Cerita ini series kedua dari Skandal Mr. Mafia.
jika ada kesamaan di awal bab 1-18 mohon di maklumi karena cerita yang membedakan dari series ini dan yang satunya di mulai dari bab 19.
Selamat membaca.
Nathania tercengang mendengar suara desahan dari dalam kamar Tunangannya. Niat hatinya untuk pulang secara mendadak, tanpa memberi kabar Saka memang sudah jauh-jauh hari ia rencanakan untuk memberi Kejutan ulang tahun kekasihnya.
Namun siapa sangka Malam itu menjadi malam kelam yang membuatnya begitu Trauma akan cinta.
Nia berjalan cepat menuju sebuah pintu kamar yang menjadi saksi bisu pergulatan sengit antara dua insan yang tengah saling memberikan kepuasan satu sama lain. Nia menutup bibirnya rapat-rapat sembari menahan tangis saat melihat Saka begitu bersemangat menyetubuhi seorang wanita di bawah kungkungan nya.
Akankah Nathan ia Collins Haditama, menemukan cinta sejatinya setelah mendapatkan pengkhianatan dari Aldo Askha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan pernikahan
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Nicolas bersama empat anak buahnya akhirnya memulangkan Nathania ke Apartemen miliknya, sesuai tempat di mana mereka menculik wanita itu kemarin.
"Masuklah Nona! Kami harus kembali." Ucap Nicholas setelah memastikan Nathania pulang ke apartemen nya dengan aman.
"Tunggu dulu!! Bisakah aku meminta tolong padamu?" Ucap Nia penuh harap.
Nicholas yang sudah terlanjur ingin masuk ke dalam mobilnya, akhirnya kembali menoleh menatap Nathania. "Apa yang anda inginkan? apakah anda mulai berubah pikiran?"
"Sembarangan," Bentak Nathania dengan nada kesal. "Sudah ku katakan jika aku tidak butuh tanggung jawabnya, jadi katakan pada Tuan-mu itu untuk tidak usah Khawatir!" Ucap Nathania dengan angkuh.
Lagi-lagi Nicholas di buat memutar bola matanya malas saat melihat tingkah sombong Nathania. "Baiklah, lalu anda membutuhkan apa?"
"Nanti saja jika aku sudah ingat, aku akan menghubunginya!"
Putus Nia, lalu berbalik masuk ke dalam Gedung apartemen nya tanpa mengindahkan Nicholas yang tercengang menatap nya.
"Anda memang berjodoh dengan tuan Valdo, Nona! Terbukti, karakter kalian tak jauh berbeda. sama-sama tak punya hati."
Gumam Nicholas sebelum pergi meninggalkan Apartemen Nia.
***
"Dokter Nia, Ini ada undangan untuk anda."
Sebuah suara mengejutkan Nathania, hingga langsung menoleh ke arah sumber suara.
Deg
"Apa ini? kenapa Juita ada di sini?"
Meskipun terkejut. Namun, Nia tetap berusaha untuk bersikap tenang di depan Julia yang berjalan ke arahnya.
Juita datang tidak dengan tangan kosong. Wanita itu datang dengan membawa sebuah undangan untuk nya.
Nia, menerima selembar kertas yang cukup tebal itu, lalu membukanya dengan berlahan.
Betapa terkejutnya ia saat melihat Nama Aldo Asaka dan Juita Robert, akan segera melangsungkan pernikahan mereka lima hari mendatang.
Nia tersenyum miris, Lalu menutup kembali undangan itu dan memasukkan nya ke dalam tas miliknya.
"ini sungguh mengejutkan!" Ucap Nia.
Julia tersenyum tipis, tipis sekali sehingga tidak terlihat sama sekali oleh Nia. Wanita itu seolah menertawakan kehancuran Nia, dan merasa menjadi pemenangnya.
Tanpa di ketahui Juita, Nia Bukan karena cemburu. tapi, ia kecewa dengan dirinya yang tidak bisa mempertahankan hubungannya yang sudah terjalin selama 7 tahun.
Lalu Juita mencondongkan tubuhnya ke arah Nia, Lalu berusaha untuk berbisik.
"Jangan terkejut seperti itu, Nathania. bukankah kau sudah mengikhlaskan hubungan kalian."
"Cih, aku tidak terkejut. kalian berua sama saja, wajah jika kalian berjodoh. ku ucapkan selamat atas pernikahannya, semoga langgeng!"
Ucapan Nia seolah membuat tamparan keras untuk Juita, yang langsung mengepakkan kedua tangannya geram.
"kau, Kenapa kau masih di sini?"
"Maaf dok, saya kira anda masih membutuhkan bantuan saya!" Jawab seorang Office Girls dengan polos.
Nia tadi tengah meminta Office Girls itu untuk membersihkan ruang kerjanya sebelum juita tiba-tiba muncul entah dari mana
"Tidak, keluarlah! aku ingin sendiri."
Nia memberi kode dengan tangannya untuk mengusir cleaning service itu keluar dari ruang kerjanya.
