NovelToon NovelToon
Pencari Jejak Misteri

Pencari Jejak Misteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Matabatin / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Pindah sekolah dua kali akibat dikeluarkan karena mengungkap kasus yang tersembunyi. Lima remaja dari kota terpaksa pindah dan tinggal di desa untuk mencari seseorang yang telah hilang belasan tahun.

Berawal dari rasa penasaran tentang adanya kabar duka, tetapi tak ada yang mengucapkan belasungkawa. Membuat lima remaja kota itu merasa ada yang tidak terungkap.

Akhir dari setiap pencarian yang mereka selesaikan selalu berujung dikeluarkan dari sekolah, hingga di sekolah lain pun mengalami hal serupa.

Lantas, siapakah para remaja tersebut? Apa saja yang akan mereka telusuri dalam sebuah jurnal Pencari Jejak Misteri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. TEROR BERDATANGAN

"Assalamualaikum,"

Begitu para lelaki dari hutan telah kembali, dua perempuan yang sejak tadi merasa khawatir langsung memeluk dua diantara mereka.

"Mas Panca kenapa? Kok jalannya tertatih gini?" tanya Ratu berpura-pura tidak tahu.

Panca justru hanya tersenyum tipis dan melepas pelukan dari Ratu. Sehingga membuat perempuan itu mengernyit.

"Sebaiknya jangan terlalu dekat dulu ya, aku gak apa-apa kok. Maaf, bukannya aku melarang, tapi jaket yang aku pakai ini sudah kotor jadi bisa mengakibatkan gatal jika kamu menyentuh jaketku." Dengan raut wajah tak enak hati, Panca membuat air mata Ratu mengalir deras.

Sedangkan kondisi Reyza tetap terlihat seperti biasa saja, tetapi Ninda menelisik tiap tubuh serta wajah dari adiknya Ratu tersebut.

"Itu hoodie lo kotor tahu, gue bantu lepas, ya?" kata Ninda, Reyza seketika menolak.

"Eh, jangan, Nin. Gak apa-apa kok, gue masih suka pakai hoodie ini meskipun kotor, hehe."

Memang gelagat dua lelaki itu sudah terlihat aneh dan jelas berbohong. Tak ingin melihat suasana terasa tegang, Mirah pun akhirnya angkat bicara.

"Kami semua sudah tahu dengan apa yang terjadi pada kalian berdua. Jadi, tidak perlu disembunyikan lagi." ucap beliau nadanya sedikit datar.

Pak Bejo yang tengah selesai sarapan juga turut menyahut. "Tidak ada yang perlu disembunyikan. Jangan terbiasa tidak jujur pada sesama apalagi dengan teman kalian sendiri."

"Maaf."

"Apa kamu maafin kesalahan aku, Ratu?" tanya Panca pelan.

"Apa lo maafin kebohongan gue, Nin?" Pertanyaan yang sama pun Reyza pada Ninda.

Ninda dan Ratu saling menatap satu sama lain. Kemudian keduanya kompak menjawab, "Dimaafin, tapi jangan kayak gitu lagi."

Panca serta Reyza akhirnya dapat bernafas dengan lega.

"Sekarang kalian berdua berganti baju dulu, setelah itu kalian sarapan. Kami akan pergi ke kantor desa terlebih dahulu, nanti kalian akan diantar oleh Bayu." ucap Pak Bejo.

Semua mengangguk mengerti.

Lima menit kemudian Reyza bersama Panca kembali ke ruang makan.

"Sekarang lo sarapan disuapin sama Ninda ya, Rey. Gue juga mau suapin Mas Panca, karena kita udah selesai sarapan semua. Tinggal kalian berdua aja," kata Ratu.

Bayu dengan Fisya tak ikut bergabung.

"Bis, lo capek gak tadi?" tanya Intan sekedar basa-basi.

Bisma terkekeh. "Enggak kok, santai aja. Cakra juga ditanyain dong, masa gue doang nih?"

Mendengar itu Intan jadi tersenyum kecil. "Oh iya, Fisya tadi bilang ke gue tahu, Cak. Katanya takut lo kenapa-napa pas di hutan tadi."

Cakra melempar senyuman tipis.

"Dia perempuan baik, gue gak mau ganggu dia. Soal khawatir ya wajar karena dia perempuan berhati lembut." jawab Cakra.

Sementara Panca yang hendak mengambil lauk tiba-tiba tangannya digeplak oleh Ratu.

"Kok dipukul?"

"Udah, ini udah aku ambilin dari tadi, ish!"

"Aku bisa makan sendiri, Ratu. Kan yang sakit kaki aku bukan tangannya, kamu kenapa sih?" Sembari tertawa kecil, Panca heran dengan sikap Ratu yang mendadak kesal.

"Dia khawatir banget sama lo, Bang. Ratu tuh posesif tahu kalo sama orang yang dia sayang." celetuk Reyza membongkar rahasia Ratu.

Ketika Ratu ingin menggeplak Reyza, dengan cepat Panca mencegatnya terlebih dahulu.

"Jangan begitu, Ratu. Dia saudara kamu jangan dikasari." Nasihat Panca membuat Ratu mendengus kesal.

••••

Setelah mendaftar dan menjalani masa Praktik Kerja Lapangan di kantor Desa Sewujiwo, Ratu bersama temannya masih merasakan suasana kehidupan seperti pada umumnya.

Tetapi, beberapa bulan kemudian ketika tugas hampir akhir kelompok PKL dari sekolahnya Ratu itu tiba-tiba mendapatkan tugas masuk di malam hari.

