Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.
tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.
ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Awal Mula.
Bab 1.Awal Mula.
Benua Langit Biru adalah salah satu dari lima benua terbesar di Alam Rendah, terkenal dengan langit biru cerah yang membentang luas tanpa batas. Benua ini dipenuhi oleh pegunungan megah, lembah-lembah subur, dan sekte-sekte kultivasi yang memiliki sejarah panjang. Di tengah keindahan alamnya, Benua Langit Biru adalah pusat persaingan yang ketat antara sekte-sekte besar yang saling berlomba untuk menguasai sumber daya dan teknik kuno. Setiap wilayah memiliki kekuatan politik, budaya, dan tradisi yang unik, menjadikannya pusat kebangkitan para kultivator muda.
Di Benua Langit Biru, para kultivator mengandalkan Qi Alam, yang dipengaruhi oleh energi spiritual yang melimpah di pegunungan dan lembah-lembah nya. Beberapa sekte besar memusatkan kekuatan mereka di tempat-tempat ini, menggunakan lokasi mereka sebagai sumber daya untuk melatih para murid dalam teknik-teknik yang mendalam dan sulit.
DI BENUA LANGIT BIRU ADA EMPAT KERAJAAN BESAR YAITU.
1. Kerajaan Naga Emas (Timur)
2. Kerajaan Harimau Putih (Barat)
3. Kerajaan Burung Vermillion (Selatan)
4. Kerajaan Kura-Kura Hijau (Utara)
Mari fokus pada Kerajaan Naga Emas di wilayah Timur.
DI KERAJAAN NAGA EMAS ADA SEKTE PALING DI SEGANI DI ANTARANYA
1. Sekte Langit Emas.
2. Sekte Pedang Surgawi.
3. Sekte Matahari Abadi.
4. Sekte Api Naga.
5. Sekte Angin Badai.
Ada juga, 5 keluarga besar di Kerajaan Naga Emas yaitu keluarga Feng, Ning, Ren, Gan, dan Huo.
Sinar mentari bersinar cerah, cahayanya yang lembut menerobos rerimbunan daun daun hijau dari banyaknya pepohonan yang berjejer.
Angin semilir menimbulkan perasaan nyaman yang mendamaikan hati. Burung burung berkicau riang, bertengger di dahan dahan kayu kering yang nampak sudah lapuk. Pagi itu kediaman keluarga cabang dari Klan Feng sangat ramai. Karena hari ini ada sebuah acara besar yang di tunggu tunggu oleh seluruh anggota keluarga. Mereka datang berbondong-bondong ke lapangan luas yang ada di tengah tengah kediaman untuk ikut meramaikan acara ini.
Acara ini tidak lain adalah ucapara kedewasaan. Bagi mereka semua yang sudah mencapai usia 10 tahun. Bisa mengikuti acara ini dan menguji jiwa beladiri apa yang akan mereka bangkitkan.
Di tengah lapangan ada sebuah batu prasasti kuno yang bisa membantu para anggota keluarga membangkitkan jiwa beladiri mereka. Mereka hanya perlu menyentuhnya dan mengalirkan energi Qi. Maka prasasti kuno akan menyala terang dan jiwa beda diri akan bangkit.
Bicara mengenai jiwa beladiri itu di bagi menjadi tiga kategori untuk tingkat kualitasnya. Yaitu rendah menengah dan tinggi.
Untuk kualitas tingkat rendah maka akan mengeluarkan 1-3 bintang. Untuk kualitas tingkat menengah akan mengeluarkan 4-6 bintang. Untuk kualitas tinggi akan mengeluarkan 7-9 bintang.
Waktu terus berjalan hingga kini tiba saatnya bagi 5 anak paling jenius di keluarga Feng untuk menguji bakat mereka. Feng Tian. Sepupu Feng Yan maju ke depan dengan percaya diri. Kemudian dia mengulurkan tangannya dan menyentuh prasasti kuno.
Perlu di ketahui mereka yang di uji hanyalah mereka yang sudah mencapai tingkat penguatan fisik level 9.
WUSH!
Prasasti Kuno pun bergetar dan mengeluarkan cahaya putih yang sangat terang.
WUSH! ROAR!
Tidak lama berselang seekor Harimau Putih dengan tinggi 2 meter mengaum di atas kepalanya. Bersamaan dengan itu 6 bintang muncul di sekitar harimau putih itu.
