NovelToon NovelToon
Langit Yang Redup

Langit Yang Redup

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰

------------------------

"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"

Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.

"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."

Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?

"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"

Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.

Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Surat pengunduran diri

Pantang bagi Ifa untuk terpuruk dengan badai yang di hadapinya. Justru Ifa semakin bangkit untuk menutupi segala luka dan menyembuhkan trauma nya sendiri.

Setiap orang pasti mempunyai cara tersendiri untuk menyembuhkan luka nya. Sama seperti Ifa. Dan setiap orang berhak untuk sembuh dari patah yang sudah menghancurkan asa.

Terbukti, dengan kembalinya Ifa ke perusahaan. Awalnya Abi Farel merasa tak yakin. Tapi, melihat kesungguhan Ifa membuat Abi Farel mengizinkan Ifa kembali ke perusahaan.

Ifa akan menyibukkan diri dengan bekerja. Berharap luka yang pernah basah itu perlahan mengering.

Kehadiran Ifa di perusahaan membuat orang-orang menggosip.

Bertanya-tanya akan kembalinya Ifa. Yang lebih menggegerkan lagi, berita perceraian Ifa sudah menyebar di kalangan karyawan.

Mereka menyayangkan, pernikahan Ifa harus kandas. Bertanya-tanya apa yang terjadi hingga Ifa harus bercerai di saat usia pernikahan mereka baru berjalan.

Keluarga Ifa memang menutup keadaan itu dari awak media. Hanya keluarga saja yang tahu permasalahan intinya.

Ifa mencoba tak peduli dengan kericuhan di luar sana. Yang terpenting, bagi Ifa sekarang.Tetap aman dan nyaman berada di kantor. Tidak ada yang berani mengusik Ifa. Mengingat, Ifa adalah bos yang jarang bicara.

Sedikit tertutup dan dingin.

Bagi Ifa, hari kemaren adalah mimpi buruknya. Ifa akan mencoba merajut asa kembali. Dengan berdamai pada dirinya sendiri. Mencoba mengikhlaskan apa yang pernah terjadi.

Hal yang Ifa lalui bukanlah hal yang mudah di jalani. Tak ada yang tahu bagaimana kondisi psikis Ifa akan hal itu.

Ifa pun tak mau terus berlarut dalam kesedihannya. Mencoba menutup luka dengan caranya sendiri.

Sudah lama rasanya Ifa meninggalkan kantor. Keadaan nampak terasa berbeda. Ketidak hadiran Ifa membuat perusahaan nampak terguncang. Tidak stabil seperti biasanya.

Mikail tak bisa menghandle setiap permasalahan yang ada.

Perusahaan benar-benar membutuhkan Ifa saat ini. Ifa tak tahu jika ketidakhadiran dirinya membuat perusahaan merugi.

Ifa meminta semua berkas tiga bulan ke belakang. Ifa akan mengecek kembali dan mencari tahu dimana letak yang harus Ifa perbaiki. Jika memang ada yang curang, Ifa tak akan segan memecatnya.

Tok ... Tok ...

"Masuk."

Mikail masuk kedalam ruangan Ifa setelah di persilahkan. Mikail membawa setumpuk berkas dan menyimpannya di hadapan Ifa.

"Terimakasih, Kail."

"Sama-sama, nona."

Mikail menatap wajah yang sudah lama tak ia tatap. Nampak banyak berubah. Terlihat Ifa sedikit kurusan. Tatapannya tidak setegas dulu. Menyiratkan banyak luka di sana.

Mikail menatap Ifa begitu rumit. Rahangnya mengeras dengan tangan terkepal kuat.

"Apa ada yang mau di bicarakan, lagi?"

Ucap Ifa menatap Mikail heran. Karena sejak tadi Mikail tidak kembali. Malah berdiri di hadapan Ifa.

"Tidak."

Tegas Mikail lalu pergi begitu saja membuat Ifa heran. Tapi, Ifa tak menghiraukan sikap Mikail yang sedikit ketus.

Ifa kembali memeriksa berkas yang ada di hadapannya. Ifa tak akan membiarkan perusahaan yang kakek nya bangun hancur begitu saja. Semua salah Ifa dan Ifa akan berusaha memperbaikinya.

Abi Farel sudah berusaha membuat perusahaan jaya dan stabil selama puluhan tahun. Ifa tak akan membiarkan perusahaan ini hancur begitu saja.

Ifa tak menyangka, jika ketidakhadiran dirinya di perusahaan membuat perusahaan terancam bangkrut.

Ifa seolah tak percaya dengan keadaan ini. Membuat Ifa merasa bersalah.

Tak terasa hari sudah siang, tapi Ifa masih belum selesai memeriksa berkas-berkas itu. Ifa berhenti sejenak untuk melaksanakan sholat Dzuhur.

Ifa menatap meja sana, tidak ada makanan sama sekali. Biasanya Mikail sudah menyiapkannya di sana dan Ifa tinggal makan saja. Tapi, kali ini membuat Ifa harus menunggu lama tapi Mikail tak kunjung mengantarkan makanan untuknya.

Ifa merasa heran, tadi sikap Mikail yang sedikit ketus. Kini, Mikail kembali membuat Ifa heran. Apa ada yang salah?

Lagi, Ifa tak berprasangka yang tidak-tidak . Ifa menyangka jika Mikail mungkin saja lupa. Ifa lebih baik memesan saja dari pada menunggu Mikail membawakan ia makanan.

