Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 19
“Tuan muda anda baik-baik saja,”ucap Ben yang merasa gelisah.
“Aku baik saja, hanya saja bagaimana ini bisa terjadi?,”ucap Charlie dengan wajah marah dengan ada kerutan yang tampak urat nadi terlihat di wajahnya.
“Saya akan memeriksanya,”ucap Lato segera memeriksa tubuh si pembunuh.
“Tuan lihat ini,”ucap Charlie mendekat ke arah Lato yang menemukan sesuatu.
Charlie melihat dengan seksama ada sebuah lingkaran sihir yang membuat dia sedikit kesal. “Ini adalah perjanjian sihir,”ucap Charlie.
“Itu benar tuan muda. Jadi kita tidak bisa mendapatkan apa-apa karena pembunuh ini mengaktifkan sihirnya karena sudah melanggar kontrak. Jadi sekarang bagaimana?,”ucap Lato.
“Mau bagaimana lagi kita tidak bisa menemukan sesuatu bukan. Tapi kita tahu kalau orang yang mengincar Eliza adalah orang terdekat kita yang menginginkan posisi nyonya di rumah ini,”uca[ Charlie yang tersadar karena sesuatu.
Dimana bayangan tentang Fayza yang mendesak dia untuk menceraikan dia. Termasuk bayangan hal lain yang tidak terduga.”Itu tidak mungkin dia. Bagaimana dia bisa melakukan ini kepada sahabatnya sendiri. Itu pasti hanya kesalahpahaman saja,”kata Charlie yang tidak ingin mengakui apa yang sudah dia ketahui.
“Tuan anda baik-baik saja,”ucap Nezo.
“Aku baik-baik saja, untuk sekarang awasi saja pergerakan Eliza dan satu lagi aku ingin ada mata-mata yang juga mengawasi Fayza,”ucap Charlie yang tidak mau dia harus mengamati kedua wanita di dekatnya.
“Aku ingin kalian melakukan dengan diam-diam jangan sampai ada orang luar tahu tentang semua ini,”ucap Charlie lagi membuka mulutnya. Semua mengangguk dan meninggalkan sel penjara.
“Sudah ada dua korban yang menutup kebenaran ini. Ini memang aneh. Apa Fayza ada di balik semua ini. Tapi kenapa dia melakukan semua ini. Aku haru sabar menuggu jawaban yang pasti,”batin Charlie sambil berjalan menuju ruang kerja.
Di kediaman Count tempat tinggal Fayza mendapatkan kabar kalau pembunuh yang dia kirim sudah mati.”Sial gagal lagi kenapa dia selalu beruntung. Kalau begini rencanaku akan gagal bukan,”ucap Fayza sambil menggigit ujung jarinya karena merasa gelisah.
Tapi disaat yang sama tuan muda Merques mengirim surat kepada Fayza. Dimana dia ingin bertemu dengan Eliza setelah lama tidak melihatnya. Fayza mendapatkan surat itu segera tersenyum.”Kurasa aku bisa membuat ide lain sekarang. Eliza aku akan memperlihatkan dimana posisi kamu berada,”ucap Fayza.
Setelah membalas pesan kepada tuan muda Merques Fayza mengirim pesan kepada Charlie kalau dia akan datang berkunjung bersama seseorang. Dimana nama orang yang bersama dengan Fayza di rahasiakan. Pagi datang surat yang di kirim oleh Fayza sudah sampai di tangan Charlie.
“Siapa yang akan datang bersama dengan Fayza?,”ucap Charlie yang merasa penasaran. Tapi dia mencoba tetap untuk tenang. Di ruangan kamar utama Eliza terbangun dan melihat sekitarnya,”Ini ada dimana?.”
“Nyonya anda sudah bangun, bagaimana kondisi anda?,”ucap Jeni yang masuk ke dalam ruangan.
“Jeni ini ada dimana?,”ucap Calsida.
“Ini ada di kamar utama. Tuan muda yang mengantarkan anda ke sini karena kamar anda berantakan untuk saat ini,”ucap Jeni menjelaskan kondisinya.
“Kapan aku bisa kembali ke kamarku Jeni. Aku merasa tidak enak jika aku tinggal di sini,”ucap Calsida dengan wajah murung.
“Kamu ingin kembali ke kamar kamu yang sudah hancur itu,”ucap Charlie masuk ke dalam kamar.
“Suamiku kamu di sini,”ucap Calsida segera berdiri dari kasur. Tapi sebelum dia berdiri di tahan oleh Charli.
“Kamu tetap duduk saja, kemarin kamu baru saja mengalami hal buruk,”ucap Charlie dengan penuh perhatian.
“Aku baik-baik saja kok suamiku,”ucap Calsida menatap dengan wajah serius.
“Kamu ini keras kepala apa. Kamu istirahat saja di sini untuk sementara,”ucap Charlie kepada Eliza.
“Tapi bagaimana dengan pekerjaanku,”ucap Calsida.
