Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Angga dapat lampu hijau dari Irawan
Kecelakaan yang menimpa Arumi.Ternyata Irawan sudah meminta pihak polisi menyelidiki siapa yang telah sabotase rem mobil Alphard tersebut.Sebagai ayah, dia tidak terima jika ada orang yang ingin menyingkirkan putrinya hingga pelakunya harus ditangkap.Itulah Irawan, sosok Ayah yang tegas tapi peduli.
Angga sebagai pemilikan mobil Alphard tersebut mendapatkan surat panggilan dari kantor polisi untuk diminta keterangannya.
"Kenapa mobil anda remnya bisa blong?"tanya pak polisi dengan menginterogasi Angga.
"Mana aku tahu,Pak," jawab Angga tidak tahu menahu tentang rem mobilnya yang blong.Dia pikir itu murni kecelakaan.
Namun, pria itu ikut prihatin karena kecelakaan itu membuat sopirnya meninggal di tempat.
"Lah...itu mobil anda?" tanya Pak Polisi seperti menyudutkan Angga.
" Benar.Tapi apa hubungannya,Pak Polisi?"Angga bingung dengan pertanyaan Pak Polisi
"Kami menemukan keanehan dalam selang rem mobil anda yang terpotong seperti irisan benda tajam hingga terjadinya kecelakaan karena remnya blong."
" Jadi, pak polisi menuduh aku yang melakukannya? Bagaimana mungkin? Aku mencelakai wanita yang aku cintai ," tegas Angga yang terbawa emosi.
" Kami tidak menuduh,kami hanya mencurigai," sahut Pak Polisi.
" Itu sama saja, Pak Polisi.Mohon..kerja samanya.Itu mobil aku dan itu rusak parah bahkan sopir aku meninggal.Aku mau pelakunya segera ditangkap!"
" Baik kami akan mencari pelakunya.Ini kunci dan STNK mobil anda." Polisi menyodorkan barang milik Angga.
" Terima kasih,Pak."
Saat Angga berbalik badan.Sontak pria itu kaget melihat keberadaan Irawan di kantor polisi yang kini menatap tajam dirinya.Entah sejak kapan ayah Arumi berdiri di sana.
Lalu pria paruh baya itu menggenggam pergelangan tangan Angga begitu erat.
"Ikut dengan ku sekarang! Aku perlu bicara sama kamu!"
Angga hanya pasrah, tangan dia digenggam bahkan tidak menolak pergi dengan ayah Arumi.Ternyata Irawan membawa Angga masuk ke dalam mobilnya.
'Apa ya... yang ingin dibicarakan Irawan padaku?' batinnya.
"Aku sudah mendengar semuanya? Aku minta maaf.Aku sempat mencurigai dirimu telah sabotase mobil yang ditumpangi putriku.Tapi aku salah mencurigai seseorang yang ternyata mencintai putriku sendiri." Irawan menyesal sudah berburuk sangka pada Angga.
' Bagaimana ini? Apa aku jujur saja?' batin Angga yang nampak tegang dan gugup.
"Apa kamu serius mencintai putriku?" tanya Irawan untuk memastikan.
Angga menghela napas panjang." Sebetulnya sudah lama aku mencintai Arumi.Hanya saja, aku tidak pernah mengungkapkan perasaan ku padanya."
"Jika benar seperti?Aku mendukung kamu bersama putriku asalkan dia juga mencintai kamu.
" Benarkah?" Angga nampak bahagia.
Irawan menjawab dengan anggukan kepala."Aku ingin mengundang kamu makan malam di rumahku, ajak juga keluargamu.Aku ingin membicarakan tentang kerjasama dengan ayahmu yang sebelumnya aku tolak.
"Baik, akan aku sampaikan."
Ini adalah awal yang baik untuk Angga.Dia mendapatkan lampu hijau dan itu sangat menguntungkan dalam percintaan dan bisnisnya.
+++++
"Apalagi yang kamu tunggu?Cepat buka pintunya! Aku mau keluar !" titah Arumi.
" Biar aku yang antar kamu pulang!" tawar Gilang.
" Tidak perlu! Aku bisa pulang sendiri," tolak Arumi hingga Gilang menekan remote mobilnya.
Setelah itu, Arumi keluar.Sebenarnya pria itu berat meninggalkan Arumi di pinggir jalan.Namun,wanita itu menyuruhnya untuk pergi.
Sementara Adit yang tadi kehilangan jejak mobil Gerry justru melihat Arumi berdiri di pinggir jalan hingga menghentikan mobilnya.
"Apa pria itu menyakiti,Non Arumi? tanya Adit yang nampak khawatir dengan anak majikannya.
