NovelToon NovelToon
Di Antara Dua Dunia

Di Antara Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa / Kekasih miserius
Popularitas:545
Nilai: 5
Nama Author: Papa Koala

Ethan, cowok pendiam yang lebih suka ngabisin waktu sendirian dan menikmati ketenangan, gak pernah nyangka hidupnya bakal berubah total saat dia ketemu sama Zoe, cewek super extrovert yang ceria dan gemar banget nongkrong. Perbedaan mereka jelas banget Ethan lebih suka baca buku sambil ngopi di kafe, sementara Zoe selalu jadi pusat perhatian di tiap pesta dan acara sosial.

Awalnya, Ethan merasa risih sama Zoe yang selalu rame dan gak pernah kehabisan bahan obrolan. Tapi, lama-lama dia mulai ngeh kalau di balik keceriaan Zoe, ada sesuatu yang dia sembunyikan. Begitu juga Zoe, yang makin penasaran sama sifat tertutup Ethan, ngerasa ada sesuatu yang bikin dia ingin deketin Ethan lebih lagi dan ngenal siapa dia sebenarnya.

Mereka akhirnya sadar kalau, meskipun beda banget, mereka bisa saling ngelengkapin. Pertanyaannya, bisa gak Ethan keluar dari "tempurung"-nya buat Zoe? Dan, siap gak Zoe untuk ngelambat dikit dan ngertiin Ethan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Papa Koala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah Awal Ethan

Setelah malam di rooftop itu, Ethan nggak bisa berhenti memikirkan Zoe. Candaan tentang "momen spontan" terus terngiang di kepalanya. Bukan cuma karena kata-kata itu, tapi juga karena Zoe selalu berhasil bikin dia ngerasa aneh dengan perasaannya sendiri. Dia sudah terlalu lama merasa nyaman di balik tembok cueknya, dan Zoe seperti berusaha keras untuk merobohkan tembok itu.

Pagi itu, Ethan duduk di mejanya, berusaha fokus pada pekerjaan. Di layar laptopnya, beberapa angka dan grafik melayang, tapi pikirannya jelas nggak berada di sana. Dia terus bolak-balik antara mengecek email dan memandangi ponselnya, menunggu pesan dari Zoe. Ya, ini mungkin pertama kalinya Ethan berharap Zoe yang biasanya bawel akan mengirim pesan lebih cepat.

Namun, ketika ponselnya akhirnya bergetar, Ethan terkejut bukan main. Bukan dari Zoe, tapi dari bosnya, Mr. Thompson, yang mengundangnya rapat darurat dalam satu jam. Ethan menghela napas panjang dan buru-buru mematikan layar laptopnya. “Oke, fokus. Zoe nggak bisa menguasai pikiranku 24 jam penuh,” gumamnya.

Tapi, begitu masuk ke ruang rapat, Ethan sadar kalau itu hanyalah pemikiran yang sia-sia. Zoe memang nggak ada di ruang rapat itu, tapi setiap kali Ethan mencoba berkonsentrasi pada slide presentasi yang ditunjukkan Mr. Thompson, bayangan senyuman Zoe tiba-tiba muncul di benaknya.

“Jadi, Ethan, bagaimana pendapatmu soal strategi pemasaran baru ini?” suara Mr. Thompson tiba-tiba memecah lamunannya.

Ethan, yang masih setengah melayang, menoleh cepat. “Ehm… maksudnya… strategi pemasaran yang mana, Pak?”

Ruangan mendadak hening. Mr. Thompson menatap Ethan dengan dahi mengerut. “Yang baru saja saya bahas lima menit terakhir.”

Seluruh ruangan menahan tawa, dan Ethan cuma bisa tersenyum canggung. “Oh, iya, strategi itu. Terdengar… solid.”

“Solid?” Mr. Thompson menaikkan satu alis.

“Yup, solid. Mantap. Sangat… terarah.” Ethan semakin panik mencari kata-kata yang lebih meyakinkan.

Mr. Thompson memandangnya dengan tatapan datar, lalu berkata, “Oke, kita lanjutkan pembahasan berikutnya.”

Ethan menghela napas lega. Setelah rapat selesai, dia buru-buru kembali ke mejanya dan membuka ponselnya. Akhirnya, ada pesan dari Zoe:

Zoe: "Lily tadi ngajakin double date besok. Kamu mau nggak? Aku janji nggak bakal aneh-aneh. Mungkin. 😏"

Ethan membaca pesan itu sambil tersenyum. Double date? Ini ide Zoe yang paling nggak terduga, tapi entah kenapa, dia sedikit tertarik.

Ethan: "Double date? Siapa yang mau kita jadiin korban? 😏"

Balasan dari Zoe datang cepat:

Zoe: "Tenang, cowoknya Lily asyik kok. Katanya gamer, jadi kalian bisa ngomongin hal-hal nerdy. I’m doing you a favor here!"

Ethan tertawa kecil membaca pesan itu. Walaupun terasa aneh, Zoe selalu punya cara buat membuatnya merasa nyaman dalam situasi yang nggak biasa. Dia mengetik balasannya:

Ethan: "Oke, count me in. Tapi ingat, aku nggak ahli dalam hal-hal romantis."

Zoe membalas dengan emoticon tertawa. Zoe: "We’ll see about that, mister. Sampai ketemu besok, 7 malam. Jangan terlambat!"

---

Keesokan malamnya, Ethan berdiri di depan cermin, memandangi dirinya sendiri. Oke, ini cuma double date, tapi tetap saja, perutnya terasa penuh kupu-kupu. Dia bukan tipe orang yang sering pergi kencan, apalagi dalam situasi yang melibatkan orang lain selain dirinya dan pasangannya. Kali ini, Zoe dan temannya juga bakal ada di sana.

