Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16.
“Ini mbak dikasih Bapak lima ratus ribu, uang kembaliannya diambil saja.” Suara seorang perempuan sambil memberikan lima lembar uang seratusan ribu pada Mawar Ni. Hati Mawar Ni lega bukan karena uang kembalian disuruh ambil tapi karena doa nya terkabul bukan Juragan Handoko yang keluar.
“Terima kasih Bu.” Ucap Mawar Ni menerima uang itu dengan bibir tersenyum. Mawar Ni pun cepat cepat pamit pulang dengan alasan masih ada pekerjaan...
Sementara itu di dalam rumah Juragan Handoko lebih tepatnya di ruang makan, Juragan Handoko duduk di kursi sambil membuka botol madu yang baru saja di beli..
“Sepertinya benar benar asli ini madu.” Ucap Juragan Handoko sambil menghirup aroma madu itu lalu mencolek madu di dalam botol dan mencicipinya..
“Madu dari mana Pa, kok beli banyak?” tanya Irawan yang sedang lewat di ruang makan itu..
“Dari warga sini saja, info dari Pak Mandor ini madu hutan asli bisa untuk obat.” Ucap Juragan Handoko lalu menutup kembali tutup botol madu itu..
Irawan pun berjalan mendekati meja makan.. dia pegang satu botol madu hutan itu.. kepalanya mengangguk angguk dan bibirnya tersenyum licik..
“Pa benar, madu ini sangat mahal. Papa beli berapa?” tanya Irawan
“Dia menjual satu kilonya seratus lima puluh ribu. Aku beli tiga kilo, buat persediaan.” Ucap Juragan Handoko lalu bangkit berdiri..
“Pa kalau benar benar asli dan murni. Benar satu kilo bisa tiga ratus ribu lebih Pa..” ucap Irawan yang sudah browsing browsing harga madu hutan asli dan murni.
“Hmmmm lumayan juga memanen hasil hutan, kita tidak perlu modal banyak hanya modal tenaga dan botol kosong saja.. aku suruh orang orang ku untuk ke hutan.” Gumam Irawan lalu dia mengusap usap layar hand phone miliknya untuk menghubungi orang kepercayaan nya.
Sementara itu Mawar Ni yang lega hatinya melajukan sepeda nya dengan kencang, tidak lama kemudian sudah sampai di rumah nya..
“Bagaimana Ni?” tanya Nenek yang menunggu di rumah dengan gelisah..
“Aman Nek, tidak bertemu Juragan Handoko apalagi anak nya. Juragan Handoko juga memberi uang lebih.” Ucap Mawar Ni sambil masuk ke dalam rumah dan menunjukkan pada Nenek uang lima ratus ribu rupiah..
“Alhamdullilah Ni..” ucap Sang Nenek penuh syukur ..
Waktu pun terus berlalu... pagi hari sehabis subuh Mawar Ni sudah siap siap lagi untuk pergi ke hutan..
“Ni kamu akan pergi ke hutan lagi?” tanya Nenek saat melihat Mawar Ni sudah memakai kostum lengkap untuk pergi ke hutan.. baju lengan panjang, celana panjang topi lebar anyaman bambu, karung dan golok warisan.
“Iya Nek, ada yang pesan madu lagi. Kalau berangkat pagi binatang binatang masih tidur Nek.” Ucap Mawar Ni lalu menjabat dan mencium punggung tangan Nenek.
“Hati hati ya Ni..” ucap Sang Nenek dan mengantar Mawar Ni keluar sampai di halaman.
Mawar Ni terus melajukan sepeda nya menuju ke hutan desa dengan penuh semangat berharap dia cepat mendapatkan madu dan cepat pulang sampai rumah sebelum adzan dzuhur ..
“Aku nanti coba mengambil sarang yang ada lebah nya.” Gumam Mawar Ni di dalam hati sambil terus melajukan sepeda nya..
Waktu pun terus berlalu, Sedangkan di lain tempat di rumah Juragan Handoko , Irawan sudah menyuruh empat orang anak buahnya untuk pergi ke hutan mencari madu hutan..
“Mas kami belum pernah mencari madu di hutan.” Ucap salah satu dari empat laki laki anak buah Irawan.
“Cari informasi di hand phone kamu itu! Jangan sampai kalah sama orang lain! Cepat sana!” ucap Irawan
“Iya iya Mas..” ucap salah satu orang orang suruhan Irawan. Empat orang laki laki itu pun segera melangkah menuju ke motor mereka. Mereka berempat saling berboncengan, dua motor itu segera melaju ke luar dari halaman rumah Juragan Handoko menuju ke hutan desa.
Beberapa menit kemudian dua motor itu pun sudah sampai di cabang jalan sepi yang menuju ke hutan desa. Dan sesaat kemudian...