“Nyonya tidak usah khawatir semua pekerjaan anda sudah di letakan di ruang kerja anda yang ada disebelah tempat tuan,”ucap Bian yang masuk ke dalam kamar.
“Apa?,”ucap Calsida dengan wajah terkejut.
Charlie segera pergi meninggalkan mereka bertiga. Eliza yang terdiam melihat Charlie pergi. Bian dan Jeni yang membantu urusan Eliza hanya menatap dengan diam.
“Kalian kenapa menatap aku seperti itu. Apa ada hal yang aneh dengan diriku?,”ucap Calsida menyentuh wajahnya yang sedikit memerah. Jeni dan Bian hanya tersenyum melihat Eliza yang tampak kasmaran kepada Charlie.
“Sudahlah, Jeni bantu aku bersiap-siap ya aku ingin sarapan di ruang makan,”kata Calsida.
“Baik nyonya,”ucap Jeni segera menyiapkan keperluan Eliza segera mungkin.
“Nyonya saya tunggu anda di ruang kerja ya,”ucap Bian yang segera pergi.
“Baiklah,”ucap Calsida melihat Bian pergi. Eliza segera berdiri dan membasuh mukanya dengan air hangat. Jeni yang telah selesai menyiapkan pakaian untuk pagi itu segera menatap rambut dan wajah Eliza dengan senang hati.
“Ayo kita pergi ke ruang makan Jeni,”ucap Calsida yang telah selesai. Jeni hanya menganggu saja hingga mereka berdua pergi bersama. Tapi saat di tengah jalan Nezo datang untuk bertugas. Akhirnya mereka bertiga berjalan bersama menuju ruang makan.
“Terima kasih ya Nezo kamu sudah membantuku kemarin malam. Jika tidak ada kamu disana mungkin aku tidak bisa berjalan di lorong ini,”ucap Calsida dengan ramah.
“Itu adalah tugas saya. Saya juga minta maaf karena sudah terlambat untuk datang menolong nyonya. Jika anda ingin menghukum saya. Saya terima,”ucap Nezo.
“Hukuman apa yang kamu maksudkan. Kamu saja sudah menolongku,”ucap Calsida melihat ke wajah Nezo yang terlihat murung.
“Anda tidak akan menghukum saya nyonya,”ucap Nezo melihat ke arah Eliza. Dimana kedua mata saling bertemu tampak wajah ramah dan tersenyum di perlihatkan oleh Eliza. Membuat Nezo merasa terpanah tapi itu hanya untuk saat. Karena mereka sudah sampai didepan ruang makan.
Eliza masuk ke dalam ruangan sudah tampak Charlie yang menuggunya.”Suamiku kamu sudah datang ke sini,”ucap Calsida datang mendekat.
“Kenapa kamu datang ke sini. Apa tubuh kamu akan baik-baik saja,”ucap Charlie yang terkejut dengan ke datangan Eliza.
“Aku baik-baik saja. Jadi kamu tidak usah khawatir denganku. Tapi bagaimana dengan pembunuhnya apa dia membuka mulutnya,”ucap Calsida mencari tahu.
“Dia sudah terbunuh,”ucap Charlie yang terus terang.
“Apa terbunuh bagaimana bisa. Apa yang sebenarnya terjadi kepada dia?,”kata Calsida yang merasa ada yang aneh.
“Kamu tidak usah pikirkan itu. Itu akan menjadi urusanku saja. Kamu fokus saja pada diri kamu sendiri saja,”ucap Charlie dengan santai.
“Maksud kamu aku tidak boleh ikut campur dalam masalah hutang kediman duke,”ucap Calsida. Charlie mendengar itu menghentikan makanannya. Dia melihat ke arah Eliza yang masih santai makan disampingnya.
“Kamu tahu tentang hutang itu Eliza,”kata Charlie.
“Tahu akukan yang mendatang ulang tentu saja aku tahu. Kamu ini aneh Suamiku,”ucap Calsida menatap balik dengan wajah bingung.
“Ohhh itu benar aku lupa,”ucap Charlie yang sadar kembali.
“Jadi apa kamu bisa memberikan solusi untuk membayar hutang itu?,”kata Charlie kembali makan dengan tenang.
“Untuk masalah itu aku harus mendata ulang bisnis yang kamu jalankan selama ini. Di tambah lagi aku ingin melihat wilayah kita apa bisa Suamiku,”ucap Calsida yang ingin mencari informasi dan membantu mendata ulang wilayah.
“Tentu saja hanya saja untuk sekarang ini kondisi wilayah kita dalam masalah karena penggelapan dana dan hal lain. Apa kamu tidak masalah tentang semua itu,”ucap Charlie.
“Itu tidak masalah. Tapi tidak untuk sekarang. Aku akan membaca semua dokumen yang belum selesai aku baca,”kata Calsida. Charlie hanya diam saja hingga ruang makan tampak damai dan tenang. Tapi apa yang akan terjadi setelah ini?.