cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
"apa kamu menemukan sesuatu" tanya edric to the point' ketika sudah berada dalam ruangan josh
"ada seorang laki laki sengaja menumpahkan minyak itu tuan, dia masuk ke kantor dengan menyamar jadi kurir anak buah kita masih berusaha mengejarnya karena identitasnya sudah kita ketahui karena wajahnya sempat terlihat di cctv yang berada di parkiran perusahaan" sahut josh
"bagus segera ringkus dia dan kamu cari siapa orang dalam yang sudah memberitahu orang di luar perusahaan karena aku yakin ini ulah seseorang" titah edric lagi
"baik tuan" sahut josh
Edric kembali ke ruangannya setelah berbicara dengan josh akan tetapi dia mengernyit heran ketika melihat adrian duduk di kursi kebesarannya
"kenapa boy" tanya edric sambil mengambil adrian agar bisa dia pangku
"dad jangan bilang hal ini pada mommy ya aku tidak mau membuat mommy khawatir dan tolong paman paman yang di sana suruh menjaga mommy dan kedua adikku dengan ketat" pinta adrian dengan menatap mata daddy nya dengan penuh harap
"tentu boy daddy akan selalu menjaga kalian dan daddy janji tidak akan memberitahu mommy" sahut edric sambil menautkan jari kelingkingnya pada jari kecil milik putranya
"lalu kenapa kamu gak tidur hem" tanya adrian
"apa daddy punya banyak musuh" bukannya menjawab adrian justru balik bertanya
"bukan musuh boy tapi orang yang tidak suka kehidupan daddy baik itu karena keberhasilan daddy dalam bekerja ataupun karena rasa iri akan yang daddy punya" jelas edric pelan pelan supaya putranya itu mengerti
Adrian menganggukkan kepalanya"oh seperti itu"
"daddy kembalilah bekerja aku akan duduk di sana saja" ucap adrian sambil merosot turun dari pangkuan daddy nya
"oh iya dad aku boleh pinjam buku itu aku ingin membacanya" tanya adrian karena dia bosan kalau hanya bermain saja
edric menautkan kedua alisnya bingung"memang kamu sudah bisa membaca"
"hum" angguk adrian
tok... Tok... Tok
"masuk"
"tuan ada berkas yang harus anda tanda tangani" ucap josh ketika sudah di persilahkan masuk
"biar aku cek dulu kamu ambilkan buku yang adrian minta" sahut josh
Josh pun berjalan mendekati adrian yang sudah berada di dekat rak buku koleksi daddy nya
"uncle tolong angkat aku ingin memilih sendiri buku yang akan aku baca" adrian merentangkan kedua tangannya ke arah josh
Dengan senang hagi josh mengangkat tuan mudanya untuk memilih buku keinginannya walaupun dalam hatinya bertanya tanya apakah bocah seumuran adrian sudah bisa membaca
"terima kasih uncle" ucap adrian ketika sudah mendapat buku yang di inginkan dan turun dari gendongan josh
"sama sama tuan muda" sahut josh
Josh mendekat ke arah edric untuk mengambil berkas yang sedang di periksa sedangkan adrian berjalan menuju sofa untuk membaca buku
"adrian kamu boleh membaca dengan keras karena pekerjaan daddy sudah selesai" edric sengaja berkata seperti itu agar ia tahu apa benar anaknya sudah bisa membaca
Adrian hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun
Adrian mulai membaca buku yang berisi tentang negara negara yang ada di dunia dengan suara sedikit keras adrian membaca dengan lancar tanpa dia sadari kalau daddy nya dan josh sudah melongo dengan mulut terbuka lebar
"josh apa anakku jenius lihat dia baru berumur empat tahun lebih tapi kenapa membacanya sudah sangat lancar" ucap edric sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"aku juga tidak tahu tuan soalnya aku belum punya anak" sahut josh dengan entengnya yang di hadiahi lemparan pulpen dari tuannya yang berhasil mendarat tepat di keningnya
"kenapa tuan menganiaya diriku" ucap josh mendramatisir
"singkirkan muka jelekmu itu jijik aku melihatnya" ucap edric dengan pedasnya
"tuan coba tes saja apakah tuan muda juga pandai berhitung jika benar berarti anak anda memang memiliki IQ yang tinggi" josh memberikan saran agar tuannya mengetes putranya sendiri
"hem kamu benar ayo kita coba tes" sahut edric semangat baru aja beberapa hari bersama dengan anak anaknya tapi sudah begitu banyak kejutan yang di berikan mereka
Edric dan josh berjalan mendekati adrian yang masih asyik membaca dengan membawa kertas dan juga bolpoin
"boy bisa berhenti sebentar" ucap edric yang sudah duduk di sebelah adrian
Bukannya menjawab adrian hanya menaikkan alisnya saja membuat edric ingin menjitak kepalanya sedangkan josh bibirnya sudah dia gigit ke dalam jika tidak pasti dia sudah menyemburkan tawanya melihat sikap acuh tuan mudanya terhadap sang tuan
"apa kamu juga bisa berhitung boy daddy lihat kamu sudah lancar membaca" tanya edric tanpa basa basi
"kita berlima sudah pandai membaca dan berhitung apalagi el memiliki keahlian lebih yaitu menggambar dan juga el sudah pandai berhitung tanpa melihat tulisan" jelas adrian panjang lebar
Edric dan josh saling pandang jika memang seperti itu sungguh anak anak itu sangat luar biasa
"daddy bisa mengetes sekarang dengan membuat soal di kertas itu dan aku akan mengerjakannya" adrian melihat raut wajah tidak percaya dari kedua pria dewasa di hadapannya makanya dia memberi saran itu
"baik daddy akan membuat soal untukmu" sahut edric
Edric lalu menulis beberapa soal untuk di kerjakan oleh adrian walaupun dalam hatinya dia percaya tidak mungkin anaknya berbohong tapi dia juga ingin melihat dengan matanya sendiri
Adrian menerima kertas dari daddy nya dan langsung mengerjakannya hanya butuh waktu 5 menit semua soal dari daddy nya sudah selesai dia kerjakan
"ini dad coba cek saja hasilnya" adrian menyerahkan kertas soal tadi kepada daddy nya
Edric dan josh langsung memeriksa kertas itu dan matanya langsung berbinar binar ternyata anaknya memang sangat pintar
Edric mengangkat adrian tinggi tinggi sampai membuatnya tertawa terbahak bahak karena tubuhnya yang mungil berasa terbang
"ye aku terbang" teriak adrian sambil tertawa renyah
"daddy daddy aku juga mau" teriak devan dari pintu kamar pribadi daddy nya
Bukan edric yang menghampiri devan tapi josh dia pun mengangkat kedua tuan mudanya seperti apa yang di lakukan oleh edric dan hasilnya mereka bertiga tertawa begitu renyah membuat hati josh dan edric juga merasa senang