Bercertia tentang anak laki2 yang segala kelebihannya di sembunyikan oleh teman masa kecilnya
Ketika SMP mereka pun mulai berpacaran, namun selama hubungan mereka. Anak laki2 itu justru malah di perlakukan seperti babu.
Puncaknya ketika SMA, anak laki2 itu kerap kali di buat layaknya seperti anjing peliharaann yang selalu patuh dan menurut pada gadis teman masa kecilnya itu.
Namun, setelah sekian lama di posisi itu, anak laki2 itupun akhirnya merasa muak dan memutuskan gadis teman masa kecilnya itu.
Bagaimana kira2 kehidupan anak laki2 itu setelah putus dari teman masa kecilnya itu..?
Yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Perjalanan..
Keesokan harinya..
Karin, Miki, Kenji dan Tatsuya sudah berkumpul di rumah Kenji untuk bersiap berangkat mengunjungi Yuri seperti janji mereka sebelumnya.
Karena rumah Seiji paling jauh dari mereka, dia agak sedikit butuh waktu untuk sampai di tempat Karin.
"Hei apa dia tidak membual tentang mengemudi dan memiliki SIM, kenapa dia belum datang.." kata Tatsuya
"Hei, apa maksudmu. Seiji bukan orang seperti itu.." ucap Karin kesal
"Kau benar, Seiji cukup bisa di percaya.." kata Miki
"Hehe bilang saja kau sudah tidak sabar bertemu Yuri bukan..?" ucap Kenji mencairkan suasana dan menggoda Tatsuya
"Apa maksudmu, aku tidak begitu.." kata Tatsuya malu2
"Haha itu terlihat di wajahmu kawan.." ujar Kenji
"Kita tunggu saja, mungkin dia terkena macet atau semacamnya.." ucap Miki
"Semalam aku bertukar pesan chat dengannya cukup lama. Dan dia juga berkata dia butuh mampir ke pom bensin terlebih dulu, jadi karena itu mungkin dia sedikit terlambat.." ujar Karin
Tak berselang lama Seiji pun tiba..
Dari dalam mobil Seiji melihat di depan rumah Karin teman2nya sudah menunggu.
Seiji pun menghentikan mobil tepat di depan mereka. Setelah berhenti dia turun dan menyapa teman2nya.
"Maaf menunggu lama, sedikit antri di pom bensin tadi.." ucap Seiji
"Kau dengar itu Tatsuya..?" ucap Karin sedikit cemberut
"Yah ku kira kau membual tentang mengemudi dan SIM mu, tapi ternyata aku salah.." kata Tatsuya
"Lihat, bukankah ini Impreza Wagon yang terbaru? Mobil ini sangat keren Seiji.." ucap Kenji sambil menatap kearah mobil yang di bawa Seiji
"Ayahku baru membelinya beberapa bulan lalu sebelum aku membuat SIM, dan dia juga berkata aku bebas memakainya jika aku butuhkan.." kata Seiji
"Lalu kenapa kau tidak membawanya kesekolah..?" tanya Miki
"Untuk apa? Aku masih bisa menaiki kereta, dan kurasa itu lebih irit uang jajanku.." kata Seiji
Karin memandang Seiji dengan tatapan yang berbeda, bukan karena Seiji memiliki mobil. Tapi karena Seiji melakukan ini untuknya agar dia nyaman melakukan perjalanan jarak jauh.
Meski sepele tapi Seiji selalu tahu bagaimana membuat Karin semakin menyukainya meskipun Seiji melakuannya tanpa dia sadari.
"Baiklah, apa kalian sudah siap berangkat..?" tanya Seiji
"Iya.." ucap Karin
"Aku sudah siap.." kata Miki
"Aku akan duduk di paling belakang sendiri, karena aku pasti sendiri dan aku bisa berbaring.." ucap Kenji
"Mobilnya hanya ada lima kursi dan belakang itu bagasi.." kata Seiji
"Yah aku tidak masalah duduk di manapun.." kata Tatsuya
"Tentu, karena yang terpenting kau segera bertemu pacarmu kan.." goda Kenji
Mereka pun tertawa karena melihat ekspresi Tatsuya yang bagi mereka cukup lucu itu.
Setelah masuk ke mobil mereka pun langsung berangkat menuju ke tempat Yuri yang berjarak empat jam perjalanan.
Karin duduk di depan untuk menemani Seiji menyetir, itu membuat dia merasa kalau mereka sudah seperti sepasang kekasih karena hal itu.
Lagi pula, ketiga teman lainnya sudah mengerti kalau Karin sudah menyukai Seiji, dan begitu pula Seiji yang nampaknya mulai menyukai Karin.
Bahkan sesekali Karin terlihat mencuri2 pandang ke tika Seiji sedang fokus menyetir.