Tak lama, seorang OB mengantarkan makanan untuk Ifa. Ifa makan terlebih dahulu sebelum melanjutkan pekerjaan nya.

Hari-hari yang di lakukan Ifa sekarang begitu. Sibuk dengan pekerjaan nya. Sampai Ifa sendiri seolah lupa akan kejadian yang pernah Ifa alami.

Kesibukan Ifa di kantor mampu mengalihkan rasa sakit hatinya. Ifa mencoba bangkit. Mengingat masih banyak orang yang mendukung dan mencintai Ifa. Apalagi ribuan karyawan juga nasib tergantung pada perusahaan. Ifa harus mengembalikan perusahaan ke titik sebelumnya.

Saking sibuknya, kadang Ifa lembur dan memilih tidur di kantor saja.

Abi Farel dan ummah Sinta tak melarang. Mereka mengerti akan kondisi Ifa. Mereka berharap, Ifa segera bangkit dan melupakan apa yang pernah terjadi.

Abi Farel dan ummah Sinta hanya bisa mendukung apa yang Ifa lakukan. Membiarkan Ifa menyembuhkan luka dengan caranya sendiri.

Bahkan sudah satu Minggu Ifa jarang pulang ke rumah. Kadang membuat ummah Sinta khawatir. Tapi, Abi Farel selalu mencegah ummah Sinta ikut campur. Membiarkan Ifa fokus pada pekerjaan nya. Mungkin dengan itu bisa sedikit mengurangi rasa sakit itu.

Bekerja dan bekerja itulah yang Ifa lakukan. Ifa seolah sudah kembali ke stelan awalnya.

Namun, Ifa sadar jika semuanya terasa berbeda. Entah apa yang berubah. Sekilas, terasa baik-baik saja. Tapi, ada momen di mana Ifa merasa ada sesuatu yang mengganjal tentang sikap Mikail pada nya.

Ifa merasa, Mikail tidak seperti Mikail yang Ifa kenal. Ifa pikir, tidak ada yang berubah. Nyatanya, Ifa semakin sadar jika sikap Mikail padanya benar-benar berubah.

Dari nada bicara yang terasa dingin, bahkan Mikail tak lagi menyiapkan keperluan Ifa. Biasanya, apa-apa selalu Mikail yang menyiapkan sebagai asisten. Tapi, selama seminggu kembalinya Ifa ke perusahaan semuanya tergantikan oleh sang sekertaris. Yang, entah sejak kapan juga ada.

Ingin rasanya Ifa bertanya. Apa yang membuat Mikail begitu. Apa ada masalah atau apa? Sungguh Ifa tak tahu.

Karena penasaran, Ifa memilih menemui Mikail di ruangannya saja. Ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Ifa merasa tak enak. Yakin, jika ada sesuatu yang terjadi yang membuat sikap Mikail berubah.

Namun, baru saja Ifa beranjak. Pintu ruangannya di buka. Nampak Mikail masuk membuat Ifa kembali duduk.

"Ada apa, Ail?"

Tanya Ifa spontan. Entah kenapa Ifa juga merasa sedikit terkejut karena Mikail masuk secara tiba-tiba tanpa mengucap salam terlebih dahulu.

Panggilan itu? Dulu panggilan yang selalu membuat Mikail berdebar. Panggilan sayang Ifa pada Mikail yang sudah Ifa anggap seperti adiknya sendiri.

Tanpa bicara, Mikail memberikan sebuah amplop putih.

"Apa ini?"

Kening Ifa mengerut sambil membolak-balik amplop tersebut.

"Surat pengunduran diri."

Deg!

Ifa tertegun, sampai menjatuhkan amplop tersebut. Bibir Ifa ter-katup rapat. Mencoba mencerna apa yang Mikail ucapkan. Ifa mengangkat pandangannya. Menatap Mikail yang terlihat datar. Bahkan tatapannya begitu dingin tak sehangat dulu.

Hati Ifa tiba-tiba merasa aneh. Tak biasanya Mikail menatap Ifa sedingin itu. Tak ada tatapan hangat seperti biasanya.

"Kenapa?"

Tanya Ifa lilih. Kenapa mendadak seperti ini. Kenapa Mikail harus mengundurkan diri di saat Ifa sedang butuh Mikail. Bukan hanya Ifa, tapi juga perusahaan dan seluruh karyawan.

"Dalam surat itu tercatat. Nona bisa membacanya. Saya permisi."

Mikail memutar tubuhnya. Melangkah keluar ruangan Ifa tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Bersambung ...

Jangan lupa tinggalkan jejak 🙏 🙏 🥰

1
DISTYA ANGGRA MELANI
Oh malang sekli hidup zain kecil, smg hnya prank aja, smg ada kesembuhan untuk baby kecil... Smngt
Siti Wiharti
bagus ceritanya jadi terbawa ikut ngerasa jadi Ifa😭
Rahma Qolayuby: Alhamdulillah, terimakasih kakak. Jangan jadi Ifa ya🤭
total 1 replies
Jumi Saddah
👍👍👍👍👍👍👍👍😍
Jumi Saddah
ntar lahir jgn mirip bapak tpi mirip ibu nya,,,
Rahma Qolayuby: Aamiin 🥰
total 1 replies
Diah Bundayaputri
dasar biadab😡😡😠😠😠👹👹👺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!