NovelToon NovelToon
JAEWOO WITH LOVE FANFICTION

JAEWOO WITH LOVE FANFICTION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Dosen / Poligami / Mafia
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Withlove9897_1

kumpulan fic Jaewoo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Withlove9897_1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Honey Trouble Part 003

...***...

Jungwoo sangat bersemangat untuk pergi ke acara pertunangan Doyoung dengan Irene.

Bagaimana tidak? Doyoung sendiri adalah sahabat Jaehyun sekaligus juga sudah Jungwoo anggap seperti kakaknya sendiri

Jungwoo bahkan mengajak Jaehyun belanja baju satu minggu sebelum acara.

Tidak banyak baju hamil, tapi setidaknya Jungwoo bisa menemukan beberapa potong baju baru yang cocok dipakai ke acara pertunangan.

Dan Jungwoo tahu Jaehyun sangat suka dengan baju pilihannya, satu dari tiga yang berhasil ia beli.

Jaehyun tidak pernah menunjukkan secara terang-terangan, tapi ia menyadari bahwa suaminya selalu lebih suka saat ia memakai baju yang cocok dengan seleranya.

Memang tidak ada yang bisa dilakukan dengan tubuhnya yang membengkak, tapi Jungwoo ingin tampil lebih modis. Setidaknya ia ingin menghargai Doyoung dengan penampilannya yang segar, ceria, dan juga sehat.

Jungwoo berusaha menjaga moodnya tetap stabil, memasukkan beberapa makanan manis ke tasnya, juga mendengarkan lagu-lagu kesukaannya sepanjang jalan menuju acara.

Jungwoo benar-benar tidak ingin merusak hari ini. Pokoknya tidak boleh.

Satu jam pertama cukup berjalan lancar. Ia bertemu kenalan dan teman di pesta itu. Mereka semua terlihat antusias saat bertemu dengannya. Meminta izin untuk menyentuh perutnya, bahkan juga memuji bagaimana wajahnya tampak bersinar-sinar khas orang hamil.

Yang diundang memang hanya kerabat dekat, tapi Jungwoo justru bersyukur kerena itu. Jaehyun tidak pernah suka dengan suasana yang terlalu ramai, dan ia sejujurnya memang sedikit cemas saat harus berjalan di antara kerumunan. Jadi, ia sangat bersyukur karena pesta pertunangan ini tidak terlalu heboh.

Irene wanita yang menjadi tunangan Doyoung tampak sangat cantik dengan gaun merah muda yang terbuka pada bagian belakang. Memamerkan punggungnya yang mulus dan langsing, Doyoung sendiri berusaha sebaik mungkin untuk tidak melepaskan setelan tuxedo abu-abunya atau mengendurkan dasi di lehernya. Laki-laki itu merona semerah tomat saat memasukkan cincin ke jari manis Irene hingga seluruh orang yang diundang disana menyorakinya.

Semuanya lancar. Jaehyun nyaris tidak pernah pergi dari sisinya, selalu memastikan bahwa ia nyaman dan baik-baik saja.

Tapi Jungwoo tahu bahwa ia tidak boleh egois, Jaehyun pasti juga butuh menyapa beberapa temannya dan terlibat obrolan sesama lelaki tanpa istri mengintilinya.

Jadi, Jungwoo meminta Jaehyun untuk pergi sejenak, mengobrol dengan teman-temannya, sementara ia bergabung dengan yang lain.

Jaehyun sempat ragu, tapi Jungwoo berhasil meyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja. Ia juga berjanji akan segera memanggil Jaehyun kalau butuh sesuatu. Jaehyun akhirnya setuju.

Lima belas menit kemudian, Jungwoo sudah menghampiri Jaehyun. Memeluknya dari belakang dan membiarkan wajahnya menempel ke punggung kekar sang suami.

Jungwoo bisa merasakan Jaehyun terlonjak kecil. Percakapannya dengan teman-temannya seketika terhenti.

