🏆Juara 1 You Are A Writer 2024 Genre Pria🏆
Xiao Chen, seorang pendekar muda yang sejak kecil dihina karena lahir dari seorang ibu yang menikah secara tertutup dengan anggota Klan yang berseberangan.
Sebagai seorang anak laki-laki ia diperlakukan seperti anak perempuan di rumah keluarga besarnya di Klan Xiao. Ia mengikuti marga ibunya dan menjadi anak yang menyendiri sejak kecil.
Hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan, ruang penyimpanan rahasia keluarga Xiao terbuka saat ia sedang bertugas membersihkannya. Sebuah kekuatan ajaib memasuki tubuhnya, kekuatan gelap yang haus akan darah dan juga pertempuran.
Keadaan ini mengubah kepribadian Xiao Chen, membawanya ke petualangan bertemu dengan ayah kandungnya. Di saat itulah keajaiban lain terjadi, energi hitam di tubuh Xiao Chen menghilang dan menjadikan ia memiliki kesadaran untuk bertanggungjawab atas perbuatan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota Dongwu
"Suamiku, siapa sebenarnya Ye Chen itu?" tanya Lin Shuwan penasaran.
Sejak awal kedatangan ye Chen ia tidak pernah peduli, ia hanya menganggap jika Ye Chen hanya seorang yatim piatu yang hidup tidak jelas dan meminta belas kasihan suaminya.
"Dia adalah penerus Klan Ye, seharusnya Klan Ye saat ini menjadi keluarga terkuat dan terbesar di Xinjiang. Bahkan aku juga baru tahu jika Ye Chen adalah orang yang bertanggungjawab atas pembantaian ribuan orang di Klan Xiao" ucap Qin Chenyu dengan nada berat.
Ia tidak membayangkan bagaimana seorang pemuda yang belum berusia dua puluh lima tahun itu tumbuh menjadi monster yang sangat menakutkan.
"Benarkah seperti itu?" tanya Lin Shuwan ketakutan.
Bahkan Lin Soang dan Qin Yu ikut mendengarkan dengan serius, ia tidak menduga jika lelaki yang mereka sepelekan ternyata memiliki masa lalu yang tidak pernah mereka gambarkan.
"Sebelumnya ia kehilangan ingatan, tetapi sekarang saat ingatannya kembali tidak ada yang bisa menghalanginya. Putriku, kau baru saja melewati kesempatan terbaikmu, kau takkan pernah bisa menemukan sosok luar biasa seperti itu. Asal kamu tahu saja, jika ia adalah sosok yang menghancurkan kelompok pemberontak Xigua seorang diri" ucap Qin Chenyu sambil menghela napas panjang, lalu ia pergi bersama warga untuk membereskan bekas kekacauan.
Semuanya kembali tercengang, tetapi tidak ada yang dapat mereka lakukan. Bahkan menyesal pun tidak berguna, mereka benar-benar merasa bodoh pada saat ini.
Sementara itu Ye Chen tengah berjalan dengan cepat, dari satu titik ke titik lainnya ia bergerak seperti hantu di siang hari. Seorang pemuda dengan pakaian berwarna merah terus bergerak dengan cepat, satu langkahnya sebanding seribu langkah orang biasa, teknik bayangan hitam melesat dengan cepat memecah tekanan udara yang berhembus. Ia sangat dominan sebagai pendekar muda, dengan pedang menggantung di punggungnya terlihat jelas tentang kharismanya.
Tidak lama kemudian Ye Chen tiba di daerah ramai, Kota kecil yang biasanya menjadi tempat transaksi kebutuhan orang-orang dari desa Caihong. Tempat ini dinamakan Kota Dongwu, melalui Kota ini juga Ye Chen akan melanjutkan perjalanannya menuju Xinjiang.
Saat ini di sebuah alun-alun tempat Ye Chen menjual kudanya saat akan ke Desa Caihong dahulu, kini tengah dikerumuni oleh banyak orang.
Ye Chen mengerutkan dahinya, ia melihat seorang wanita yang tengah diikat pada sebuah pilar yang terbuat dari kayu besar. Wanita itu masih terlihat muda, pakaiannya juga terlihat bagus menandakan jika ia bukan berasal dari Kota Dongwu.
"Apa yang terjadi?" tanya Ye Chen kepada salah seorang warga.
"Apakah tuan muda tidak tahu? Nona tersebut merupakan tangkapan dari kelompok Xigua. Siapapun yang berhasil membayarnya dengan nilai tinggi maka berhak membawanya pulang" jawab warga tersebut.
"Owh begitu, apakah itu tidak akan menjadi masalah?" tanya Ye Chen dengan penasaran.
"Tentu saja tidak, mereka adalah kelompok pemberontak yang dilindungi oleh Sekte Pedang Kidal" ujar orang itu dengan santainya.