Seketika suasana langung riuh di sertai dengan tatapan kagum dan takjub dari semua orang. Feng Tian telah membangkitkan jiwa beladiri Harimau Putih kualitas menengah dengan 6 bintang. Ada fluktuasi elemen angin yang keluar dari tubuh Harimau itu. Tidak berselang lama bintang bintang itu menyatu ke dalam tubuh Harimau Putih dan..
WUSH! BOM!
Jiwa Harimau Putih masuk ke dalam tubuh Feng Tian dan saat itu juga kultivasinya langsung menerobos 6 tingkatan. Menjadikannya tahap pengumpulan Qi level 6.
Sekali lagi keributan terjadi di lapangan kediaman keluarga cabang Klan Feng. Bagi generasi muda maupun tua menyaksikan hal menakjubkan seperti ini dengan mata kepala sendiri adalah sebuah anugrah.
Lalu setelah Feng Tian, kali ini giliran Feng Zhen. Dia maju dengan santai.
mengulurkan tangannya dan menyentuh prasasti kuno.
WUSH!
Prasasti Kuno pun bergetar dan mengeluarkan cahaya putih yang sangat terang.
WUSH! ROAR!
Seekor Kera raksasa berwarna hitam muncul di atas kepalanya dan bersamaan dengan itu 7 bintang pun muncul di sekeliling Kera raksasa. Ada elemen tanah yang keluar dari dalam tubuhnya.
Saat Feng Tian menarik tangannya bintang bintang itu menyatu ke dalam tubuh Kera raksasa dan..
WUSH! BOM!
Saat itu juga kultivasi Feng Zhen langsung menembus ke tingkat 7 dari tahap pengumpulan Qi.
Kemudian berikutnya giliran Fang Xiao Lan. Seorang gadis cantik yang paling mempesona di keluarga cabang. Dia maju ke depan dengan tatapan tenang tapi penuh tekad dimatanya.
Dengan anggun dia mengulurkan tangannya dan menyentuh prasasti kuno.
WUSH!
Prasasti Kuno pun bergetar dan mengeluarkan cahaya putih yang sangat terang.
WUSH! KIAK!
Seekor burung Phoenix berwarna biru dengan elemen es yang sangat kuat merembes keluar dari dalam tubuhnya. Tidak lama kemudian 9 bintang muncul di sekitar burung Phoenix Es itu.
Sama seperti sebelumnya. 9 bintang mulai masuk ke dalam tubuh jiwa beladiri Phoenix Es miliknya dan..
WUSH! BOM!
Tingkat kultivasi Feng Xiao Lan langsung melonjak ke tingkat 9 pengumpulan Qi.
Seketika suasana langsung menjadi hening sejenak.
Tidak lama kemudian terdengar suara teriakan yang membahana penuh dengan pujian dari kerumunan.
"Sungguh luar biasa! Nona Feng Xiao Lan sungguh menerobos ke tingkat 9 pengumpulan Qi setelah jiwa bela dirinya bangkit. Dia benar-benar jenius langka yang lahir dalam 1000 tahun sekali." Ucapnya dengan tatapan memuja.
"Ya kamu benar, dia adalah jenius 1000 tahun sekali." Jawab yang lain menimpali.
Semua orang di kerumunan juga mengangguk menyetujui.
Sementara itu di sebuah bangunan khusus yang sengaja di bangun untuk para petinggi kediaman keluarga cabang. Feng Ma sangat bangga kepada putrinya. Bakatnya benar benar luar biasa.
Bahkan saat ini baik semua petinggi keluarga juga menangguk dengan puas dan penuh penghargaan. Feng Ma tahu masa depan Feng Xiao Lan akan cerah kedepannya.
Ini berkaitan dengan sumber daya yang akan putrinya dapatkan dari klan. Yaitu 100 batu roh kelas rendah perbulan. Itu sudah sangat bagus.
Kembali ke cerita.
Detik berikutnya Feng Chen. Sama seperti para saudaranya. Saat dia menyentuh batu prasasti kuno seekor Elang Api muncul di atas kepalnya. Elemen api yang membakar menyebarkan hawa panas di area sekitar dan tidak berselang lama muncul 7 bintang di sekitar Elang api itu.
bintang mulai masuk ke dalam tubuh jiwa beladiri Elang Api miliknya dan..
WUSH! BOM!
Saat itu juga tingkat kultivasi Feng Chen langung menerobos ke tingkat pengumpulan Qi level 7.
Dan yang terakhir kali ini adalah Feng Yan.
