Nadif, seorang pria tampan berusia 30 tahun yang hidupnya miskin dan hancur akibat keputusan-keputusan buruk di masa lalu, tiba-tiba ia terbangun di Stasiun Tugu Yogyakarta pada tahun 2012- tahun di mana hidupnya seharusnya dimulai sebagai mahasiswa baru di universitas swasta ternama di kota Yogyakarta. Diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya, Nadif bertekad untuk membangun kembali hidupnya dari awal dan mengejar masa depan yang lebih baik.
Karya Asli. Hanya di Novel Toon, jika muncul di platform lain berarti plagiat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernicos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nadif - Bab 19: Meet Up!
Di sebuah sore yang hangat, Jessy berdiri di depan cermin kamarnya, merapikan rambutnya yang panjang dan lurus. Ia menatap wajahnya yang tampak bersemangat dengan sedikit rasa gugup. Hari ini bukan sekadar hari biasa; ada misi khusus yang ingin ia jalankan.
Sudah lama ia ingin mempertemukan dua sahabatnya, Anggun dan Diva, dengan sahabat-sahabat Nadif, Ryo dan Rama. Meski Nadif belum sepenuhnya tahu tentang rencana ini, Jessy yakin semuanya akan berjalan lancar.
Dengan cepat, Jessy mengetik pesan di grup kecil mereka.
"Anggun, Diva, kalian udah siap buat nanti malam? Aku udah atur tempat di L*genda Café."
Pesan Jessy segera mendapat balasan dari Anggun,
"Siap, Jess! Aku masih bingung mau pake outfit apa. Kita santai atau gimana nih?"
Diva ikut menanggapi,
"Santai tapi stylish lah ya. Aku gak mau keliatan overdressed, tapi juga gak mau keliatan biasa-biasa aja."
Jessy tersenyum kecil melihat kekhawatiran kedua sahabatnya. Anggun dan Diva memang berbeda dari teman-teman lainnya. Mereka tidak hanya cantik, tapi juga cerdas dan selalu punya caranya sendiri untuk menarik perhatian orang.
Jessy merasa mereka cocok banget buat Ryo dan Rama. Dengan keyakinan penuh, Jessy membalas,
"Santai aja, tapi tetep stylish. Lagian, ini bukan cuma soal nongkrong, kan? Kita mau bikin kesan pertama yang bagus."
Setelah memastikan semuanya sudah siap, Jessy membuka aplikasi Line dan mengirim pesan ke Nadif.
"Sayang, aku udah atur buat kita nongkrong di L*genda Café malam minggu ini. Aku pengen ngenalin Anggun dan Diva ke Ryo sama Rama seperti yang mereka minta waktu itu di kantin. Kamu bisa kan?"
Nadif yang sedang duduk di depan laptopnya hanya melirik sekilas pesan dari Jessy. Dia lagi asyik memantau statistik channel Yo*Tube-nya yang terus meningkat dengan pesat. Grafik yang menunjukkan kenaikan jumlah subscriber dan total tayangan kontennya membuat Nadif merasa puas.
Penghasilan dari channel-nya kini bukan lagi sekadar uang jajan, tapi sudah bisa dianggap sebagai penghasilan serius. Dia tersenyum sambil membayangkan masa depan yang lebih cerah, semua berkat kerja kerasnya di dunia musik dan konten digital.
Di sela-sela rasa puas itu, tiba-tiba Nadif teringat masa lalunya. Kunjungannya ke Jogja kembali di tahun 2023 selama beberapa hari, dan kembali lagi ke Jakarta setelah urusanya sudah kelar.
Banyak yang berubah di kota ini di tahun 2023. Jalanan yang dulu dia kenal selama masih tinggal di Jogja, sudah dipenuhi dengan bangunan-bangunan baru, fasilitas umum yang lebih lengkap, dan tentu saja, cafe-cafe keren yang tersebar di mana-mana. Suasana kota ini jadi lebih hidup, penuh dengan anak muda yang menikmati malam bersama teman-teman mereka di berbagai sudut Jogja. Nadif tersenyum tipis saat mengingatnya.
Di tahun 2012, ketika dia masih kuliah, Jogja sangat berbeda. Waktu itu, hanya ada sedikit tempat nongkrong yang layak. Bahkan di sekitar kampusnya di Jalan Kaliurang, nyaris tidak ada cafe yang bisa dijadikan tempat berkumpul.
Mereka yang ingin nongkrong biasanya memilih untuk turun ke pusat kota. Satu-satunya tempat yang selalu jadi andalan anak muda kala itu adalah L*genda Café, sebuah cafe yang terletak di daerah Kota Tua. Tempat itu punya sejarah tersendiri bagi Nadif. Di sana, dia pertama kali bertemu dengan Nia, mantan istrinya di kehidupan sebelumnya.
Nadif dan Nia dikenalkan oleh Dewi, pacar dari sahabatnya Nadif, si Guntur yang waktu itu datang dengan Dewi yang mengajak Nia untuk ikut ke L*genda Café. Pertemuan yang awalnya biasa saja ternyata membawa mereka pada hubungan yang panjang, sampai akhirnya berumah tangga dan mempunyai dua anak, tetapi kemudian bercerai di tahun 2024.