“Lihat itu ada sepeda, kita berhenti di sana!” teriak salah satu dari mereka yang melihat sepeda Mawar Ni di bawah pohon, di mulut jalan setapak.
Dua motor itu pun lalu berhenti tidak jauh dari sepeda Mawar Ni..
“Kita tunggu saja di sini, kenapa kita repot repot masuk ke dalam mencari sendiri madu yang banyak lebah nya.” Ucap salah satu dari mereka sambil tersenyum miring..
“Okey aku tahu maksud kamu, kita rampas saja madu yang sudah mereka ambil.” Ucap laki laki yang duduk di boncengan..
“Ha... ha... ha... cerdas kamu ha... ha...ha....”
“Okey okey aku setuju.” Ucap ketiga orang laki laki itu dan mereka berempat pun duduk menunggu mangsa sambil merokok.
Sementara itu Mawar Ni yang berada di dalam hutan tidak mengerti jika ada bahaya sedang mengancam di mulut jalan masuk ke hutan..
Dia sudah mendapat satu karung sarang madu dan di dalam karung juga ada sarang lebah yang masih dihuni oleh segerombolan lebah.. Dia sengaja mengambil itu dari sarang lebah yang ada di batang batang pohon yang sudah mati..
“Hmmm aku harap lebah lebah ini bisa berkembang biak di kebun rumah.” Gumam Mawar Ni di dalam hati sambil mengikat ujung karung nya. Setelah selesai dia pun cepat cepat melangkah keluar dari dalam hutan sambil tangan kiri memanggul karung di bahu kiri dan tangan kanan membawa golok warisan.
“Kok aku tidak melihat Kakek lagi ya, semoga saja kakek sehat sehat..” gumam Mawar Ni sambil terus melangkah.
Beberapa menit kemudian di saat langkah Mawar Ni sudah mendekati mulut jalan setapak, jantung Mawar Ni berdetak lebih kencang karena hidung nya mencium aroma asap rokok dan telinga nya mendengar suara tawa orang orang laki laki..
“Siapa mereka.” Gumam Mawar Ni dan mulai melangkah dengan penuh waspada..
Mawar Ni terus melangkah dan sesaat kemudian langkah Mawar Ni sudah sampai di mulut jalan setapak dan betapa kagetnya dia saat ada dua laki laki yang duduk di atas sepedanya, dan pandangan mata ke empat orang laki laki itu tertuju pada nya dan mulut mereka tersenyum ke arah dirinya..
“Maaf Mas, itu sepeda saya, tolong turun saya mau pulang..” Ucap Mawar Ni dengan santun..
“Aku akan turun dari sepeda kamu ini kalau kamu serahkan karung kamu itu.” Ucap laki laki yang duduk di jok sepeda Mawar Ni.
“Karung dan isinya.” Saut yang lain..
“Maaf ini milik saya tidak saya berikan pada orang lain.” Ucap Mawar Ni tegas sambil menatap laki laki itu..
“Hmmm tidak bisa pakai cara halus ya kamu!” ucap laki laki lain yang berdiri di dekat motor dia pun cepat cepat melangkah mendekati Mawar Ni dan cepat cepat menarik, merebut karung yang dipanggul oleh Mawar Ni.
Mawar Ni pun tersentak kaget saat tangan kekar laki laki bertubuh tinggi besar itu menarik karung sarang madu nya dengan kuat.. tangan Mawar Ni masih memegang erat ujung karung sarang madu itu.
Dan dengan cepat Mawar ni membalikkan tubuhnya,.. dan ...
BUGH
BUGH..
BUGH
kaki kanan Mawar Ni memberikan tendangan keras pada tubuh laki laki yang menarik karung nya itu.. tepat di dada laki laki itu.
HUUUKKK
Suara mulut laki laki itu terbatuk, Laki laki yang tidak menyangka akan mendapatkan tendangan kuat dari seorang perempuan itu langsung terjungkal ke belakang, dan masih memegangi dada nya yang terasa sakit dan panas..
“Gila kuat sekali tendangan kaki nya.” Gumam laki laki itu sambil memegang dada nya yang terasa sangat sakit..
“Hah! Kamu berani melawan ya!” teriak laki laki yang duduk di jok sepeda Mawar Ni dan cepat cepat turun lalu melangkah mendekati Mawar Ni..
“Ayo kita keroyok dia, kita santap buat makan siang ha.. ha.... ha....” suara laki laki itu sambil tertawa terbahak bahak..
“Ayo.. itu anak manis dan montok juga dada nya ha ... ha... ha.. ha.... “ ucap laki laki yang duduk di boncengan dan juga melangkah mendekati Mawar Ni..