Satu minggu kemudian.
Feng Yan duduk bersila di dalam ruangan meditasi, bayangan temaram yang ditangkap cahaya bulan menciptakan suasana yang tenang. Namun, di dalam hatinya, sebuah kegelisahan terus membara. Saat ia teringat momen upacara kedewasaan tujuh hari yang lalu, rasa pahit dan malu kembali menyerang.
Dia ingat saat semua orang berkumpul dengan antusias, menunggu momen bersejarah saat jiwa bela diri mereka dibangkitkan. Ketika Feng Yan mengeluarkan Manik Hijau yang melayang di atas kepalanya, suasana hening sejenak. Namun, bisikan dan tawa mulai merambat di antara kerumunan.
“Manik Hijau? Itu tidak ada artinya!” Ejek salah satu saudaranya, suaranya penuh nada meremehkan. Yang lain pun segera bergabung, mengejek dan menilai betapa tidak bergunanya jiwa bela diri yang dia bangkitkan. Apalagi manik hijau itu tidak mengeluarkan 1 bintang pun. Ejekan demi ejekan menjadi semakin riuh.
Feng Yan merasa terpuruk di antara sorakan dan tawa mereka. Semua harapannya untuk menjadi kultivator hebat tampak hancur dalam sekejap.
Jiwa Bela Diri yang seharusnya menjadi kebanggaan justru dianggap rendah dan tidak berguna. “Kenapa ini harus terjadi padaku?” Desahnya dalam hati, perasaan malu menyergapnya.
Kembali ke dalam ruangan meditasi, rasa frustrasi kembali menggelayuti. Dia berusaha berkultivasi, menarik energi Qi dari alam sekitar, tetapi setiap kali dia mencoba, semua yang dia rasakan adalah ketidakberdayaan. Manik Hijau itu, yang melayang di atas kepalanya, seolah menyerap semua energi yang seharusnya mengalir ke dalam dantiannya.
“Seharusnya aku bisa lebih dari ini!” Keluhnya, menatap Manik Hijau dengan penuh harapan dan sekaligus kebingungan. Setiap malam, Feng Yan duduk dalam keheningan, berusaha keras untuk berkultivasi, tetapi hasilnya selalu sama yaitu kegagalan.
Di tengah keputusasaannya, Manik Hijau tiba-tiba bergetar dengan lembut, mengeluarkan getaran halus yang menyentuh jiwa Feng Yan. Dia merasakan kehadiran yang lembut dan menenangkan. “Kau tidak sendirian,” bisikan itu seolah menyatu dengan aliran pikirannya.
Seakan merasakan panggilan itu, Feng Yan memejamkan matanya, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Dia mulai membayangkan energi Qi mengalir dalam lingkaran, mengelilingi Manik Hijau dan dirinya, berusaha menemukan cara untuk bersatu dengan jiwa bela diri itu. Dalam benaknya, dia merasakan energi mulai bergerak, meskipun perlahan.
Tiba-tiba, dalam keheningan malam, sebuah aliran hangat menjalar di dalam tubuhnya, seperti cahaya yang menyelimuti hatinya. Dia merasakan energi Qi mulai mengalir ke dalam dantiannya, menyatu dengan Manik Hijau, bukan lagi diserap tetapi dipadukan. Meskipun begitu tidak ada yang istimewa dia tidak menunjukkan tanda tanda terobosan sedikit pun.
Feng Yan membuka matanya, terkejut oleh sensasi yang baru. Kekuatan mengalir dalam dirinya, lebih kuat dari sebelumnya. Dengan semangat baru, dia bertekad untuk terus berlatih, menerima Manik Hijau sebagai bagian dari dirinya.
“Jika ini adalah tantanganku, maka aku tidak akan menyerah!” Serunya dengan tegas.
Dia menyadari bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dia telah menemukan cahaya di ujung terowongan gelap. Manik Hijau bukanlah simbol kelemahan, melainkan bagian dari perjalanan yang akan membawanya menuju keajaiban dan penemuan.
Setiap langkah yang diambil adalah langkah menuju takdir yang lebih besar, dan dia akan terus berjuang untuk membuktikan kemampuannya kepada dunia, tidak peduli seberapa kecil Manik Hijau yang dia miliki.
Dia akan menjadikan hinaan semua orang sebagai motivasinya untuk maju.
Dalam hati dia berkata
"Ini bukanlah akhir, tapi ini awal dari segalanya." Ucapnya dengan tatapan membara penuh tekad.