"Baik permisi dokter."
Setelah pegawainya itu keluar, Nia kembali sendiri di dalam ruangan itu. Namun, otaknya tiba-tiba kesulitan untuk berfikir jernih. tiba-tiba rasa sakit hati melingkupi rongga dadanya dan ingin sekali mengumpat jika ia tidak ingat sedang bekerja saat ini.
"kau, juga pergilah! aku masih banyak pekerjaan."
Usir Nia, pada Juita yang masih berdiam diri di ruang kerjaannya.
"Baiklah, jangan lupa untuk datang ya! aku tidak sabar menunggu kehancuran seorang Nathania Collins Haditama, untuk kedua kalinya."
Ucapan Juita seolah meledek Nia, dan tentu saja hal itu membuat Nia tidak terima.
"dalam Mimpimu!!" Jawabnya dengan lantang.
Namun Juita hanya menanggapinya dengan tertawa sembari melangkah keluar dari ruang kerja Nathania..
Setelah memastikan pintu itu tertutup dan Juita sudah pergi dari sana. Nathania kembali duduk di atas kursi kerjanya dengan dada yang bergemuruh hebat.
"Ayolah Nia, putar otakmu untuk melakukan sesuatu! Kau juga harus bangkit jika tidak ingin di tertawakan oleh Julia."
Nia nampak beranjak dari kursinya, lalu berjalan kesana kemari seolah sedang berfikir keras.
"Aha, Re Valdo Mahendra."
Gumamnya sembari tersenyum Smirk.
Tak sabar Nia, langsung menggapai ponselnya untuk menghubungi seseorang yang bisa ia mintai bantuan membantunya bertemu Revaldo.
"Kirim!!"
Setelah selesai mengetikkan maksudnya, Akhirnya Nia dapat bernafas dengan lega. Ia tinggal menunggu jawaban dari seseorang yang sempat ia hubungi tadi.
Tak berselang lama pesannya di balas. dan balasan itu benar-benar membuat Nia lega hingga memutuskan untuk langsung menuju ke tempat di mana sang pengirim pesan berada.
****
Dua puluh menit kemudian.
Nathania sudah sampai di depan lobby rumah sakit Permesta.
Dan siapa sangka jika kedatangannya sudah di sambut oleh Nicholas yang menunggunya di pelataran mobil.
"Dokter Nia,"
Nicholas melambaikan tangannya memanggil Nathania agar menoleh ke arahnya.
"Ck. itu dia orangnya." Nia bergegas turu dari mobilnya, lalu tanpa menunggu lama seorang pria berpakaian perawat datang menghampirinya untuk meminta kunci mobilnya.
"Maaf Nona, bisa pinjam kunci mobilnya? Saya akan parkiran di tempat ku susu petinggi rumah sakit!" Ucapnya dengan tangan terulur.
Sebelum menyerahkan kuncinya, Nia lebih dulu menoleh ke arah Nicholas. Dan pria itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas keraguan Nia, memberikan kunci mobilnya ke pada pria asing itu.
"Berikanlah dok! Dia Karyawan di sini."
Baru setelah itu Nia memberikan kuncinya dan berjalan menghampiri Nicholas.
"Bagaimana, Nona sudah siap?"
Nicholas seolah meledek Nia, yang tiba-tiba berubah pikiran dan memintanya untuk bertemu dengan Valdo.
"Diam kau! Ini tidak lucu. jadi, jangan tertawa!"
Nia yang kesal akhirnya memilih berjalan lebih dulu meninggalkan Valdo yang masih sibuk tertawa.
"Hei Nona, Anda mau kemana?"
Nicholas terpaksa mengejar Nia, karena wanita itu salah jalur.
****
"Di sini ruangannya,"
Dua puluh menit kemudian, keduanya sudah sampai di depan sebuah ruangan presdir di lantai 5.
Wajah Nia nampak berkeringat, nafasnya juga terengah-engah. namun, Kedatangannya langsung di sambut lirikan tajam dari sang pemilik ruangan yang menatapnya dari Bali pintu yang transparan dari dalam.
Dalam hati, Nia mengumpat keberadaannya di tempat itu. Sungguh ia menyesal sudah mengambil keputusan tergesa-gesa hanya karena patah hati.
Namun sudah dapat di pastikan, ia akan melawan dengan bar-bar setiap orang yang sudah merendahkan harga dirinya seperti Juita dan Saka.
"Sial, ini semua karena dua pengkhianatan itu. andai saja aku mengetahui ini sejak awal pasti sudah dapat di pastikan jika dua bedebah itu masuk rumah ICU, atau bahkan masuk ke Liang kubur." Gumam Nia
"Seram sekali Nona."
Cibir Nicholas sembari membukakan pintu untuk nya.
"kau menguping ya? kebiasaan," Tanpa sadar Nia ingin memukul Nicholas, namun Nicholas sudah lebih dulu masuk ke dalam hingga membuatnya urung untuk melakukannya.
"Sedang apa kalian?"
Deg