Sekarang, Nadif merasa sedikit kangen dengan suasana di L*genda Café. Tempat itu penuh dengan kenangan, tapi dia yakin pertemuan kali ini akan memberikan memori baru yang berbeda.
"Oke, sounds good. Kita ketemuan di Legend Café aja," balas Nadif akhirnya kepada Jessy.
####
Malam minggu tiba dengan cepat.
Jessy, Anggun, dan Diva tiba lebih dulu di Legend Café. Suasana cafe dengan sentuhan vintage yang kuat di setiap sudut ruangan. Lampu-lampu berwarna kuning hangat menciptakan atmosfer yang cozy dan romantis. Jessy memilih meja di sudut yang nyaman, tidak terlalu jauh dari jendela besar yang menghadap ke jalanan kota. Ia tahu tempat ini akan memberikan suasana yang pas untuk percakapan santai dan perkenalan.
"Duh, tempatnya nyaman banget, ya," ujar Diva sambil mengamati dekorasi ruangan. Tangannya memainkan gelang di pergelangan tangan kirinya, sebuah kebiasaan yang selalu muncul saat dia merasa sedikit gugup.
Anggun mengangguk,
"Iya, suka banget suasananya. Eh, kira-kira Ryo sama Rama bakal suka sama kita gak ya?"
Jessy tersenyum kecil, mencoba menenangkan Anggun yang biasanya cukup percaya diri.
"Tenang aja. Mereka berdua orangnya asik kok. Ryo tuh kadang suka konyol dan rada random, tapi kalau udah kenal dia seru banget. Rama lebih kalem, tapi tetap bisa diajak ngobrol."
Diva yang sejak tadi hanya mendengarkan akhirnya angkat bicara,
"Konyol gimana maksudnya?"
"Kalian nanti lihat sendiri deh," Jessy menjawab sambil tertawa. Ia sendiri tak sabar melihat reaksi Anggun dan Diva ketika bertemu dengan Ryo yang penuh kejutan.
Sementara itu, di tempat lain, Nadif bersiap berangkat ke L*genda Café. Dia dijemput oleh Ryo dan Rama dengan mobil Inova milik Rama. Sepanjang perjalanan, Ryo yang duduk di kursi penumpang depan tidak berhenti berbicara, membuat suasana di dalam mobil jadi riuh.
"Dif, lo pernah kepikiran gak kalau kucing di Jogja kayaknya lebih bahagia daripada kucing di Jakarta?" Ryo bertanya tiba-tiba dengan nada serius, seakan-akan topik itu benar-benar penting.
Nadif yang tadinya sedang melamun hanya bisa menatap Ryo dengan bingung,
"Hah? Apaan sih lo ngomongin?"
Rama yang mengemudi hanya tertawa sambil menggelengkan kepala.
"Udah, Dif. Biasa, Ryo emang suka ngomong yang random-random gitu."
Meski Nadif sudah terbiasa dengan kelakuan aneh Ryo, tetap saja pertanyaan itu membuatnya sedikit terganggu dari lamunannya. Pikirannya kembali pada kenangan di L*genda Café, tempat di mana dulu ia sering nongkrong bersama teman-temannya. Seperti sebuah film yang diputar ulang, bayangan tentang pertemuan pertamanya dengan Nia kembali memenuhi pikirannya. Nadif terdiam sejenak, membiarkan rasa nostalgia itu menyelimuti dirinya.
Namun, lamunan itu tak bertahan lama. Mobil mereka sudah sampai di L*genda Café, dan pemandangan familiar di depannya mengingatkan Nadif bahwa saat ini adalah realita yang harus dia hadapi.
"Woi, dah sampe nih! Ngelamun aja lo," suara Ryo yang tiba-tiba mengejutkan Nadif.
"Oh iya, sorry. Cuma kepikiran sesuatu aja," jawab Nadif sambil menghela napas. Ryo dan Rama yang sudah tahu kebiasaan Nadif tidak bertanya lebih jauh. Mereka bertiga keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam café.
Begitu memasuki café, Nadif langsung mencari meja Jessy dan teman-temannya. Di sudut ruangan yang nyaman, dia melihat Jessy melambai ke arahnya, tersenyum hangat. Jessy terlihat cantik seperti biasa, tapi malam ini, Nadif merasa ada sesuatu yang lebih dari biasanya. Di sebelahnya, Anggun dan Diva juga tampak anggun dan menawan. Kedua sahabat Jessy ini juga mempunyai pesona yang kuat, dan Nadif bisa melihat kenapa Jessy ingin mengenalkan mereka kepada Ryo dan Rama.
Kita sebagai pembaca seolah dibawa oleh penulis buat ngerasain apa yg Nadif alamin. Keren bangettt 🌟🌟🌟🌟🌟
semangat berkarya ya thor🙏🏽
#Gemes aku bacanya klw MC-nya Naif kaya gini.
Harusnya MC lebih Cool dan benar2 fokus memperbaiki diri, bahagiain keluarga, memantapkan karirnya. Jangan diajak2 RUSAK, malah mau...🙄