"Dia tidak menyakiti ku.Jangan sampai ayahku sampai tahu hal ini!Sekarang antar aku pulang!" titah Arumi hingga mereka pergi.
+++++
Sementara Angga sudah tiba di rumah nampak senyum-senyum sendiri saat memasuki rumah.
" Lihat kelakuan putra sulung kamu! Entah dia kesambet apa?" kata Dewi yang lagi duduk di sofa hingga Baskoro menegur putranya yang lagi lewat di hadapannya.
" Ga, kamu kenapa?" tanya Baskoro dengan menatap putranya.
Lalu Angga duduk di samping ayahnya." Aku punya kabar bahagia. Kalian pasti senang mendengarnya."
"Hem... kabar bahagia apa,Ga?" tanya Dewi penasaran.
Angga kemudian menjelaskan.Hanya saja, pria itu tidak mengatakan tentang Irawan yang mendukung dirinya bersama Arumi.Karena saat ini, dia ingin sembunyikan hal itu dari Ayah dan maminya sebelum dia mendapatkan jawaban dari Arumi.
Tentu saja, Baskoro senang mendengar hal itu, karena itu yang di harapkan hingga setuju untuk pergi makan malam di rumah Irawan.
"Ayah benar bangga sama kamu.Berbeda dengan adik kamu yang tidak bisa diandalkan sama sekali.Dia hanya bisa berkeluyuran,"ucap Baskoro dengan menepuk pundak Angga.
" Jadi ayah tidak melarang aku lagi bertemu Arumi?" tanya Angga memastikan.
Karena tidak punya alasan lagi hingga Baskoro membiarkan Angga untuk bertemu Arumi kapan saja.
Tetapi Gilang yang sudah tiba di rumah mendengar perkataan ayahnya,itu sangat menyakiti hatinya.Karena cuma Angga yang selalu di puji dan dibanggakan oleh ayahnya.Padahal di luar negeri, dia membantu menjalankan perusahaan ayahnya dengan menjual produk berbagai tempat.Seakan itu tidak ada artinya untuk ayahnya.
BRUK!
Karena kesal, Gilang sengaja menyenggol vas bunga di samping dia membuat Dewi sontak beranjak dari tempat duduknya.
" Astaga! Kamu merusak vas bunga Mami,Lang? Apa kamu tahu harga vas bunga itu ratusan juta?" pekik Dewi.
"Aku tidak peduli,Mi" bentak Gilang.
" Kenapa sih kamu pulang langsung marah?Seharusnya kamu itu mencontoh kakak kamu Angga." kata Dewi membuat Gilang semakin marah.
" Angga lagi, Angga... lagi yang kalian sebut dan banggakan.Jadi aku ini bukan putra yang berguna, gitu? Atau jangan-jangan aku ini bukan anak kandung kalian?" pikirnya.
Plakk....
Tamparan keras mendarat di wajah Gilang, itu membuat Dewi dan Angga tercengang.Ternyata Baskoro mulai geram melihat putra bungsunya bicara tanpa karuan.
" Ayah, tega menamparku?" ucap Gilang sambil menyentuh pipinya yang terasa sakit dan perih atas perbuatan ayahnya.
"Biar kamu sadar, agar tidak jadi anak pembangkang! " tegas Baskoro.
Rahang Gilang mengeras dengan bola matanya memerah karena menahan emosi hingga pria itu cabut dari hadapan ayahnya tanpa mengatakan apapun.Saat masuk di dalam kamar, Gilang nampak sengaja membanting pintu hingga terdengar begitu jelas.
Hal itu, membuat Baskoro menggelengkan kepalanya.Entah kenapa Gilang mudah sekali marah, jika sudah diperbandingkan oleh Angga.Padahal dia hanya ingin Gilang seperti Angga.
+++++
Sementara Irawan sengaja datang ke rumah Gerry ,supaya menandatangani surat perceraian yang sudah ditandatangani oleh Arumi.
"Cepat tanda tangan!" titah Angga.
"Tidak akan, aku tanda tangan!" tolak Gerry.
"Hem.. kamu pilih uang 2M ini atau tanda tangan." Irawan memberikan tawaran yang sangat menggiurkan hingga tatapan Gerry berbinar saat melihat uang sebanyak itu.
Hal itu, membuat Gerry terdiam dan bingung harus memilih yang mana.
Tetep berusaha saling percaya dan menyemangati Arumi bersama Angga ...hati" jng mudah luluh dan waspa ma gilang laki" pecundang tempat ttp sampah
kayak gaji umr staff biasa..