Awalnya menjadi keputusan berat bagi para perempuan, namun semua lelaki berhasil meyakinkan mereka bahwa tidak akan ada apa-apa.

Ketika tengah fokus pada layar laptop dalam mengerjakan sebuah berkas data para warga desa, tanpa diketahui seluruh listrik di kantor desa dengan sekolah dasar Desa Sewujiwo mendadak mati.

"Ih, Mas Panca! Astaghfirullah, tolong!" jerit Ratu sangat ketakutan.

Langkah kaki Ratu terus melangkah entah kemana, ia hanya ingin menemukan teman-temannya yang tidak ditemukan bahkan suara mereka pun tak terdengar.

Dengan nafas tersengal-sengal Ratu berusaha mengirim sinyal batin pada Reyza, karena ia tidak bersama kembarannya saat sedang mengerjakan data-data di laptop.

"Astaghfirullah, ah aku takut ... Mas Panca tolongin akuu ... Aku gak mau sendirian di sini." Kala ketakutan mulai terasa ditubuhnya, bulu kuduknya pun mendadak berdiri.

Ratu tak menyadari jika dirinya telah memasuki pintu gerbang Sekolah Dasar dengan langkah kakinya yang berjalan mundur.

Padahal, Pak Bejo dan Bu Mirah sudah mewanti-wanti pada dirinya serta temannya untuk tidak melewati batas kantor desa setiap malam hari sebelum mereka pindah tempat tinggal.

"Tolong! Ya Allah, aku takut ... Akh!"

Saking tergesa-gesa nya Ratu berlari tanpa arah, akhirnya dirinya pun terjatuh.

"Hah?! Aduh, gue di mana nih? Ehh ... Kok?"

Samar-samar mata Ratu melihat sedikit sebuah sumur tak jauh dari posisinya. Karena suasana sangat gelap tanpa lampu satupun, perempuan itu mencoba terus memperjelas pandangannya.

Loh? Ini kan toilet guru? Berarti itu ... Sumur tua yang —

Belum selesai membatin, Ratu seketika dibuat bungkam oleh kehadiran sosok laki-laki yang ia duga umurnya belum terlalu tua.

Sumpah, ini gue liat seseorang di sini. Aduh, gue harus apa nih? Gila, mana sekarang udah jam 12 malem lagi. Ah, sial gue bakal kejebak di sini.

Lagi-lagi Ratu merutuki dirinya dalam hati, matanya kini masih memperhatikan sosok laki-laki yang berjalan mengarah ke sumur dengan membelakanginya.

Laki-laki tersebut memakai kaos berwarna hijau, dengan celana berwarna coklat panjang. Rambutnya pun lurus tidak gondrong. Sepertinya masih berumur sekitar 20 tahunan.

Tak tak tak

Suara dentuman alas sepatu keras yang dipakai oleh laki-laki itu membuat jantung Ratu semakin berdetak kencang.

Seluruh tubuhnya bahkan sampai gemeteran akibat ia tak mampu berdiri di lorong toilet khusus guru.

Perlahan seseorang tersebut semakin dekat dengan sumur. Sehingga saat suara jarum jam dinding dari ruang UKS yang tak jauh dari toilet itu membuat Ratu mengingat sesuatu.

"Yang perlu kalian catat adalah jangan sesekali berani memasuki area toilet guru, ruang UKS dan ... Sebuah sumur keramat."

Hah?! Jad-jadi inii ... Sumur keramat?!

Pada saat Ratu membatin, pandangannya mengarah ke belakang tepat dimana letak ruang UKS berada. Sementara tangannya menunjuk ke arah sumur tua.

Namun, begitu ia menolehkan kembali kepalanya ke sumur keramat, tiba-tiba seseorang yang dirinya lihat tadi sudah menghilang.

Tanpa lama Ratu pun bergegas mencari ponselnya. Tentunya dengan tangan yang gemeteran. Kemudian setelah mendapatkan ponselnya, ia buru-buru menyalakan lampu.

Walau penerangan minim serta hawa sekitar yang membuatnya tak tahan untuk muntah, Ratu menutup hidungnya dengan satu tangan kirinya.

Meski takut, tetapi harus dicari. Sebab, ketakutan Ratu masih dibawah rata-rata daripada rasa penasarannya.

Pastinya bukan seorang Aurelia Ratu Maharani jika dirinya tidak tahu ciri-ciri laki-laki yang tampan. Yah, dari belakang saja kembaran Reyza itu sudah tahu. Tebakannya juga selalu benar.

Tapi, tunggu, secara mendadak Ratu memberhentikan langkahnya.

"Apa gue lanjutin rasa penasaran ini? Atau ..." Sambil menatap jam tangan yang melekat pada pergelangan tangan kanannya, kepalanya kembali mendongak sampai melihat sesuatu lagi.

Ya, di dalam sumur itu dari kejauhan Ratu sudah melihat sebuah penampakan sosok laki-laki tersebut tercebur ke dalam sumur.

Hal itu tentu membuat Ratu kelimpungan sendiri, ia dalam kebingungan sekarang. Didalam hatinya kini hanya memiliki niat untuk menyelamatkan, meski dirinya sudah berada diambang kematian. Ia jelas tahu resiko apa yang akan dirinya dapat jika benar-benar ingin menyelamatkan sosok tersebut.

Dan, benar saja. Karena perempuan terlalu lama dalam mengambil keputusan, akhirnya laki-laki itu tak dapat Ratu selamatkan. Ia gagal, benar-benar tidak bisa lagi diulang.

1
Billgisya Janu Aulia
Luar biasa
Billgisya Janu Aulia
Lumayan
murtiasih
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!