"Sayang? Ada apa?"

"Ikut aku sebentar." Gumam Jungwoo, nyaris mencicit.

Jaehyun melepas pelukan perlahan-lahan dan mohon izin kepada teman-temannya yang masih berdiri terpaku. Jaehyun lalu menuntunnya ke tempat yang agak sepi, memegang kedua bahunya dan membungkuk agar tinggi mereka sejajar.

"Ada apa? Kau butuh sesuatu?"

Jungwoo menghela napas dengan lesu dan menunduk menatap dadanya. Bagian dadanya.

"Jaehyun air susuku keluar."

Jaehyun mengikuti arah pandangannya, lalu menyadari adanya noda basah pada masing-masing dada Jungwoo.

Sempat bingung, ia lalu dengan sigap melepas jasnya dan memakaikannya pada Jungwoo.

"Tidak apa-apa sayang, itu cuma ASI. Well, yah... Ini hal baru, tapi aku yakin kau baik-baik saja. Kita bisa periksa setelah ini kalau kau mau."

Jungwoo menatap mata suaminya.

"Aku mengotori bajunya. Padahal aku tahu kau suka baju ini, tapi aku malah mengotorinya. Aku ingin tampil sempurna sebagai istrimu tapi lagi-lagi aku mengacaukan semuanya."

"Sssh, sayang... Harus berapa kali kubilang kau adalah yang paling cantik? Itu cuma baju, dan masih bisa dicuci. Jadi jangan khawatir, oke?"

Jaehyun membawa kepala Jungwoo ke dadanya lalu kembali membelai rambutnya sambil terus berkata semuanya baik-baik saja sampai Jungwoo merasa jauh lebih tenang. Setelah itu Jungwoo memutuskan untuk bicara.

"Mungkin sebaiknya kita beli pompa ASI sehabis ini."

"Hm, baiklah. Kita bahkan bisa beli selusin kalau kau mau."

Jungwoo mendengus, tertawa kecil dan meninju dada bidang suaminya.

"Kau pikir aku sapi?"

"Seingatku, beberapa waktu yang lalu kau ngotot sendiri bahwa kau badak."

"Jung Jaehyun!"

Jaehyun tertawa dan mengecup keningnya. "Kau istriku sayang."

Mereka bertahan di posisi itu selama beberap saat sampai akhirnya mendengar seseorang batuk dengan sangat disengaja.

Saat menoleh, Doyoung sudah berdiri di sana bersama Irene yang merangkul tangannya.

Irene tersenyum geli, sedangkan Doyoung menatap dengan alis berkerut.

"Aku tahu kalian sudah menikah. Tapi sumpah, tiap kali melihat kalian seperti ini, rasanya aku tetap ingin berkata, CEPAT MENIKAH SANA!"

Jungwoo tersipu, sementara Jaehyun selalu menjadi juara untuk menyerang balik dengan kekehan tawa mengejek dan kedipan mata nakalnya.

"Aw, Doyoungie~ tidak seharusnya kau cemburu. Sebentar lagi kau juga akan tahu bagaimana rasanya." Goda Jaehyun, sukses membuat wajah Doyoung semakin berkerut sekaligus memerah.

"Ya, ya, Lovebirds." Irene menyahut, masih tersenyum geli dan mengerling pada Jungwoo dan Jaehyun.

"Setidaknya berhentilah mencuri pesta kami dengan mengumbar kemesraan lebih banyak daripada pasangan utama

***

Jungwoo sedang bersandar di lengan Jaehyun, duduk berdampingan di sofa mereka sambil menonton.

Tangan Jaehyun yang lain berada di perutnya, berdampingan dengan tangan Jungwoo yang juga berada di sana. Sambil menonton, mereka juga menanti-nanti pergerakan si jabang bayi yang akhir-akhir ini makin sering menendang-nendang.

