Percayalah Pada Ku Hyung!

Setelah menghabiskan setengah hari untuk berjalan menikmati indahnya Boston, kini Monsta X harus pulang kembali ke Korea.

Walau dengan berat hati namun hari yang mereka perjuangkan sudah cukup untuk menjadi suatu kenangan tentang bagaimana keberanian milik mereka.

"Sampai ketemu lagi Kyun-ah"

Kihyun memeluk Changkyun dengan erat, ia sangat ingin untuk membawa Changkyun bersama mereka, namun tetap saja keputusan ada di tangan Changkyun dan seperti yang sudah terlihat, anak itu enggan mengikuti mereka pulang ke Korea, jadi apapun yang terjadi hati mereka harus ikhlas menerima keputusan itu.

Lagipula mereka juga ingat kalau tour dunia akan segera di adakan dan mereka belum sepenuhnya siap.

Latihan yang padat akan kembali menjadi santapan mereka setiap hari.

"Aku harap kita masih bisa saling berkomunikasi"

Shownu memberi kertas kecil bertuliskan nomor milik seluruh member Monsta X, seolah melupakan jika Changkyun masih menyimpan hp lamanya yang berisikan seluruh kenangan Monsta X.

Monsta X mulai melangkah kecil keluar dari sana.

Dan terdengar kata terakhir dari Changkyun

"Terimakasih"

.

"Sepertinya tenaga kalian sudah terisi kembali ya? Mungkin 70%? Entahlah, yang pasti lupakan yang sudah berlalu dan FOKUS!!!"

Teriak pelatih dance mereka dengan suara yang tegas nan lantang, setelahnya mereka memulai latihan dengan lebih serius dibanding beberapa minggu yang lalu.

"Berhenti!"

Belum sempat mereka menyelesaikan seluruh gerakan dan seseorang secara tiba-tiba masuk dan berteriak memberhentikan kegiatan mereka.

Intensitas fokus seluruh member beralih menatap seorang yang mereka ingat sebagai salah satu utusan sponsor No Mercy.

"Jooheon, ikut aku!"

Ditariknya Jooheon tanpa menunggu jawaban dari Jooheon sendiri.

Ia menyeret salah satu member Monsta X dan menyisakan yang lain tetap pada tempat mereka.

Pelatih yang melihat hal tadi hanya bisa menggelengkan kepala dan kembali memerintahkan yang lainnya untuk kembali fokus dengan latihan mereka hari ini.

.

Dan walaupun ada rencana lain yang tiba-tiba datang, namun tetap saja masa lalu akan terus menghantuimu

Apalagi jika dimasa itu kamu memiliki janji yang belum kamu tepati hingga sekarang, seperti itulah bagaimana perasaan Jooheon ketika ia harus kembali dipertanyakan dengan pilihan yang akan ia ambil.

Sejujurnya Jooheon sadar jika dirinya egois, dari awal ia masuk Starhip hingga ia mengikuti No Mercy yang ada dipikirannya hanyalah ketenaran untuk dirinya sendiri.

Ia menandatangani kontrak bersama Monsta X padahal ia sudah merencanakan untuk menjadi rapper solois, dan tentu saja ia hanya memanfaatkan nama Monsta X sesaat, setelah tenar ia sudah mewanti-wanti saat yang tepat untuk keluar, dan mungkin inilah saatnya rencana itu ingin ditindaklanjuti oleh pihak yang bekerjasama dengannya.

"Jadi apa keputusanmu?, bukankah Changkyun tidak akan kembali?, kau sudah tidak bisa mengharapkan promosi dan tour besar-besaran itu"

Inilah tujuannya..

Mengangkat seseorang untuk menjatuhkannya.

Sebenarnya Changkyun hanya dianggap sebagai bumbu penyedap rasa, yang dipakai hanya ketika mereka butuh sesuatu.

Flashback

Sehari sebelum sponsor mendatangi CEO Starship Ent untuk menyuruh mereka mencarikan idol dengan basic kemampuan bahasa Inggris.

"Acaranya memang bagus, tapi kita butuh sesuatu untuk membuatnya semakin meledak"

Kata ketua tim produksi yang menangani penayangan No Mercy pada pihak sponsor yang sedang mendatangi tempat shooting hari itu.

