Apa jadinya seorang desainer bernama Elania, dan pria barista yang bernama Shin tersebut, sama - sama memiliki rahasia besar didalam hidup mereka.
Dipersatukan oleh Shin yang ternyata mencintai Elania secara diam - diam, lalu bagaimana perjalanan kisah ujian cinta mereka, dan kehidupan rahasia keduanya.
Akankah berjalan sesuai kehidupan cinta pada umumnya ataukah sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piitaloka_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
01
Hujan adalah musim yang dimana sebagian populasi orang akan menyukainya, dan adapula orang yang tidak menyukainya. Karena tidak semua orang akan menyukai satu musim saja, melainkan beberapa musim yang mungkin saja mereka menyukainya.
Tapi dari itu semua, ada salah satu manusia langkah, yaitu dia begitu sangat menyukai musim hujan serta dibarengi oleh suara petir, yang secara bersamaan menggelegar keras diatas langit. Padahal tidak semua orang menyukai suara petir tersebut, tapi tidak bagi perempuan berambut korean pixie cut yang bernama Elania Oktaviani.
Malah dia menganggap bahwa gambaran petir itu sangat lah indah nan aesthetic, dan suara nya sendiri begitu bersemangat seperti didalam tubuh ini ada energi berambisi untuk selalu membuat karya menggambar, seperti apa yang dilakukan nya saat ini.
Selama dirinya berada didalam cafe, ia hanya terfokus didalam kehanyutan dunia menggambarnya, tak hanya itu ia sendiri sesekali menatap kearah jendela sebari mendongak keatas langit dengan silauan sambaran petir yang menggelegar. Namun anehnya disitu dia tidak ketakutan, melainkan menikmati getaran petir diatas langit.
Dari situlah keanehan nya, telah disadari oleh seorang pria pegawai dicafe itu sendiri, dimana dirinya merasa kebingungan dengan apa yang Elania lakukan.
Karena setiap orang yang berteduh dicafe mereka, semuanya akan gaduh akibat cahaya, nan suara petir yang membuat mereka ketakutan. Tetapi berbeda halnya Elania yang penggambaran pria ini kepada dia sangatlah berbeda, karena begitu nampak jelas raut Elania sama persis macam seorang psikopat, yang bahagia diatas penderitaan sang musuh.
Apalagi senyuman nya ketika menoleh kearah langit jendela luar, yang mana reaksi nya itu nampak begitu menakutkan kalau dilihat lebih jelas. Disitulah ia ingin sekali bertanya pada rekan kerja nya, karena teman nya ini begitu mengenali seorang Elania.
Tetapi hal itu sia - sia ketika dirinya terkacangi oleh rekan kerja nya sendiri, apalagi fakta mengejutkan nya kalau rekannya ini begitu sangat menyukai Elania sejak bangku sekolah, jadi tidak heran kalau dia begitu tau bagaimana keseharian pujaan hatinya itu.
Apalagi lebih gila nya lagi ia hanya menopang dagunya dengan tatapan memuja, seolah dunia ini hanya milik nya saja, aneh tapi itu lah rekan kerjanya.
Dengan kesal ia langsung menepuk rekan kerja nya dengan keras dipunggung nya "Astaga, anak ini!" dia bernama Takashi, ciri khas dengan rambut gondrong nya itu membuat dirinya menjadi salah satu barista incaran para pembeli "Ngelamun tuh temen nya setan tau" sebari merangkul pundaknya
"WA... ANJ**!! Aish... Apa sih bang, ganggu aja lu ah!!" geram seorang pria yang bisa dibilang usia masih muda, beruntungnya dia memiliki wajah tampan nan bercampur Jepang Brazil itu memiliki nama Shin Alves, pria yang jadi bahan incaran para cewek - cewek pelanggan cafe nya.
"Dih - dih, hei adik... ingat cinta tuh tidak butuh untuk dipuja dari jauh saja dik, tapi butuh pembuktian dan usaha, bukan diam macam koala begini. Yang bener tuh berani hampiri dan tembak orang nya langsung, bukan malah kayak malu malu monyet begini"
"Dah puas lu bang, hewan apa lagi yang lu samain sama gue hah!" disitu Takashi sudah terbahak - bahak "Anj** emang kau bang"
"Yah tapi itukan memang faktanya cocok kan sama elu"
"Wah - wah...."
Disitu Shin sudah kesal, dengan penuh menantang ia menghampiri Takashi, dan terjadilah saling adu skill pukul memukul dalam artian candaan.
Tetapi disisi lain, Elania yang awalannya hanya menggambar desain tiba - tiba mendapatkan panggilan dari rekan kerja nya yaitu Ayumi.
"Ya halo Ayumi, ada apa?"
"...."
"Apa! Bagaimana bisa mereka melakukan itu lagi" disitu ekspresi nya tidak dapat dikendalikan
"...."
"Yasudah aku akan segera kesana"
Lalu dengan cepat ia menggemasi barang nya, dan bergegas pergi, disitu Takashi memberitahukan ke Shin kalau pujaan hatinya akan pergi.
"Eh co* bentar noh pujaan lo mau pergi, yah masa sambil hujan - hujan gitu emangnya. Udah ah cepet sana susul"
Disitu Shin menoleh kearah Elania yang terburu - buru akan keluar, ia pun langsung segera menyusul nya dengan sedikit dorongan ditubuh nya oleh Takashi.
