Cerita anak Alana dan Devan. Ini versi terbarunya jadi cerita yang ada di dalam kisah adiknya nggak dibuat.
...
Karena kesalahan orangtuanya yang mengenali anak lain sebagai dirinya. Hidup Bella sangat menyedihkan di keluarga orang lain. Namun tiba-tiba saja identitasnya terungkap dan ia akhirnya mengetahui orang tua kandungnya.
Sayangnya kehadirannya tidak pernah di terima oleh orang tua dan kakak laki-lakinya. Mereka lebih mencintai anak salah itu dan mengabaikannya.
Belum juga mendapatkan kasih sayang orang tua. Bella di paksa menikah dengan pria misterius yang mengaku sudah menikah dan tua.
Ikuti cerita Bella yang penuh dengan lika-liku kehidupan dan balas dendam pada orangtuanya terutama anak perempuan yang sudah menempati posisinya pulihan tahun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Keluarga
Hari besar akhirnya tiba. Sekali lagi, Bella harus bertindak seperti seorang nyonya terhormat. Bahkan ia di minta menguatkan hati kalau-kalau ada yang sengaja menyindirnya atau bahkan menyatakan perang padanya.
"Mengapa kau melihat ku seperti itu?Apa wajah ku sangat jelek atau penampilan ku tidak cocok?" Bella lagi-lagi gugup dibuat pandangan Al.
"Kau cantik."
Nah, Bella menjadi terpana. Ini kali pertama Al memujinya, sebuah kejadian yang tidak biasa. Bella bahkan berpikir bahwa ia sedang bermimpi. Seorang Alexander memuji orang lain, sepertinya Bella harus mencatat ini di buku hariannya sebagai sebuah pengingat di masa depan.
"Terima kasih," ucap Bella setelah bisa mengendalikan rasa gugupnya.
"Ayo kita pergi." Al tidak menjawab, bukan hal yang tidak biasa. Pria itu memang suka mengabaikan kata terima kasih dari orang lain.
"Oke."
Keduanya pergi menuju rumah keluarga Wesly. Hari ini Oma Al juga datang, wanita paruh baya tersebut sudah lama tidak ada di Negara A karena ingin memulihkan diri, dan saat tahu cucu kesayangannya sudah menikah, maka ia langsung meminta pertemuan keluarga sekaligus ingin tahu seperti apa istri sang cucu.
Sesampainya di kediaman besar tersebut, Bella semakin gugup. Tangannya bahkan berkeringat. Al yang mendapati hal tersebut tidak banyak membantu karena bagaimana pun resiko menjadi istri dari anggota keluarga Wesly memang cukup mendebarkan.
Masuk ke dalam, Bella dapat melihat wajah seluruh keluarga. Bahkan keempat teman Al juga ada di sana, Larry juga sedang menunggu kehadiran keduanya karena rasa penasarannya tentang sosok istri sahabat dinginnya itu.
Ketika kaki keduanya semakin mendekat pada keluarga besar Wesley. Bella dapat merasakan tatapan tajam dari beberapa tamu luar, mungkin sepupu dari pihak sang suami. Bahkan ia merasa ada tatapan benci, sepertinya malam ini Bella tidak akan bisa tenang.
"Kalian akhirnya sampai, Oma pikir kau tidak akan membawa istri mu untuk di perkenalkan pada keluarga kita." Oma Al langsung angkat bicara.
"Aku pasti datang, dan Oma bisa melihat bahwa wanita yang ada di samping ku adalah istri ku. Namanya Calista Abella Valvet."
Karena sudah di perkenalkan, Bella menyapa Oma sang suami. Ia masih sangat gugup, apalagi ketika melihat wajah Elisa yang cukup menakutkan. Bukan jelek atau seperti nenek sihir, namun auranya lebih tegas dari siapa pun.
"Halo Oma," sapa Bella sopan tanpa memperlihatkan kegugupannya.
"Hm." Bukan bermaksud sombong atau sengaja mengabaikan Bella. Ia hanya sedang menguji wanita tersebut, sejauh mana dia dapat bertahan.
Semua orang tidak keberatan dengan perlakuan wanita paruh baya tersebut. Bagaimana pun dia seorang panutua, dan apa pun yang dilakukannya selalu benar walau tidak semua orang bisa menerima itu bukan hal yang harus di perhatikan.
Acara di mulai, Al memperkenalkan Bella pada semua orang. Bella berusaha menjadi nyonya Al yang bijaksana, tidak terlihat ada ekspresi sombong atau serakah. Cukup membuat beberapa kelompok puas namun tetap saja, manusia selalu punya rasa iri dan dengki bahkan saat kau tidak menyentuh mereka. Kau akan tetap di ganggu.