Mereka membicarakan bagaimana para penonton yang mulai bisa menebak akhir dari acara No Mercy, beberapa dari mereka sudah memilih beberapa trainee yang dirasa akan menjadi bagian dari tim debut.

"Aku punya rencana"

Semua terkejut ketika melihat investor terbesar yang menjadi salah satu sponsor acara kini memasuki ruangan dengan senyuman tajam nan licik.

Flashback End

.

Kembali lagi pada tempat dan keadaan yang memaksa seorang Jooheon untuk mengambil keputusannya sekarang juga.

"Beri aku waktu"

Jooheon menunjukkan wajah pasrah yang masih disertai sebuah tekad.

"Satu minggu, dan pastikan kau memilih keputusan yang benar, ah..  Ingat juga jika kau membatalkannya maka ada denda yang harus kau bayar kan?"

Tentu saja, semua perjanjian kontrak memiliki sanksi sesuai dengan nominal yang telah mereka sepakati, dan itu sudah menjadi pelajaran dasar dari para Public Figure ketika memilih dengan siapa mereka akan bekerja sama, begitu pula ketika Jooheon memutuskan debut bersama Monsta X, dan tentu saja jika ia keluar maka otomatis juga ia akan dikenakan denda, namun bedanya adalah pihak sponsor yang akan membayarnya.

Setelah menyampaikan pesan tersebut, kini pihak sponsor sudah pergi meninggalkan Jooheon yang mengusap wajahnya dengan kasar sambil mengatur deru nafasnya, seperti menahan amarahnya.

Ia memilih untuk kembali ke ruang latihan dan bergabung dengan para member lainnya, namun ketika ia membuka pintu pandangan matanya bertemu dengan yang lain.

Mereka sedang duduk sembari beristirahat.

Beberapa menu makanan tergeletak begitu saja di hadapan mereka dan dengan lahap mereka saling mengisi kekosongan perut.

Kegiatan itu tak lepas dari pengamatan Jooheon, seketika ia tersenyum melihat bagaimana Monsta X yang sedang tertawa mengejek satu sama lainnya.

Kini ia tau apa yang dibutuhkannya, secepat kilat ia berlari dan memeluk Hyungwon yang sedang minum, membuatnya tersedak, namun Jooheon malah kembali tertawa dan membuat yang lainnya ikut tertawa, seolah sudah menjadi hal yang biasa.

Sesuatu yang kau lakukan dengan terpaksa bisa menjadi sebuah hal yang kau cintai ketika kau melakukannya setiap hari.

.

Cuaca cerah yang menyelimuti Boston tak bisa membuat Changkyun menjadi ceria, apalagi beberapa hari ini pikirannya hanya berputar pada 6 orang yang beberapa hari lalu sudah pulang kembali ke Korea.

Entah bagaimana, namun rasanya seperti ada yang kurang namun ia tidak mengetahui apa itu, dan ketika Changkyun kembali ke kamarnya setelah makan siang, ia teringat akan kertas yang diberikan oleh Shownu, orang yang sudah ia kenal beberapa minggu yang lalu.

Nomor itu mengingatkan Changkyun pada alat elektronik yang sudah lama ia lupakan, ia mulai mencari keberadaan handphone lama miliknya karna benda itu sudah hancur ketika kecelakaan menimpanya beberapa bulan yang lalu.

5 menit setelah menggeledah lemari dan beberapa laci miliknya, ia akhirnya mendapatkan apa yang ia inginkan.

Benda kecil berwarna hitam itu memiliki banyak goresan di layarnya dan mungkin juga sudah menghancurkan bagian dalam LCD.

Changkyun hanya bisa menghela nafas, menyadari bahwa ia tak bisa melihat isi dari kenangan yang ada di dalam sana, namun detik yang sama ia merutuki kebodohannya, tentu saja karna ia baru sadar bahwa kenangan itu pasti tersimpan dalam kartu memori.

Maka dengan cepat ia membuka tempat penyimpanan kartu memori dan memindahkan kartu kecil itu ke dalam handphone yang kini selalu ia gunakan.

Setelah mendapat akses, jari-jarinya mulai membongkar kenangan lama yang ia lupakan.

Matanya terus merekam kejadian lama, berharap otaknya dapat memutar kembali kejadian dari foto-foto dan video yang sedang ia simak baik-baik.