"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~34
Setelah turun dari mobil, Elle dan Kaizar langsung di sambut oleh seorang pria paruh baya berbadan gempal dengan perut terlihat membuncit dan kumis sedikit tebal.
"Selamat sore pak Kaizar saya pikir anda tidak jadi datang." Sapa pria itu seraya mengulurkan jabat tangannya dan langsung di balas oleh wakil CEOnya tersebut.
Lalu pandangan pria tua itu beralih ke arahnya dan itu membuat Elle merasa sedikit takut melihat tatapan datar pria itu. Tunggu, sebenarnya siapa pria itu? Apa jangan-jangan bosnya hendak menjualnya padanya? Memikirkan hal itu Elle mendadak berkeringat dingin.
Sebentar lagi akan petang dan ia tak tahu arah untuk kabur dari sini apalagi di sekelilingnya di dominasi oleh hutan, kini hanya runtutan doa yang bisa wanita itu panjatkan dalam hati semoga Tuhan selalu melindunginya.
"Dia asistenku, pak Darma." Terang Kaizar kemudian.
"Oh baiklah mari silakan masuk !!" Pria bernama Darma itu langsung mengajak mereka masuk.
Sementara Elle enggan untuk melangkah, jangan-jangan di dalam mereka akan melakukan transaksi akan dirinya? Lebih baik ia tetap di sini sambil memikirkan bagaimana caranya kabur, apa ia bawa kabur mobil bosnya itu saja? Tiba-tiba ide licik terlintas di benaknya.
"Ayo !!" Ajak Kaizar saat wanita itu tak beranjak dari tempatnya.
"Pak, sebentar lagi akan petang bisakah kita segera pergi dari sini ?" Mohon Elle dengan penuh harap, jika pria itu tak menurutinya maka ia akan benar-benar merealisasikan rencananya itu.
"Hei, ada apa denganmu? Kamu baik-baik saja ?" Kaizar langsung mendekat lalu meraih tangan wanita itu, terasa dingin di dalam genggamannya.
"Kamu takut dengan tempat ini ?" Tanya pria itu kemudian.
Beberapa Villa yang belum selesai pembangunannya itu memang terlihat sepi apalagi sebentar lagi hari mulai petang.
Elle langsung mengangguk berharap pria itu memiliki sedikit belas kasih padanya.
"Aku janji hanya sebentar, ayo masuklah !!" Bujuk Kaizar namun wanita itu masih enggan beranjak.
"Katakan dahulu bapak ingin melakukan apa di dalam ?" Elle ingin memastikan jika ia akan aman jika masuk.
Kaizar nampak menarik sudut bibirnya. "Aku akan menjualmu." Ucapnya menakuti dan sontak membuat Elle beranjak kabur namun pria itu kembali menarik tangannya dan langsung membawanya ke dalam pelukannya.
"Kamu pikir aku sekejam itu, hm ?" Ucapnya namun hanya isakan tangis yang terdengar dan itu membuat Kaizar nampak terkejut.
"Hei, aku cuma bercanda? Kamu pikir aku seorang mafia atau residivis ?" Pria itu langsung menjauhkan tubuh wanita itu agar dapat menatap wajahnya yang terlihat sembab, ah kenapa wanita itu jadi terlihat menggemaskan ia jadi ingin segera mengurungnya di dalam kamar.
"Maafkan aku." Kaizar kembali membawa wanita itu ke dalam pelukannya, ia tak tahu jika candaannya bisa membuat asistennya setakut itu.
"Sebenarnya villa ini milikku dan pak Darma adalah orang kepercayaanku untuk mengawasi pembangunannya." Terang Kaizar yang membuat Elle langsung menjauh dari pelukannya.
"Benar seperti itu ?" Ucap wanita itu ingin memastikan.
"Tentu saja, makanya masuk biar kamu tahu." Ajak Kaizar meyakinkan.
Elle yang melihat kesungguhan pria itu akhirnya melangkah masuk ke dalam Villa yang rupanya belum selesai pengerjaannya tersebut.
Villa dua lantai itu terlihat sangat besar dan luas, selain itu juga terlihat sangat mewah dengan kolam renang di halaman belakangnya. Tempat yang terletak di daerah puncak itu nampak asri namun juga menyeramkan bagi Elle.
Saat kecil ia pernah tersesat saat berkemah bersama mendiang kedua orang tuanya, untuk itu ia sedikit trauma jika berada di tengah hutan hingga membuatnya seketika berpikiran negatif.
