diri dan tidak tahu diuntung." 

Gadisya bangkit berdiri, cukup sudah ia diam, jika lastri hanya menghinanya, sungguh bukan masalah besar, tapi ibu dan kedua orang tua angkat nya tidak layak ikut menerima penghinaan.

"Tarik ucapan mama, tidak masalah jika mama menghina saya, tapi ibu dan kedua orang tua angkat saya adalah orang orang terhormat, dalam hati saya mereka ada sosok yang layak dijadikan panutan, karena ketulusan dan keikhlasan nya, tidak seperti mama yang mengaku sudah menjadi ibu bagi saya, tapi ternyata anda sungguh sungguh tidak layak untuk menerima penghormatan." Balas Gadisya.

"Apa kamu bilang?" Lastri yang tidak terima dengan ucapan Gadisya sontak mengangkat tangan, namun belum sempat ia menampar pipi Gadisya, sebuah tangan lembut nan kokoh tiba tiba menahan lengannya. 

Lastri terperangah, ia tidak menyangka dengan seseorang yang kini berdiri di antara ia dan Gadisya, orang itu marah, namun wajahnya tetap datar dan sangat elegan, ketika ia membuka kaca mata hitam yang membingkai wajah nya, mata birunya nyalang menatap Lastri yang tengah dikuasai emosi.

.

.

.

.

Nah loh … siapa dia, si mata biru? Pasti udah pada tahu lah yah.🤓

.

.

.

Dah yah Baby G, kita jumpa papa Kepin di next eps yang manis dan menggemaskan🙈

.

Kenapa baby G, Gadisya ambil dari namanya dan nama belakang suaminya, gemes kan 😘

.

.

.

Mohon maaf sekali, othor tak bisa dobel up, karena masih berkejaran dengan sepasang mantan, bahkan sepasang mantan pun sering sekali ada yang memprotes karena gak pernah kreji up, duh othor juga hanya manusia biasa, othor juga harus jadi robin hood di dunia nyata, karena itulah kemampuan othor sangat terbatas.🧘

.

.

.

Dengan kalian like komen dan vote saja, othor senang sekali … lope lope sekebon cabe untuk kalian semua … 🥰🥰

1
erinatan
lanjuttttt
Ruzita Ismail
Luar biasa
Gamar Abdul Aziz
stop
Gamar Abdul Aziz
siapa ya..?
Gamar Abdul Aziz
Kevin nnti kena batunya
Gamar Abdul Aziz
awal yang indah
Gamar Abdul Aziz
bagus ceritanya thor
Gamar Abdul Aziz
acara mulai
Gamar Abdul Aziz
lanjut
ولدي انعم
Luar biasa
echa purin
/Smile/
ay Susie
😍😍😍😍 lopelope papi alex
Agus Setiawati
Lumayan
Ye Limatiga
lahh itu banyak bangett yg komentar
Lufia Nurlaili
Luar biasa
Nabilah Afifah
yagima,
Linda Antikasari
Luar biasa
Alissia
/Drool/
Ismu Srifah
sya jamu hamil yaa
Yantik Purwati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!