Waktu terus berjalan bulan demi bulan terlewati hingga tak terasa 2 tahun telah berlalu begitu saja.
Ada sebuah fakta aneh yang telah terjadi khususnya di kalangan keluarga Feng.
Di antara semua sepupunya, Feng Xiao Lan adalah satu-satunya yang paling dekat dengan Feng Yan. Mereka sering bermain bersama dan saling mendukung dalam setiap tantangan. Feng Xiao Lan, dengan hati yang baik dan pemahaman yang mendalam, selalu berusaha untuk menghibur Feng Yan saat dia merasa tertekan karena stagnasi dalam kultivasinya.
Dia percaya bahwa Feng Yan memiliki potensi yang besar dan bahwa suatu saat dia akan menemukan jalannya. Dukungan dan persahabatan Feng Xiao Lan memberikan sedikit harapan bagi Feng Yan di saat-saat sulitnya.
Namun, seiring waktu ketika sepupu-sepupu lainnya mulai menunjukkan bakat yang luar biasa dan bisa masih tidak ada perkembangan yang berarti, hubungan mereka mulai terpengaruh. Feng Xiao Lan merasa tertekan dengan ekspektasi dari keluarga, sementara Feng Yan merasa semakin terasing. Meskipun demikian, dia tetap berusaha menjaga hubungan mereka, meskipun tidak bisa menghindari perubahan yang terjadi di antara mereka.
Sejak upacara kedewasaan dua tahun lalu, Feng Yan merasakan tekanan yang semakin berat. Sementara sepupu-sepupunya Feng Tian, Feng Zhen, Feng Xiao Lan, dan Feng Chen semua menunjukkan bakat luar biasa, Feng Yan merasa tidak berharga.
Di tengah konflik ini, Feng Han sebagai kepala keluarga, berjuang dengan harapan dan tuntutan untuk menjaga reputasi keluarga Feng. Meskipun dia mencintai Feng Yan, tekanan untuk memiliki anak yang kuat dan berprestasi membuatnya merasa tidak berdaya. Dia juga menyimpan rahasia tentang asal usul ibu Feng Yan, Liu Ying, yang menambah beban emosional dalam hubungan mereka.
Feng Yan kecil semakin merasa kesepian dan terabaikan. Feng Yan bahkan sering mendengar ejekan dari para pelayan dan melihat tatapan merendahkan dari sepupunya. Setiap hari, dia merasakan kesepian yang semakin mendalam, seolah-olah semua harapan keluarga terletak pada pundak sepupunya. Dia merasa diabaikan dan tidak dibutuhkan, dan ketidakpuasannya terhadap keadaan semakin menggerogoti jiwanya.
Meskipun Feng Xiao Lan berusaha untuk mendukungnya, dia pun terjebak dalam ekspektasi keluarga, membuat kedekatan mereka semakin sulit dipertahankan. Dengan berat hati, Feng Xiao Lan melihat bagaimana sepupu-sepupunya yang lain semakin menjauh dari Feng Yan.
Dalam keadaan terpuruk, Feng Yan membuat keputusan berani untuk meninggalkan kediaman keluarga Feng. Dia percaya bahwa satu-satunya cara untuk membuktikan kemampuannya adalah dengan mencari kekuatan di luar sana. Sebelum pergi, dia menulis surat untuk ayahnya, menjelaskan alasan kepergiannya dan meminta Feng Han untuk tidak khawatir serta menjaga kesehatan.
Feng Yan berangkat menuju Hutan Senyap, sebuah tempat yang sangat ditakuti di Kerajaan Naga Emas. Hutan ini terkenal dengan makhluk-makhluk berbahaya dan banyak petualang yang hilang di dalamnya. Namun, dia yakin bahwa di sana, dia akan menemukan cara untuk menjadi lebih kuat dan mungkin menemukan potensi terpendam dalam dirinya.
-------------
Catatan:
Feng Han, patriark keluarga cabang Klan Feng:
Berada di yaitu tahap Kekosongan level 9. Feng Han memiliki empat saudara:
1. Feng Kun - tahap Kekosongan level 6, ayah dari Fang Zhen.
2. Feng Heng - tahap Kekosongan level 7, ayah dari Fang Tian.
3. Feng Ma - tahap Kekosongan level 5, ayah dari Fang Xiao Lan.
4. Feng Guo - tahap Kekosongan level 4, ayah dari Fang Chen.