🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27 - Double Kill
Dara seketika cemberut. Apalagi saat dia melihat bagaimana cara Amanda memandangi Elang. Amanda tampak memandangi Elang sambil menopang dagu dengan satu tangan.
Sementara Elang sendiri, dia mulai menjelaskan materi untuk Amanda. Saat baru sadar dengan tatapan Amanda, barulah dirinya berhenti. Elang memukul pelan kepala cewek tersebut.
"Kau mendengarkan atau tidak?!" timpal Elang. Ia memilih mengabaikan keberadaan Dara. Toh gadis itu juga bersikap seolah tak memperdulikannya.
"Iih... Kok aku dipukul sih," tanggap Amanda dengan nada manja. Sukses membuat Dara semakin panas.
"Murid yang nakal emang pantas dipukul. Yang serius ah!" tegas Elang.
"Ya udah, kalau begitu aku serius dengan perasaanku sama Kak Elang!" ungkap Amanda.
Plak!
Dara tiba-tiba memukulkan tangan ke meja. Sontak Elang dan Amanda kaget akan hal tersebut. Keduanya segera menatap Dara.
"Apaan sih, Ra! Bikin kaget aja tahu nggak!" tukas Amanda.
"Ada nyamuk!" ujar Dara berkilah. Padahal dia melakukan itu hanya untuk menghentikan interaksi mesra Amanda dan Elang.
Elang tersenyum tipis ketika melihat wajah cemberut Dara. Dari sikap gadis itu setidaknya dia tahu kalau Dara sedang cemburu.
Setelah tenang, Elang kembali menjelaskan materi. Bersamaan dengan itu, ponselnya tiba-tiba bergetar. Namun Elang memilih mengabaikannya.
Dara merapatkan mulutnya kesal. Diam-diam kakinya bergerak untuk menyentuh kaki Elang.
Sadar kakinya disentuh, Elang segera menatap Dara. Dia melihat gadis tersebut mengangkat ponselnya untuk memberitahukan bahwa dirinya baru mengirimkan pesan.
Sambil mendengus kasar, Elang periksa ponselnya. Dia membaca pesan Dara.
'Kau mending berpura-pura ada hal mendesak agar kita bisa secepatnya bicara!' Begitulah bunyi pesan Dara.
Elang segera membalas, 'Sorry, tapi aku akan kehilangan gajiku kalau terlalu cepat pergi.'
Usai membalas pesan Dara, Elang kembali menjelaskan materi untuk Amanda.
Dara segera membaca pesan Elang. Ia tentu tambah kesal. Dara lantas mengirim pesan lagi pada cowok itu.
'Nanti aku akan ganti uangnya!' tulis Dara.
Dengan cepat Elang membalas, 'Uang jajanmu sedikit. Itu akan menyusahkanmu. Pokoknya tunggu saja sampai selesai.'
"Dara, kenapa kau tidak ikut belajar saja bareng Amanda. Aku nggak nyaman sejak tadi lihat kau main hp terus," tegur Elang. Ia sengaja melakukan itu agar Dara berhenti kesal.
"Bukankah tadi katanya kau hanya ingin mengajari Amanda?" tanggap Dara sinis.
"Terserah kau. Aku hanya menyarankan," sahut Elang.
"Sudah, sudah... Ayolah, Ra. Aku tahu kamu pintar, tapi belajar bareng itu seru loh," kata Amanda.
"Aku mau ke toilet!" ujar Dara sembari bergegas beranjak meninggalkan pavilion.
Kini tinggal Elang dan Amanda berduaan. Tanpa diduga, Amanda menarik Elang mendekat. Posisi wajahnya dan wajah cewek itu hanya berhelatkan beberapa senti.
"Aku sebenarnya kesal dia datang ke sini hari ini. Karena hari ini seharusnya aku akan memulai pendekatan denganmu!" ungkap Amanda.
"Hah? Kau--" Ucapan Elang terpotong tatkala Amanda membekap mulutnya dengan ciuman. Mulut cewek tersebut perlahan mulai memagut bibir Elang.
Namun itu tak berlangsung lama, karena buru-buru Elang mendorong Amanda menjauh. Hingga tautan bibir mereka pun terlepas.
"Apa kau gila? Bagaimana kalau kedua orang tuamu melihat?!" timpal Elang.
"Jadi kalau mereka nggak bisa lihat berarti boleh dong," ucap Amanda.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Kalau kau tidak serius belajar, sebaiknya aku pulang saja," sahut Elang.
"Dih! Kak Elang sok-sokan nggak tertarik. Padahal suka kan dapat ciuman dari aku?!" balas Amanda.
Elang tak menjawab karena ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mendapatkan telepon dari Rilly.
"Aku mau terima telepon dulu." Elang terpaksa beranjak dari hadapan Amanda karena takut pembicaraannya dan Rilly didengar. Terlebih jika perempuan itu membahas tentang pekerjaan.
Elang terus berjalan menjauh dari area pavilion. Hingga seseorang tiba-tiba menariknya ke balik tembok. Ia tidak lain adalah Dara. Elang otomatis terpaksa mematikan telepon Rilly.
"Sejak kapan kau kerja jadi guru les, hah?!" timpal Dara dengan raut wajah kesal. Hidungnya tampak kembang kempes karena nafas yang memacu cepat.
Elang tersenyum miring. "Itu sebenarnya bukan hal penting untukmu kan? Yang penting untukmu adalah seberapa keras Amanda mendekatiku. Oh iya, saat kau pergi tadi, dia nyosor bibir aku," tukasnya.
Dara menggigit bibir bawahnya. Perkataan Elang itu membuat hatinya semakin memanas. Alhasil Dara tarik kerah baju Elang dan langsung mellumat bibir cowok tersebut.
Di pavilion, Yolanda berjalan mendekati Amanda sambil membawa nampan berisi cemilan. Matanya mengedar ke segala arah karena berusaha mencari berondongnya. Akan tetapi Elang tak terlihat dimana-mana.
aneeeh...