"Tunggu... kak" disitu Elania langsung menoleh kearahnya dengan kebingungan "Mm... Eh i - ini payung untukmu, ah kau tenang saja pa..ak... Aish.. hmm... Maksudku ini bisa kau pakai kak" ucapnya gugup
"Ah tidak perlu, mobil saya tidak jauh kok dari sini" sambil tersenyum kearah Shin
"C** senyuman nya loh arghh tidakk...!! Jantung gue" batin berbunga - bunga seorang Shin
"Hmm maaf, apa boleh saya pergi" melambaikan tangan didepan wajahnya
"Hah? Ah... Maaf, eh.. Tidak apa hmm... Tunggu.. Eh a - apa saya boleh mengantarkanmu sampai kemobil?"
"Ha? Oh... Boleh - boleh kok"
"Yes! Akhirnya gue sepayung berdua ama dia arghh" senyum - senyum sebari membayangkan dimana Elania memeluk dirinya untuk berlindung dari kehujanan, seolah keduanya tengah berjalan dibawah satu payung tepat ditengah guyuran hujan.
"Halo... Apa bisa kita pergi" menepuk pundaknya "Maaf sekarang sedang terburu - buru soalnya"
Shin seketika tersadar "Ah maaf, baiklah kalau begitu ayo saya antarkan kak"
Disisi lain Takashi hanya terkekeh melihat tingkah bodoh rekan nya itu dari dalam. Dan tak lama kemudian dirinya semakin tertawa terbahak - bahak dibuat kekonyolan oleh Shin, karena apa? Dimana dia membawa payung yang ukuran nya kekecilan, sontak membuat Elania kebingungan.
"Mm... Memangnya ini muat untuk berdua?" tanya Elania yang membuat Shin sendiri merasa malu
"Ah haha... Aku rasa tidak" tertawa garing
Elania menahan tawa, seketika dirinya langsung berinisiatif menggambil payung itu dari tangan Shin, yang seketika membuat gesekan tangan pun membuat hati Shin pun berdetak jauh lebih cepat.
"Hmm gimana aku pinjam saja ini payung, besok akan aku usaha kan ini payung mu akan ku kembalikan kesini" tersenyum kearahnya
"Ah... Bo - boleh kok can... Aish... Ma - maksudku kak"
Elania hanya terkekeh kecil "Yasudah, aku pergi dulu ya" menunduk sedikit sebari tersenyum kearahnya
Disitu setelah Elania pergi, disitu Shin langsung berlari bahagia kearah Takashi yang sudah berwajah kegelian melihat tingkahnya.
"Bang lo tau dia..."
"Kagak usah lo jelasin gue udah liat sendiri, gimana aksi seorang cowok yang niat jatuh hati malah dibarengi kebodohan nya secara bersamaan, kenapa nggak payung satu nya, itukan jauh lebih gede kenapa malah dikasih yang paling kecil, ya kan bodoh. Huft.. Ya gitu tuh kalau awalan niatnya pengen modelan drakor, tapi malah ending nya dipinjem in doang ke sidoi kan rugi haha... Hilang lah sudah tuh impian romantis - romantisan nya sama tuh cewek" seketika Shin bermuka ditekuk karena menyindir dirinya
"Tak apa, dibanding abang kagak ada cewek yang bisa kau dekati ya kan, emang mau sampai kapan anda melajang wahai paman Takashi"
"Anj** emang lu!" umpatan Takashi membuat Shin terkekeh dibuatnya
...
Berbeda halnya Elania yang sudah menggendari mobil nya, dengan kecepatan tinggi apalagi didalam situasi karir nya ini begitu serius, jadi diharuskan ia datang lebih cepat dari waktu biasanya.
Sesampai disebuah gedung dengan nama CLX yang dikenal akan brand terkenal fashion diseluruh dunia, disitulah Elania bekerja sebagai salah satu desainer fashion disana.
Baru saja dia masuk pintu utama gedung, tiba - tiba ia sudah di hampiri oleh asisten bawahan nya yaitu Hinawa, yang merupakan teman sekaligus rekan dekat Elania selama membuat desain kolaborasi bersama.
"Kacau, mereka berulah lagi. Ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi El, apalagi mereka membawa - bawa madam Lisa kesini dengan berkata kalau kita lah yang sudah meniru prodak bahan desain mereka. Dan kau tau team kita tadi hampir saja semuanya tadi akan dilengserkan oleh madam, karena keributan mereka dengan team nya. Tapi untungnya aku menahan emosi mereka kalau tidak huft... Entahlah"
"Mereka ada dimana?"
"Siapa?"
"Anak - anak"
"Mereka tadinya diruang utama, tapi setelah ada keributan tadi aku suruh mereka kembali ketempat ruang kerja nya"
"Yasudah, kau suruh mereka tetap akan buat produksi baru lagi, aku akan urus masalah ini pada madam"
"Apa! Bagaimana bisa prodak inikan udah mau kita lauching kan"
"Setelah ini, aku kirim file kepada kalian semua"
"Okay, apa lagi yang bisa kubantu"
"Pantau saja mereka, aku akan urus madam. Setelah itu aku akan hampiri kalian"
Lalu keduanya pun saling berpencar, lalu tampak jelas bahwa disitu Elania tengah tersenyum seringai ketika berjalan menuju lift.
Bersambung....