PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
" Iya Nak, Nanti pasti Nenek dan Kakek akan sangat senang melihat kalian mengunjungi mereka. Mamah juga sudah sangat rindu kepada mereka. Mamah ingin bercerita pada Nenek dan Kakek " Ucapku sambil melirik Mas Willy.
Aku lihat wajahnya menegang dan pucat. Karena dia tau seberapa tegas dan tajamnya mulut Ayahku kalau sudah mengenai putrinya ini. Ayahku tidak segan-segan memarahi Mas Willy dengan kata-kata pedas dan menyakiti hati. Dia selalu menegaskan pada Mas Willy, Jika kamu sudah tidak mencintai putriku maka kembalikan dia padaku dengan baik-baik. Jangan sakiti hatinya, Aku menjaga dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Aku tidak rela jika kau membuatnya menderita bahkan sampai membuatnya meneteskan air mata. Begitu yang selalu Ayah ucapkan setiap kali kami bertandang ke kampung halamanku.
" Mamah mau cerita apa kepada Kakek? " Tanya Kayla
" Ah hanya menceritakan hal-hal kecil saja sayang. " Ucapku pada Kayla. Dia hanya menganggukkan kepalanya.
" Kakak sudah besar ya? Apa sudah punya pacar? " Tanyaku pada Raylin
" Apa sih Mamah ini. Kakak tidak memikirkan soal itu Mah " Ucap Raylin dengan pipi yang memerah.
" Haha, Siapa tau sudah punya pacar Kak. Tapi, tidak boleh ya Kak. Kakak tau kan? Kalau di agama islam tidak boleh berpacaran? Dosa. Bukan hanya Kakak yang berdosa tapi Mamah dan Papah juga ikut menanggung dosa karena memperbolehkan Kakak berpacaran. Ingat ya Kak bukan Mamah melarang, Mamah hanya mengingatkan untuk kebaikan. Jika nanti, Kakak suka kepada laki-laki itu hal wajar tapi, tidak boleh berpacaran ya. Sebatas mengagumi atau mencintai itu boleh, Tapi tidak boleh melebihi cinta Kakak kepada Allah. Mengerti ya sayang? Anak Mamah pintar kan Nak? " Tanyaku pada anak sulungku.
" Mengerti Mah, Kakak juga tidak mau membuat Papah dan Mamah ikut menanggung dosa. Tapi, Maaf Kakak belum bisa berhijab Mah. " Ucap Raylin menunduk
" Tidak apa-apa Kak. Kita belajar bersama . Mamah juga belum menutup aurat, Pelan-pelan ya Nak, Mamah juga sedang belajar untuk menutup aurat dan memperbaiki diri " Ucapku sambil mengelus rambut Raylin
" Iya Mah, Insya Allah " Ucap Raylin tersenyum
" Kayla juga begitu ya? Tidak boleh pacaran kalau nanti sudah besar. Mengerti ya sayang? " Ucapku pada si bungsu
" Mengerti Mah, Kayla juga mau belajar berhijab ah biar cantik kaya Nenek di desa " Ucap Kayla
" Iya sayang, Kita belajar dan berusaha sama-sama ya Nak " Ucapku lagi
" Iya benar apa kata Mamah, tidak boleh pacaran ya Nak. Nanti kalau kalian pacaran pasti Papah akan cemburu, karena Papah akan memiliki saingan " Ucap Mas Willy dengan wajah sendu
. " Papah itu cinta pertama kita, Walau Papah terkesan cuek sih " Ucap Raylin
" Maaf ya Nak kalau selama ini Papah terlalu cuek pada kalian. Papah terlalu sibuk bekerja dan tidak memperhatikan kalian " Ucapnya lagi. Ku pandangi wajah Mas Willy, dan perasaanku kali ini entah..
Sebelumnya jika melihat pemandangan seperti ini, Pasti aku akan terharu. Tapi, kali ini aku seperti biasa saja dan terkesan tidak percaya dengan semua kata-kata Mas Willy. Entahlah aku adalah tipe orang yang jika sudah kecewa tidak mudah untuk percaya lagi. Apapun yang di ucapkan oleh orang yang telah membuatku kecewa, aku anggap semua adalah bohong. Entahlah, bagaimana nanti nasib rumah tanggaku nanti. Akankah aku masih bisa bersama Mas Willy atau tidak. Aku hanya bisa berpasrah kepada yang Maha Kuasa.
entar di Syang Indra lho