"Oh!" Jaehyun berseru. Matanya begitu cepat beralih dari layar televisi ke perut Jungwoo hingga

Jungwoo tertawa geli.

"Dia bergerak sayang!"

Jungwoo mengangguk setuju, dia bisa merasakan bayinya bergerak di bawah telapak tangan Jaehyun. Memberi tendangan kecil yang membuat perutnya sedikit geli.

Jaehyun telah mengabaikan televisi sepenuhnya. Kini, matanya berbinar-binar seperti bocah kelebihan gula.

"Halo, Nak... Ini Ayah." Jaehyun bicara pada perut Jungwoo sambil mengusapnya lembut.

"Ayah ingin cepat-cepat bertemu denganmu, tapi ibumu bilang kami masih harus menunggu beberapa minggu lagi. Jadi, tetaplah di dalam sana dulu, oke?" Bayinya bergerak lagi, dan Jaehyun menyeringai.

"Nah, begitu baru anak ayah. Kau memang tampan."

Jungwoo tertawa geli. "Dari mana kau tahu kalau dia tampan?"

Jaehyun mengangkat alisnya tipis.

"Kita sudah USG, kan? Tiga dimensi, dia tampan, bahkan dokternya juga bilang begitu."

"Yah, tapi kan tetap saja... kita belum lihat langsung mukanya."

Jaehyun menampilkan seringai culasnya. Beberapa waktu ini, Jungwoo nyaris tidak pernah melihat seringai itu.

Ia lupa betapa seksinya suaminya itu saat menyeringai seperti itu.

Jungwoo nyaris menciumnya.

"Dia pasti tampan karena dia laki-laki, kalau dia perempuan maka dia pasti cantik. Mudah, kan? Kau sendiri yang dulu bilang begitu."

"Eh? Aku pernah bilang begitu?"

"Ya, kau lupa?" Tanya Jaehyun.

"Kau bilang begitu kita pulang dari rumah sakit saat kau dinyatakan hamil untuk pertama kalinya. Besoknya, kau ngotot mengajakku belanja keperluan bayi."

Jungwoo merona dan malu sendiri mengingat kekonyolan itu. Ia berpikir terlalu visioner ketika usia kehamilannya bahkan baru tiga minggu!

"Oh, sudahlah." Desah Jungwoo akhirnya.

"Aku dulu kelewat bersemangat. Andai aku tahu bahwa setelah itu aku hanya terus menyiksamu."

"Hey," tegur Jaehyun. "Kau mulai lagi."

Jungwoo meringis kecil, memgumamkan maaf pada suaminya lalu mengelus perutnya lagi.

"Kau masih ingin dia jadi sepertimu? Meneruskan bisnis keluargamu?"

Jaehyun menatapnya selama beberapa saat, tersenyum, lalu menggeleng.

"Aku tidak berhak menentukan. Itu sepenuhnya hak dia, ingin jadi apa, ingin meneruskan atau tidak, biar dia yang menentukan sendiri. Selama dia jadi anak baik, sehat, dan bahagia, kurasa itu sudah cukup."

Jungwoo tidak tahan untuk tidak tertawa. "Apa ini? Kenapa aku semakin merasa kau seperti kakek-kakek sok bijak?"

Jaehyun tertawa renyah.

"Percayalah, aku sudah merasa begitu sejak beberapa bulan lalu. Ini baru anak pertama kita, tapi aku merasa mendadak bertambah tua lima puluh tahun."

Akhirnya, Jungwoo tidak tahan untuk tidak mengecup Jaehyun. Ia tinggalkan satu kecupan kecil di bibir pria itu, lalu satu kecupan lain di dagunya yang belum dicukur.

"Kenapa kau jadi pandai sekali memakai mulutmu, Jaehyun?" Tanya Jungwoo retoris.