"Kalau tuan muda berminat, maka tuan muda bisa ikut serta menawar. Kebetulan dekat sini juga ada penginapan, jadi tuan muda bisa menikmati wanita tersebut dengan leluasa" tambah orang tersebut menjelaskan.
Telinga Ye Chen menjadi panas, ia tidak menyangka jika ada praktek seperti ini di kehidupan masyarakat. Bahkan hal seperti ini terjadi di depan umum, meskipun mereka memiliki dukungan namun tidak seharusnya berbuat sesuatu yang melampaui batas.
"Ayo siapa lagi yang berani menawar dengan lebih tinggi lagi" ucap seorang pria paruh baya, ia adalah orang yang berdiri di dekat wanita itu.
"Lima puluh Tael emas" teriak seorang pria tua, perutnya sedikit buncit dan memiliki kumis tipis.
"Lima puluh lima Tael emas" ucap pria tua lainnya, ia begitu tertarik melihat wanita muda.
"Seratus Tael emas" teriak Ye Chen, mengalihkan perhatian banyak orang.
"Siapa orang itu?" tanya beberapa orang dengan penasaran.
"Berani sekali dia melawan penawaran harga terbaikku" ucap pria gendut dengan seringai marah.
"Hai anak muda, apa yang kau inginkan?" tanya pria gendut itu dengan nada tidak suka kepada Ye Chen.
"Bukankah ini adalah penawaran, siapapun berhak menawarkan harga terbaik yang ia mampu bayar" ucap Ye Chen dengan santai.
Bagi Ye Chen uang senilai seratus Tael emas tidak apa-apanya, tetapi bagi sebagian besar orang di Kota Dongwu ukuran Tael emas adalah sesuatu yang sangat berharga. Menghargai seorang wanita dengan harga setinggi langit maka mereka jelas akan keberatan.
"Apakah ada penawaran lain?" teriak pria paruh baya yang menawarkan wanita tersebut dengan tatapan berbinar-binar.
Ia sudah membayangkan keuntungan dari menjual sandera yang ia dapatkan dari hasil merampok. Sebelumnya ia mendapatkan wanita beserta barang jarahannya saat mereka hendak memasuki Kota Dongwu, memikirkan kelompok Xigua yang sedang mengumpulkan uang dan sumberdaya, mereka memilih menjual wanita tersebut ketimbang memuaskan nafsu mereka.
Sementara itu, Xie Molan wanita yang menjadi obyek penjualan itu sedikit bernapas lega. Melihat fisik Ye Chen yang terlihat tampan dan masih muda, ia tidak seputus asa sebelumnya.
Xie Molan sangat tertekan sebelumnya, setelah rombongannya dirampok ia tidak hanya kehilangan para pengawalnya tetapi juga kini dirinya yang terancam. Sebelumnya ia akan kembali ke Kota Qinghai untuk menuju Ibukota, di Kota Dongwu ia bermaksud untuk mengunjungi makam leluhur keluarganya sesaat dirinya yang akan dinikahkan dengan seorang pemuda pilihan keluarganya.
Ia yang membenci jalan hidupnya tidak menyangka akan tertimpa bencana hingga dirinya akan diperjualbelikan di depan umum, selain malu dan terhina ia juga ingin bunuh diri jika seseorang benar-benar hendak menyentuhnya.
Setelah pria paruh baya tersebut menguatkan suaranya, tak ada satupun yang berani melakukan penawaran di atas seratus Tael emas. Dengan demikian, Ye Chen secara mutlak berhak mendapatkan wanita yang dimaksud.
"Tuan muda, selamat anda kini berhak memiliki wanita itu" ucap pria paruh baya tersebut sambil menghampiri Ye Chen.
"Bolehkah saya melihatnya lebih dekat" tanya Ye Chen kemudian.
"Tentu.. Tentu saja boleh, namun setelahnya anda harus melunasi harganya" ucap lelaki paruh baya tersebut dengan tatapan rakus.
"Tidak masalah.." jawab Ye Chen sambil menunjukkan cincin penyimpanannya.
Dengan dibawah perhatian beberapa orang pendekar, Ye Chen berjalan mendekati wanita tersebut. Ada tatapan tajam dari wanita itu, ia melihat ke arah Ye Chen dengan segudang kemarahan dan rasa benci.
"Siapa namamu?" tanya Ye Chen dengan ramah.
Namun wanita tersebut bergeming, hanya mendengus kesal tanda keberatan berdialog dengan Ye Chen.
"Hmm.. Baiklah jika kau tidak menjawab maka aku akan meninggalkan mu di sini" ucap Ye Chen dengan dingin.
Xie Molan tersentak, ia melihat ke arah Ye Chen dengan lekat dan memikirkan jika pemuda di depannya mungkin memiliki niat yang baik terhadap dirinya.
semoga sampai TAMAT....
tap....tappppl