"Bukankah seharusnya seorang pewaris keluarga Wesly menikah dengan wanita yang sama tingkatannya. Kejadian seperti ini mencoreng nama baik keluarga kaya, pasti akan banyak wanita miskin yang berlomba-lomba menikahi pria kaya."
Kata-kata tidak berperasaan itu mengentikan aktivitas, semua orang menatap si pembicara lalu Bella. Wajah mereka bahkan menjadi sangat penasaran, kemana akhir dari acara malam ini.
"Ibu benar, Al! Seharusnya kau memilih wanita yang selevel dengan kita bukan di bawah kita."
Al dan keluarganya diam, bukan malu atau merasa bersalah. Mereka ingin melihat bagaimana Bella menghadapi masalah yang baru saja di mulai, sudah waktunya Bella di uji. Masuk ke keluarga kaya tidaklah mudah, harus tahan hinaan dan menjaga nama baik keluarga suami.
"Bahkan kita tidak tahu identitasnya. Mungkin saja dia anak dari wanita simpanan, biasanya buah tidak jatuh jauh dari pohonnya."
Sepertinya yang berbicara tidak sadar dengan ucapannya. Dia juga seperti itu, namun menghina orang lain yang mungkin saja jauh lebih baik darinya.
"Apakan kalian sudah selesai? Jika belum tolong lanjutkan, saya ingin mendengar sampai mana anda mampu berbicara." Bukannya marah seperti yang di harapan oleh keluarga jauh Wesly. Bella malah meminta mereka terus berbicara, hal tersebut membuat banyak orang menatap kedua wanita itu dengan tatapan mengejek.
Sayangnya, mereka malah tidak mau berhenti. Semakin berbicara bahkan sampai pada tahap keterlaluan. Namun lagi-lagi Bella diam, ia hanya memberikan senyum kecil pada keduanya sambil menunggu berhenti.
Jengkel karena tidak di gubris, akhirnya kedua wanita tersebut berhenti. Mereka menatap kesal pada Bella yang tetap tenang.
"Jadi, menurut kalian wanita miskin seperti ku tidak boleh menikah dengan pria kaya seperti Alexander?" Kini waktunya Bella yang berbicara, ia tidak menggunakan bahasa formal karena dari pengajaran yang di berikan oleh Al. Bella harus tetap mempertahankan posisinya sebagai nyonya dan tidak boleh tunduk pada orang lain.
"Ya, kau miskin dan kau tidak pantas menikah dengan Al serta menjadi anggota keluarga Wesly." Sang ibu yang bernama Lusi menjawab pertanyaan Bella.
"Hanya karena aku miskin, maka aku tidak boleh bahagia atau menikah dengan pria kaya. Peraturan dari mana itu, Nyonya?"
"Tentu saja peraturan dari setiap keluarga kaya."
"Lalu, menurut anda. Siapa wanita yang pantas menjadi istri Alexander?"
Merasa di pancing oleh Bella. Lusi menjadi emosi dan ia malah membeberkan niatnya selama ini mendekati keluarga Wesly.
"Tentu saja putri ku!!!"
Semua orang menatap jijik sekaligus kagum pada Lusi. Dia sangat berani, bahkan cukup tidak tahu malu. Walau secara hukum memang putrinya bisa menikahi Al, namun tetap saja. Hanya pria bodoh yang bersedia memperistri wanita serakah seperti mereka.
Tidak perlu di tanya bagaimana pendapat orang-orang kelas atas tentang Lusi. Sudah sangat terkenal, bahkan putrinya beberapa kali membuat scandal termasuk pada Al si masa lalu. Anda saja Lusi bukan adil dari ibunya mungkin Al sudah membunuh Margaretha, putri Lusi yang sudah seperti pelacur di matanya.
"Oh ya, mengapa kau begitu yakin kalau hanya putri mu yang pantas menjadi istri Alexander?" Bella semakin memancing Lusi agar semua orang tahu bagaimana sifat wanita itu sebenarnya.
"Karena level kami sama! Putri ku terlahir dari keluarga kaya, mereka bahkan memiliki hubungan keluarga. Pastinya harta kekayaan Wesly akan tetap terjadi jika mereka menikah. Berbeda kalau Alexander menikah dengan wanita miskin seperti mu. Pasti harta keluarga Wesly akan kau bagikan pada seluruh keluarga miskin mu itu." Lusi tidak tahu dan tidak mengenal Bella sehingga ia selalu saja membawa nama keluarganya.