"Bertahun-tahun aku mengenalmu, yang terlontar dari mulutmu dulu 90% hanya sarkasme dan sindiran pedas, tapi sekarang? Dari mana kau belajar semua kata-kata manis itu? Wajar aku overthinking dan mengira kau mungkin menggoda orang lain dengan mulut manismu."

Ciuman kupu-kupu mendarat di kelopak mata Jungwoo. Lalu Jaehyun membelai perutnya lagi.

"Kau mau tahu kebenarannya?"

Jungwoo mengangkat alis bingung.

Jaehyun membuang napas. "Well, ini mungkin terdengar konyol tapi percayalah aku menceritakan yang sejujurnya padamu."

Jaehyun mengambil jeda, menelan ludah dan entah karena apa pria itu terlihat sedikit ketakutan.

"Sebenarnya, saat kau sedang parah-parahnya saat itu... saat kau nyaris memarahiku setiap hari, aku mulai kelelahan dan berpikir bahwa kau sangat menyebalkan. Lalu aku mendapat sebuah mimpi yang aneh. Dalam mimpiku, aku yang hamil. Aku merasakan semua yang kau rasakan, dan yah... pokoknya saat bangun aku bersumpah untuk tidak pernah mengeluh lagi bagaimana pun kau memperlakukanku. Karena aku tahu, bebanmu jauh lebih berat dari yang mampu kubayangkan, jadi aku tidak pantas mengeluh."

Jungwoo berkedip-kedip menatap suaminya. Berusaha menyelami cerita yang baru saja Jaehyun bagi untuknya.

Jaehyun bermimpi hamil? Seorang Jung Jaehyun sampai bermimpi seperti itu dan menyebabkan suatu traumatik positif yang berdampak dengan kepribadiannya?

"Wow!" Jungwoo takjub.

"Iya," Jaehyun tersenyum miring.

"Wow." Ia mengecup kening Jungwoo lama sekali. Penuh kasih sayang dan kehangatan hakiki.

"Tapi kau tidak perlu khawatir, sayang. Aku hanya bersikap manis padamu. Yah, aku memang simpati saat melihat orang lain yang juga sedang hamil. Tapi toh, bukan aku yang menghamilinya."

Jaehyun menatap mata Jungwoo dengan begitu dalam.

"Kau satu-satunya orang yang aku hamili, jadi cuma kau yang berhak menerima sikap manis dariku. Cuma kamu."

Jungwoo kehilangan kata-kata. Ia haya terpaku menatap wajah suaminya dan membiarkan rasa haru memenuhi dadanya.

Dengan perlahan ia membelai wajah Jaehyun, merasakan kulitnya yang hangat sebelum memejamkan mata. Tak butuh waktu lama sampai Jungwoo bisa merasakan bibir Jaehyun di bibirnya.

Jaehyun yang selalu terasa seperti kopi, tak berubah sejak ciuman pertama mereka dulu.

Sentuhan Jaehyun yang membuat Jungwoo mabuk kepayang dan lagi-lagi menyadari betapa ia tergila-gila pada pria ini.

Hamil memang menyebalkan di beberapa bagian, tapi... ia tidak akan keberatan mengandung anak Jaehyun lagi nanti.

...SELESAI...

1
🌸 Airyein 🌸
Buset bang 😭
🌸 Airyein 🌸
Heleh nanti juga kau suka. Banyak pula cerita kau woo
🌸 Airyein 🌸
Bisa bisanya aku ketinggalan notif ini
Novita Handriyani
masak iya tiap kali selesai baca harus ninggalin jejak, Thor. saya hadir ✋️
Novita Handriyani
ngga suka cerita sedih
Novita Handriyani
kayaknya pernah baca nih cerita
kebikusi
astaga cerita ini mau dibaca berapa kali kok tetep bikin berkaca-kaca ya, untung banget punya otak pikunan jadi setiap baca selalu ngerasa kaya buat yang pertama kalinya.. NANGIS
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!