Ketika dia tiba di restoran yang sudah disepakati, Zoe sudah menunggu di depan, mengenakan gaun floral sederhana dan jaket jeans yang memberikan kesan santai tapi tetap stylish. Seperti biasa, Zoe tampak penuh energi, dan begitu melihat Ethan, dia melambaikan tangan dengan semangat.

“Hey! Kamu tepat waktu! Sumpah, aku kira kamu bakal telat atau malah cari alasan buat kabur,” candanya.

Ethan mengangkat alis sambil tersenyum. “Aku pikir kamu yang akan cari alasan supaya kita bisa batal.”

Zoe tertawa. “Nggak mungkin! Ini bakal seru, percaya deh.”

Begitu mereka masuk ke dalam restoran, mereka langsung bertemu Lily dan pacarnya, Daniel, seorang pria tinggi dengan rambut ikal dan kacamata tebal yang membuatnya terlihat seperti karakter utama dalam anime. Daniel menyapa Ethan dengan ramah, dan mereka langsung terlibat obrolan soal video game terbaru yang sedang tren. Zoe nggak salah, Daniel memang tipe orang yang bisa langsung akrab dengan Ethan.

Tapi tentu saja, Zoe nggak bakal membiarkan malam ini berlalu begitu saja tanpa menyelipkan sedikit bumbu komedi.

“Aku selalu bilang ke Daniel kalau dia lebih mirip NPC daripada karakter utama,” Zoe bercanda saat mereka duduk, membuat Lily tertawa terbahak-bahak.

Daniel menggeleng sambil tersenyum pasrah. “Hei, aku punya misi hidup juga, lho. Jangan remehkan NPC.”

Zoe menambahkan, “Iya, tapi kayaknya misi kamu cuma kasih item dan info penting buat karakter utama.”

Ethan yang duduk di sebelah Zoe akhirnya ikut tertawa. Dia nggak menyangka kalau malam itu bakal semenyenangkan ini. Candaan Zoe memang nggak ada habisnya, dan Daniel serta Lily tampak seperti pasangan yang seru.

Obrolan berjalan dengan lancar. Zoe dan Lily sibuk ngomongin fashion, sementara Ethan dan Daniel lanjut ngomongin game dan film. Meski begitu, setiap kali Ethan memandang Zoe, dia merasakan ada sesuatu yang berbeda malam ini. Dia nggak tahu kenapa, tapi ada rasa nyaman yang semakin tumbuh, dan setiap tawa Zoe membuatnya semakin yakin bahwa dia benar-benar menyukai perempuan ini lebih dari yang dia sadari sebelumnya.

Di tengah obrolan, Zoe tiba-tiba menatap Ethan dengan tatapan serius, seolah-olah dia baru saja ingat sesuatu yang penting. “Ethan, jadi gimana nih soal momen spontan yang kamu janjiin?”

Ethan tersentak, terkejut dengan pertanyaan itu. Dia nggak mengira Zoe akan mengungkitnya di depan semua orang.

“Momen spontan?” tanya Daniel, bingung.

Zoe mengangguk antusias. “Iya! Aku bilang ke Ethan kalau dia harus lebih spontan. Tipe cowok cool kayak dia biasanya susah buat ngambil langkah besar.”

Ethan hanya bisa tersenyum kaku, berusaha mencari cara buat mengalihkan perhatian. Tapi sebelum dia bisa menjawab, Zoe menambahkan, “Ayo dong, Ethan. Tunjukkan kalau kamu bisa bikin kejutan!”

Semua mata kini tertuju padanya, membuat Ethan merasa seperti sedang diinterogasi. Dia menatap Zoe, lalu menatap Daniel dan Lily, yang menunggu dengan penuh rasa ingin tahu.

“Baiklah…” Ethan menarik napas dalam-dalam dan berdiri dari kursinya.

Zoe menatapnya dengan mata melebar, jelas nggak menyangka Ethan bakal benar-benar bertindak. Ethan berjalan pelan ke arah Zoe, jantungnya berdegup kencang. Dia nggak tahu apa yang akan dia lakukan, tapi dia tahu bahwa ini adalah saatnya untuk membuktikan bahwa dia bisa lebih dari sekadar ‘cuek’.

Zoe yang masih kaget, hanya bisa terdiam melihat Ethan mendekat. Ethan berhenti tepat di depan Zoe, menatap dalam matanya, dan dengan suara tenang tapi mantap, dia berkata, “Mungkin aku nggak jago dalam hal spontan. Tapi ada satu hal yang pasti... aku selalu tahu apa yang aku inginkan.”

Zoe mengerutkan dahi, masih bingung, tapi sebelum dia bisa bertanya, Ethan mendekatkan wajahnya, dan tanpa banyak kata, dia mencium Zoe di depan semua orang, di depan Daniel, Lily, dan semua pengunjung restoran yang kebetulan sedang melihat ke arah mereka.

Ciuman itu singkat, tapi cukup untuk membuat semua orang yang melihatnya terdiam. Saat Ethan menarik diri, wajah Zoe memerah, matanya masih membelalak kaget.

Ethan, dengan sikap tenangnya, tersenyum kecil. “Itu cukup spontan, kan?”

Zoe terdiam beberapa detik sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. “Oh my God, Ethan! Itu… itu… lebih dari cukup!”

Daniel dan Lily bersorak kecil dari tempat mereka duduk, dan Ethan duduk kembali di kursinya dengan wajah yang sedikit memerah, tapi puas.

“Selamat, Ethan,” kata Zoe sambil tersenyum lebar. “Kamu baru saja lulus ujian spontanitas!”

Ethan hanya tersenyum, dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa benar-benar lega dan mungkin, sedikit lebih bebas.

1
Hunter Cupu
urhyrhyr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!