"Hei Seiji, sudah berapa lama kau bisa menyetir? Cara mengemudi mu cukup bagus.." kata Tatsuya
"Ah, aku sudah belajar mengemudi sejak SMP kelas 3. Tapi itu hanya di lakukan di tempat khusus dan tidak ke jalan umum.." kata Seiji
"Itu berarti sudah lebih dari satu tahun ya, pantas saja kau sudah cukup mahir mengemudi.." kata Tatsuya
"Aku juga berfikir begitu, tapi apa benar tidak masalah kalau kita memakai mobil ini..?" ucap Miki
"Ayahku hampir tidak pernah memakainya, hanya kakak perempuanku yang sesekali membawa mobil ini untuk pergi ke kampusnya.." kata Seiji
"Oh iya, aku penasaran. Kenapa kau dan Yuri tidak pernah mengatakan kalau kalian memiliki hubungan..?" tanya Kenji pada Tatsuya
"Hmm..? Aku pernah menanyakan hal yang sama padanya, tapi dia bilang menunggu waktu yang tepat.." jawab Tatsuya
"Tidak, Yuri itu sejujurnya mudah merasa malu. Dia menutupinya dengan bersikap sok nakal, padahal jika dia menggodamu dan kau menggodanya balik. Aku sangat yakin dia bisa pingsan karena malu.." ucap Karin
"Ya, Karin benar.." sambung Miki
"Aku juga befikir demikian.." kata Tatsuya
Sepanjang jalan mereka terus mengobrol tentang satu sama lain, bahkan disini Tatsuya tidak sungkan untuk bercerita tentang dirinya dan menjadi lebih terbuka pada Seiji dan teman2nya.
Setelah dua jam perjalanan, Seiji menghentikan mobilnya di sebuah rest area. Karin dan Miki pergi ke toilet, sedangkan Seiji mengecek kondisi mobil dan Kenji bersama Tatsuya pergi ke mini market untuk membeli camilan dan minuman.
"Seiji, tangkap.." ucap Tatsuya seraya melemparkan sekaleng kopi kemasan
Dengan mudah Seiji menangkapnya..
"Terima kasih.." ucap Seiji
Tatsuya hanya tersenyum dan mengangkat sedikit alisnya. Keduanya duduk di trotoar dekat mobil mereka terparkir.
"Ngomong2, kapan kau akan menyatakan cintamu padanya..?" kata Tatsuya
Seiji sedikit terdiam dan menatap Tatsuya setelah dia mengatakan itu, dia mengerti yang di maksud Tatsuya adalah tentang Karin.
"Kenapa kau bisa mengatakan hal seperti itu..?" tanya Seiji
"Sudahlah, aku sudah tahu semenjak pertandingan kita saat itu. Kau berusaha sekuat tenaga untuk menang dariku. Pasti karena kau suka padanya kan..?" kata Tatsuya
Seiji sempat terdiam ketika mendengar Tatsuya mengatakan itu padanya, dia memikirkan jawaban yang tepat sambil melihat kedalam hatinya sendiri.
"Sejujurnya aku tidak memikirkan itu ketika menerima taruhan darimu, aku hanya ingin mengetahui batas kemampuan ku setelah lama tidak menunjukannya pada orang2.." kata Seiji
"Pamer huh..?" sindir Tatsuya
"Tidak, itu lebih seperti kembali mengenal diriku sendiri setelah lama kehilangannya dalam waktu yang cukup lama.." ucap Seiji
"Gadis bernama Yuri itu ya.." kata Tatsuya
"Eh..? Kok kau tahu..?" tanya Seiji kaget
"Itu hanya dugaan, aku melihat ketika dia mencegat mu dan yang lain di gerbang beberapa waktu lalu.." kata Tatsuya
"Dan dia terlihat berlari sambil menangis ketika meninggalkan kalian.." sambungnya
Seiji sedikit terkejut mengetahui kalau saat itu Yuki berlari sambil menangis meninggalkan dirinya dan yang lain.
Tapi karena dirinya sudah terlanjur merasa muak pada Yuki, Seiji tidak merasakan apapun dalam hatinya karena bagi dirinya segala perasaannya pada Yuki telah mati.
"Yah itu hanya masa lalu, tapi aku menikmati diriku yang sekarang bersama teman2ku, dan kau juga termasuk Tatsuya.." kata Seiji sambil meneguk kopi kalengnya
"Begitu ya.." jawab Tatsuya sebari sedikit tersenyum
Tak berselang lama Kenji pun kembali sambil membawa kantung belanja mereka.
"Hei Tatsuya, kau benar2 membiarkan ku membawa semua ini sendiri, tega sekali kau.." ucap Kenji
"Yang mengajak bertaruh kan kau, jadi itu sudah seharusnya.." kata Tatsuya
"Aku hanya mengajak taruhan membayar, tapi setidaknya bantu aku membawanya juga.." kata Kenji
Karin dan Miki pun kembali hampir bersamaan dengan Kenji.
Setelah merasa cukup beristirahat sambil memakan camilan, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju ke tempat Yuri di Toyama.
kukira cinta, ternyata permisi ya..