"Bagaimana menurutmu Villa ini, El ?" Tanya Kaizar setelah mereka berkeliling dan pria itu nampak memberikan beberapa pengarahan pada pak Darma.
"Sangat bagus pak, tapi tempat ini sedikit seram." Terang Elle yang langsung membuat Kaizar tertawa kecil.
Wanita itu nampak mengedarkan pandangannya ke beberapa Villa yang rupanya juga belum selesai di bangun, sepertinya kawasan tersebut memang baru di buka untuk pembangunan.
"Aku mendesain Villa ini memang untuk keluarga, kelak suatu saat aku akan mengajak istri dan anak-anakku menghabiskan waktu di sini saat liburan." Terang Kaizar mengutarakan impiannya, meskipun ia belum memikirkan sebuah pernikahan tapi perlahan ia telah menyiapkan semuanya.
Elle hanya mengangguk kecil menanggapi, tentu saja Villa ini akan pria itu persembahkan untuk calon istrinya yang bernama Karin.
"Baiklah, kita harus kembali ke kota sebelum terlalu malam." Ajak Kaizar kemudian.
Sepanjang perjalanan keduanya nampak larut dalam pikiran masing-masing dan Elle yang kelelahan pun akhirnya tertidur di kursinya.
"Terima kasih, tapi lain kali berilah aku kado yang sedikit mahal." Ucap seorang gadis saat seorang pemuda memberikannya sebuah kado ulang tahun berupa beberapa jepit rambut.
"Memang kamu mau kado mahal apa ?" Tanya pemuda yang masih mengenakan pakaian putih abu-abu tersebut.
"Villa mungkin." Sahut gadis itu dengan pakaian yang sama lalu tertawa lebar yang menandakan jika permintaannya hanya gurauan semata.
"Baiklah, suatu saat aku akan memberikanmu Villa." Seloroh pria itu menanggapi dan keduanya kembali tertawa.
Mereka adalah Kaizar dan Karin, Karin merupakan adik kelas Kaizar sekaligus tetangganya. Keduanya berteman sejak kecil hingga akhirnya mereka terpisah karena Karin harus mengikuti orang tuanya pindah.
Tanpa sadar Kaizar nampak mengangkat sudut bibirnya saat mengingat masa remajanya dahulu, meskipun ia dan Karin hanya berteman tapi keduanya memiliki banyak kenangan bersama.
Kemudian pandangan pria itu beralih ke arah Elle yang nampak tertidur pulas di sampingnya dan seketika senyum di wajahnya langsung menyurut tersadar akan kehidupannya saat ini.
Haruskah ia mengakhiri hubungannya dengan wanita itu mengingat sebentar lagi akan bertunangan dengan Karin? Namun entah kenapa hati kecilnya seperti tidak rela jika itu terjadi.
Tanpa sadar pria itu nampak mengulurkan sebelah tangannya untuk mengusap pipi asistennya itu dan tanpa sangka perbuatannya itu justru membuat wanita itu merasa nyaman dan semakin terlelap.
"Siapa sebenarnya kamu El ? Kenapa kamu membuatku seperti ini ?" Gumamnya.
Lalu pria itu nampak mengambil ponselnya. "Apa yang ku pesan sudah selesai ?" Ucapnya pada seseorang di ujung telepon.
"Sudah pak."
"Baiklah, aku akan segera sampai." Ucap pria itu lalu mematikan panggilannya dan kembali fokus dengan jalanan di depannya yang sedikit macet karena hujan tiba-tiba turun dengan deras.
Beberapa saat kemudian Kaizar menghentikan mobilnya dan pria itu segera membangunkan sang asisten.
"El bangunlah !!" Ucapnya dengan menggoyang lengan wanita itu.
Elle nampak mengerjap lalu membuka matanya. "Apa kita sudah sampai pak ?" Tanyanya ingin tahu.
"Hm." Sahut Kaizar sembari melepaskan sefty beltnya sendiri.
Elle mengedarkan pandangannya. "Tapi ini bukan di apartemenku." Ucapnya saat melihat sebuah basement yang nampak asing.
"Kita di hotel." Terang pria itu seraya membuka pintu mobilnya.
"Apa? Hotel ?" Tentu saja Elle langsung terkejut, untuk apa pria itu mengajaknya kesini? Jangan bilang pria itu juga ingin membeli hotel seperti membeli Villa tadi.
Akhirnya dengan langkah cepat Elle mengikuti wakil CEOnya itu yang telah terlebih dahulu masuk ke dalam hotel tersebut, langkah kaki pria itu yang panjang membuat Elle kesusahan mengejarnya.