Pergi Atau Menetap

Alana menangis sejadi-jadinya di toilet, ia tidak mengira bahwa ada orang yang merekam video saat ia bercumbu dengan Archi.

Namun wajah Archio tidak kelihatan sehingga membuat Alana semakin emosi. Ia tahu, pasti Archio yang melakukan hal tersebut karena semalam Alana lebih memilih Putra dibanding dirinya.

Kamu sangat kekanakan Archio!! Teriak Alana dengan air mata yang sudah membanjir.

Namun ada seorang gadis yang berdiri dibalik pintu toilet sambil tersenyum penuh kemenangan.

Ini belum seberapa Alana, desisnya.

Bel tanda masuk berbunyi, sehingga Alana mau tidak mau harus segera bergegas ke kelas karena sebentar lagi pengawas akan masuk.

Alana lalu membasuh wajahnya di wastafel sambil melihat ke arah cermin.

Ia tersenyum kecut dengan penampilannya saat ini. Wajah sembab, mata bengkak dan hidung memerah. Ia sudah seperti zombie yang kelaparan.

Setelah itu ia langsung keluar dari toilet dan menuju ke kelasnya sambil menundukkan kepalanya.

Ia sangat malu dengan videonya yang beredar itu. Berbeda dengan Adinda yang memasang senyum mengejek.

Si paling sok polos ternyata pemain handal hahahaha, sorak Adinda.

Namun Alana tidak menggubrisnya karena ia harus fokus dengan ujiannya hari ini.

Saat masuk ke kelas semua, mata langsung memandangnya dengan penuh ejek dan ada juga yang menyindirnya.

Putra yang belum mengetahui kejadian sebenarnya hanya tersenyum mengejek, namun tidak diketahui oleh Alana.

Alana pergi ke arah bangkunya dan sangat terkejut saat melihat coretan di mejanya.

J*lang...... Hyper ........ Penggoda ....... Lonte... Perempuan gampangan.... Dan banyak lagi tulisan-tulisan yang sangat kejam.

Alana terkekeh. Namun dibalik kekehan tersebut terdapat hati yang hancur.

Ia segera menarik kursinya dan segera duduk diatas.

Bel istirahat berbunyi dan semua siswa berhamburan keluar agar segera mencari makan, namun tidak dengan Alana.

Ia malas untuk keluar sehingga Putra yang melihat itu menjadi tidak tega dan pergi keluar membeli makan untuk gadis itu.

Saat berada di kantin ia mendengar ucapan siswa siswi yang berlalu lalang di depannya, namun ada satu perkataan yang membuatnya merasa emosi.

Kira-kira siapa cowok yang melakukan hal itu bersama Alana? Tidak mungkin Archio kan? Soalnya dilihat dari bentuk tubuh, itu bukanlah Archio. Ucap salah satu siswi kepada temannya.

Putra yang mendengar percakapan kedua gadis tersebut langsung bergegas pergi dari sana untuk mencari informasi lebih akurat.

"Sepertinya ada yang salah dengan video tersebut," batin Putra.

Putra langsung pergi ke arah gudang dan mengambil ponselnya lalu melihat video tersebut di base.

Putra dibuat kaget dengan video yang beredar di base SMA-nya. Padahal rencananya itu menampilkan wajah Archio dan Alana bersamaan, namun sangat diluar nalar ketika melihat wajah Archio diburamkan.

Ia segere pergi mencari Jefri karena semalam ia menyuruh laki-laki itu agar memposting video tersebut dengan wajah kedua pelaku yang terlihat.

Namun apa ini?

Putra menjadi sangat emosi dan langsung pergi ke lapangan basket yang notabenenya adalah tempat nongkrong Jefri.

Yah, Jefri dan Putra merupakan anak basket dan Putra menyandang sebagai kapten tim basket mereka.

Putra yang sudah tidak bisa menahan emosinya langsung menuju lapangan dan saat melihat Jefri sedang tertawa bersama teman-teman basket lainnya sambil mengangkat baju untuk melap keringatnya, ia menjadi sangat kesal dengan tingkah Jefri.

Jefri yang melihat kedatangannya langsung melambaikan tangannya ke arah Putra, namun ia tidak tahu kalau Putra sedang emosi dengan dirinya saat ini.

Saat sudah dekat dengan Jefri..

Hey, bro.....

Bugh... Putra langsung memberi satu bogeman tepat di pipi laki-laki itu. Jefri yang tidak siap menerima serangan tiba-tiba dari Putra langsung tersungkur ke lantai. Setelahnya ia langsung menindih tubuh Jefri dan memukul laki-laki itu secara brutal.

Orang-orang yang melihat itu merasa heran karena yang mereka tahu Putra dan Jefri itu sahabatan.

Jefri yang tidak terima karena diserang secara tiba-tiba langsung membalas pukulan Putra.

Mereka berkelahi di tengah lapangan dan tiba-tiba saja ada suara yang menggema di lapangan tersebut.

Uta... Stop....

Mendengar suara serta kalimat itu, Putra langsung menghentikan aksinya.

Yaps benar, itu adalah suara Alana.

......................

Alana memang tidak ingin keluar dari kelas karena ia tahu bahwa kalau dia keluar pasti dia sendiri akan sakit hati, untuk itu memilih agar tetap diam di dalam kelas.

Namun tiba-tiba saja hpnya berbunyi tanda ada notifikasi di WhatsApp-nya.

Saat ia membuka aplikasi berwarna hijau itu ternyata pesan dari nomor tak dikenal yang sedang mengirim video perkelahian antara Putra dan Jefri.

Alana langsung bergegas lari menuju ke arah lapangan tanpa bertanya kepada si pengirim pesan mengenai dimana mereka berkelahi, karena ia sudah tahu dimana lokasinya.

Dan berakhirlah Alana di lapangan basket ini dan langsung berteriak memanggil nama Putra.

Uta... Stop!!... Kata Alana dengan suara keras. Dan benar saja Putra langsung menghentikan pukulannya dan beralih menatap wajah gadis itu dengan pandangan yang sulit diartikan...

Sekian dulu ya....